16/10/2020
merilis album teranyar mereka, GODSIGMA, hari ini, 16 Oktober 2020. Album ini adalah album penuh kelima mereka sepanjang karier selama dua dekade. Kini, album penuh GODSIGMA dirilis dalam setiap kanal digital dan format CD oleh DeMajors Records.
Dengan riff-riff gitar gegap gempita, melodi yang catchy namun digembosi lirik sarat sarkasme, dan aransemen yang lebih “organik” dari album-album sebelumnya, GODSIGMA menjadi arah baru yang manis untuk Sajama Cut.
“Kami banyak terinspirasi dari tur untuk album sebelumnya, Hobgoblin,” ucap vokalis mereka, Marcel Thee. Banyak berjumpa band indie rock di hajatan tersebut, mereka tergerak membuat album yang “stage-oriented, dan dikerjakan bareng dan live.”
“Sebelumnya, kami band yang berorientasi ke studio,” ucap Marcel. “Untuk pertama kalinya, kami bikin album yang menurut kami tepat energinya untuk panggung. Kami bertemu langsung sebagai band dan mengkomposisi album ini bersama-sama. Ini album yang kolaboratif.”
Hasilnya adalah album Sajama Cut yang paling kohesif, cepat dicerna, dan menonjok di awal sejak The Osaka Journals (2005). Detail-detail kecil seperti vokal latar di “Lukisan Plaza Selamanya, Leslie Cheung, Melukisku Melukisnya”, perpaduan synth dan gitar di “Kesadaran / Pemberian Dana / Gempa Bumi / Panasea”, atau lirik kurang ajar “berdisko ria / di vihara” pada “Menggenggam Dunia” menjadi momen wajib jajal di album ini.
-