Pangkep Emas

Pangkep Emas Media Pemersatu Bangsa dan negara NKRI

Paradoks Pangkep: Di Balik APBD 1,4 Triliun, Masih Tertinggal dalam KesejahteraanKabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, ma...
10/06/2025

Paradoks Pangkep: Di Balik APBD 1,4 Triliun, Masih Tertinggal dalam Kesejahteraan

Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, masih menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Meskipun memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar 1,4 triliun rupiah dan kaya akan sumber daya alam, Pangkep masih masuk dalam kategori termiskin menurut Badan Pusat Statistik (BPS).

Selain itu, berdasarkan indeks daya saing daerah 2025, Pangkep juga menduduki peringkat ke 10 dalam kategori daerah maju di Sulawesi Selatan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas pengelolaan anggaran dan sumber daya yang ada.

Dinahkodai, pemimpin muda dan cerdas yang telah menjabat selama dua periode dan meraih penghargaan WTP dan Adipura beberapa kali, diharapkan dapat menjawab tantangan ini dan membawa Pangkep menuju kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik.

Sejarah kerajaan SiangSelama masa pengaruh Luwu di semenanjung timur Sulawesi Selatan, kemungkinan dari abad ke-10 hingg...
09/06/2025

Sejarah kerajaan Siang

Selama masa pengaruh Luwu di semenanjung timur Sulawesi Selatan, kemungkinan dari abad ke-10 hingga abad ke-16, terdapat kerajaan besar lain di semenanjung barat, dikenal dengan nama Siang, yang pertama kali muncul pada sumber Erofah dalam peta Portugis bertarikh 1540. Menurut catatan Portugis dari abad ke-16, Tallo atau kerajaan Tallo pernah ditaklukkan oleh kerajaan Gowa dan Gowa sendiri mengakui kerajaan Siang sebagai kerajaan yang “lebih besar” dan lebih kuat dari mereka. (Andaya, 2004).

Sumber Portugis menyebutkan Siang pernah diperintah seorang raja bernama Raja Kodingareng (Gadinaro, menurut dialek Portugis), sezaman dengan Don Alfonso, Raja Portugal I dan Paus Pascal II.

Pada tahun 1540 atau jauh sebelumnya, pelabuhan Siang sudah banyak dikunjungi pedagang dari berbagai penjuru kep**auan Nusantara, bahkan dari Eropa. Pengamat Portugis, Manuel Pinto, memperkirakan pada tahun 1545 Siang berpenduduk sekitar 40.000 jiwa. Penguasanya sangat yakin terhadap sumber – sumber daya dan kekayaan alam yang dimiliki oleh negaranya sehingga menawarkan untuk menyuplai seluruh kebutuhan pangan Kerajaan Malaka (Pelras 1973: 53).

Menurut catatan Portugis dari abad ke-16, Gowa dan Tallo pernah jadi vasal Siang. Tradisi lisan setempat mempertahankan pandangan ini. Penemuan Arkeologi berharga di bekas wilayah Siang kelihatannya lebih memperkuat asumsi bahwa kerajaan ini adalah bisa jadi adalah kerajaan besar di pantai barat Sulawesi Selatan sebelum bangkitnya Gowa dan Tallo.

Pada 1542, Antonio de Paiva, menyinggahi pusat wilayah kerajaan Siang dan tinggal di Siang untuk beberapa waktu, sebelum melanjutkan perjalanan ke arah utara menuju Sulawesi Tengah untuk mencari Kayu Cendana (sandal wood).
Ketika kembali tahun 1544, de Paiva singgah di tiga tempat, yaitu: Suppa, Siang dan Gowa. Catatan de Paiva menyebutkan bahwa Gowa adalah sebuah kota yang besar “yang dulunya merupakan kerajaan bawahan Siang, namun tidak lagi begitu”. Laporan de Paiva ini menunjukkan kemungkinan Siang berada pada puncak kejayaan dan kemasyhuran sekitar abad 14 – akhir abad 16.

Dari penelitian awalnya terhadap sumber dari Eropa dan sumber lokal, menyatakan Siang, sebagai pusat perdagangan penting dan mungkin juga secara politik antara abad ke-14 – ke-16. Pengaruhnya menyebar hingga seluruh pantai barat dan daerah yang dulunya dikenal kerajaan Limae Ajattapareng hingga ke selatan perbatasan kerajaan Makassar, yakni Gowa-Tallo. Pada pertengahan abad ke-16, kerajaan Siang menurun pengaruhnya oleh naiknya kekuatan politik baru di pantai barat dengan pelabuhannya yang lebih strategis, Pelabuhan SombaOpu. Kerajaan itu tak lain Kerajaan Gowa, yang mulai gencar melancarkan ekspansi pada masa pemerintahan Raja Gowa IX, Karaeng Tumapakrisika Kallonna. Persekutuan kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya membawa petaka bagi Siang, sampai akhirnya mati dan terlupakan, di penghujung abad ke-16.
– Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Siang

Bandung - Kamis, 20 Februari 2025, menjadi momen bersejarah bagi Jawa Barat. Di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Prabow...
09/06/2025

Bandung - Kamis, 20 Februari 2025, menjadi momen bersejarah bagi Jawa Barat. Di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.

Tak perlu menunggu lama, beberapa jam setelah pelantikan, Dedi langsung membuat keputusan kontroversial dengan mencopot Kepala Sekolah SMAN 6 Depok gegara melanggar imbauan larangan study tour sekolah.

Bongkar Hibisc Fantasy di Puncak
Gebrakan lain gubernur yang akrab disapa KDM di awal masa jabatannya adalah membongkar objek wisata Hibisc Fantasy Puncak, milik anak usaha BUMD Jaswita Jaya Lestari yang dianggap jadi biang kerok bencana banjir karena merusak ekosistem lingkungan.

Dedi juga membongkar ratusan bangunan liar di sepanjang Kali Baru, Tambun Selatan, Bekasi. Pembongkaran dilakukan karena bangunan yang menutup kali selama puluhan tahun.

"Pertama di hulu, daerah resapan airnya terdiri dari kawasan gunung, hutan, dan area perkebunan itu berubah fungsi menjadi kawasan pemukiman elite, menjadi kawasan pariwisata yang itu menggerus area resapan air dengan jumlah yang cukup tinggi," kata Dedi, Rabu (13/3/2025).

Pekerja mengoperasikan alat berat saat pembongkaran bangunan terakhir di Hibisc Fantasy, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/3/2025). Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, pihaknya sudah memberikan sanksi kepada pemilik Hibisc Fantasy karena melanggar aturan dan diduga berkontribusi terhadap masalah lingkungan di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. PT Jaswita selaku pemilik diminta untuk melakukan pemulihan lingkungan, melakukan penanaman kembali, usai selesai melakukan pembongkaran.

"Termasuk dulu banyak sekali rumah-rumah, perumahan-perumahan berizin, itu mengambil daerah aliran sungai sebagai bibir dari area perumahan itu," ungkapnya.

Sektor pertambangan di Jabar juga tak luput dari ketegasan Dedi Mulyadi. Dedi menegaskan tidak ada lagi investasi di Jabar yang mengeksploitasi lingkungan seperti pertambangan. Bahkan dia meminta izin tambang yang sudah ada tidak lagi diperpanjang.

"Dan tidak akan ada lagi perpanjangan izin pertambangan yang berdampak terhadap kerusakan lingkungan," tegas KDM, Jumat (16/5/2025).

Jam Malam Bagi Pelajar, Pendidikan Karakter di Barak Militer
Gebrakan Dedi di bidang pendidikan juga menyedot perhatian publik. Ia menerapkan sejumlah kebijakan cepat seperti jam malam bagi pelajar, larangan study tour, pelarangan wisuda berbiaya mahal, hingga program semi-militer melalui program Pendidikan Panca Waluya.

Program ini mengirim 273 siswa bermasalah ke barak militer di Lembang dan Purwakarta. Pro dan kontra pun tak terhindarkan. Namun begitu, Dedi tetap yakin dengan kebijakannya mengirim siswa bermasalah ke barak militer.

"Kalau yang saya lakukan dasarnya hati, maka diterimanya oleh rasa dan melahirkan cinta. Jadi membangun hubungan negara dengan rakyat, pemimpin dengan rakyat, itu urusan rasa, bukan urusan administrasi kenegaraan," ucap Dedi, Selasa (20/5/2025).

"Jadi ini salah satu bukti bahwa banyak orang meragukan apa yang dilakukan oleh Pemprov Jabar, tetapi akhirnya waktu yang menjawab," sambungnya.

Survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis 28 Mei 2025 menunjukkan hasil mencolok. Tingkat kepuasan publik terhadap Dedi Mulyadi mencapai 94,7 persen, tertinggi diantara gubernur lain di Pulau Jawa.

Namun, saat responden diminta menilai kebijakan-kebijakan teknis, seperti pengentasan kemiskinan, permodalan, koperasi, hingga ketenagakerjaan, hasilnya masih di bawah 50 persen.

"Jawa Barat menarik, persepsi terhadap Gubernur Dedi Mulyadi sangat positif, tetapi kinerja Pemprov-nya tidak seluruhnya diapresiasi," ujar Burhanuddin Muhtadi, Pendiri dan Peneliti Utama Indikator.

Burhanuddin menyebut Dedi sebagai sosok yang intuitif dan yakin terhadap keputusannya. Namun ia mengingatkan, proses deliberatif, mendengar suara rakyat sebelum bertindak masih lemah.

Contoh kebijakan yang tidak populis adalah wacana bansos dengan syarat program KB bagi pria. Respons masyarakat kelas bawah cenderung negatif, namun Dedi tetap percaya itu demi kebaikan bersama.

"Kalau melihat dari kejauhan, KDM kaya punya semacam intuisi bahwa apa yang dia lakukan itu yang benar. Jadi dia punya keyakinan dia yang paling tahu apa yang baik buat warganya. Kan proses delibratifnya agak kurang, dia mikirnya ini baik buat warga," jelasnya, Kamis (29/5/2025).

"Dia punya judgement terlepas apakah itu kontroversial atau tidak tapi dia punya judgement itu. Dan dieksekusi dengan segala plus minusnya, minusnya delibratif kurang, plusnya dia punya keyakinan yang cukup tinggi dan punya kemampuan untuk mempertahankan kebijakan," lanjutnya.

Namun tingginya tingkat kepuasan ini tak hanya datang dari kinerja teknis semata, tapi juga faktor emosional. "Persepsi itu tidak semata-mata dibentuk keberhasilan teknokratik, tapi juga karena pemimpin dianggap benar-benar bekerja untuk rakyat," ungkap Burhanuddin.

Kata Pakar
Pakar politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Pius Sugeng Prasetyo menilai, belum banyak kebijakan KDM yang sifatnya untuk jangka panjang. Menurutnya, Dedi lebih banyak membuat kebijakan yang inkremental.

"100 hari ini menjadi sebuah saat di mana orientasi membuat mapping. Kira-kira Jawa Barat ini membutuhkan katakanlah intervensi suatu kebijakan yang untuk jangka panjang," jelas, Minggu (1/6/2025).

Ia menyebut, masih banyak persoalan di Jabar yang perlu dituntaskan. Karenanya, dibutuhkan kebijakan yang sifatnya jangka panjang agar tindakan dari pemerintah tidak harus berulang kali dilakukan.

"Jawa Barat ini masih ada sebuah kesenjangan sosial yang sangat luar biasa. Maka kebijakan-kebijakan apa yang bisa digunakan untuk bahasanya adalah mengentaskan, mengurangi gap," katanya.

"Entah itu yang terkait dengan isu pendidikan, entah itu yang isu sosial ekonomi, kawasan-kawasan katakanlah pinggir Jawa Barat ini ya. Saya pikir itu yang saya sangat berharap ya. Karena problem utamanya ada di situ," sambungnya.

Sukarno / Soekarno / Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-1966. Sukarno juga m...
09/06/2025

Sukarno / Soekarno / Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-1966. Sukarno juga merupakan Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.

Selain sebagai tokoh proklamator dan Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno juga dikenal sebagai pencetus dasar Negara Pancasila, karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan Soekarno p**a yang menamainya Pancasila. Tidak hanya itu saja, dia juga adalah seorang orator yang handal dan politikus cerdas yang menguasai delapan bahasa. Tokoh bangsa yang dikenal dengan sapaan B**g Karno ini selalu bisa menggetarkan hati para pendengarnya saat berpidato, oleh karena perannya yang sangat dominan terutama saat awal kelahiran bangsa indonesia maka tak heran jika soekarno termasuk salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam kehidupan bangsa indonesia.

Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901. Ia meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun. Sebelum meninggal Soekarno telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat, namun Soekarno menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional

Address

Jakarta
Jakarta

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pangkep Emas posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share