27/10/2024
Serpihan keraguan
Pernah gak sih kalian mikir kok hidup gini-gini aja gitu ya. Rutinitas kita setiap hari ya gitu-gitu aja, bangun tidur, kerja, masak, bobo malam, setiap hari bergulir begitu saja. Dengan sisa-sisa tenaga dan materi yang tersisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah berharap bisa membangun sebuah rumah mungil untuk hari tua.
Wah,, pemikiran yang selama ini selalu aku pertanyakan. Sampai kapan mau begini terus?
Apakah kita punya kehendak atas nama aku?
Apakah aku memiliki kemampuan untuk merubah itu semua? Jenuh dengan segala titah, aturan dan berbagai model standar yang terus dicanangkan.
Mungkin beberapa dari kalian berpikir aku terlalu berlebihan. Namun aku tlah memikirkan semuanya cukup lama, bahkan cukup lama untuk membuatku terjaga dari malam ke malam selanjutnya.
Jika saja hati dan pikiran ini cukup berani mengambil resiko, tentu hasilnya akan berbeda. Nyatanya aku lebih memilih diam ditempat, menerima terpaan angin hujan ataupun badai serta terik matahari yang akan terus berulang seperti yang dipaparkan oleh BMKG.
Jika saja aku memiliki kemampuan untuk berjalan ke toko dan membeli payung, aku mungkin bisa mnghalau hujan, jika saja aku memiliki sedikit keberanian pergi ke toko dan membeli mantel tentu saja aku tidak akan kedinginan dari terpaan angin. Dan jika saja aku memiliki kemampuan aku akan pergi ke hotel dan berlindung dari terik matahari di dalamnya plus jika aku cukup beruntung bisa saja mendapatkan fasilitas air conditioner yang akan menyejukkan.
Nah, poinnya sebenarnya adalah berani atau tidak dalam melakukan perubahan dalam hidup karena beberapa orang terlalu takut untuk gambling atau mempertaruhkan hal-hal yang penting sehingga sulit mendapatkan keuntungan yang besar.
Ah... Sebetulnya tidak ada yang namanya keberuntungan yang ada hanyalah tidak pernah berhenti untuk mencoba dan kesuksesan tidak datang pada mereka yang hanya cukup sekali mencoba tetap kepada mereka yang tidak pernah menyerah.
Nyatanya terus berusaha tanpa adanya harapan yang dilangitkan adalah sebuah bukti kesombongan. Mahluk hidup mana yang dengan berani terus meminta tanpa menyadari kekufurannya sendiri. Malu? Mungkin untuk merasakan hadirnya secuil iman saja hati ini masih ragu.
Tenggelam dalam kebimbangan duniawi dan terlupa dengan adanya keabadian.
Aku pernah membaca sebuah kutipan, "jangan pernah mengharapkan sesuatu yang akan kau tinggalkan dan jangan pernah mengharapkan sesuatu yang akan menghilang". Kutipan sederhana yang sampai saat ini selalu menyadarkanku bahwa betapa malunya aku ketika meminta kepada Tuhan sebuah rumah dibumi ini yang pasti akan kutinggalkan. Sampai saat ini untuk meminta pengharapan itu masih belum lancar ku lafalkan dari lidahku yang masih juga kelu.
Writed by Saeki Rui