20/03/2024
Seri Kenangan Masa Kecil 31
Apa yang kalian ingat puasa tahun 80' an?, suasananya, panganannya yg berbagai aneka. Sebetulnya suasana itu sudah terasa dengan disambut bedil-bedil asap seminggu sebelum puasa, es balok yang dibaluti serbuk sekam, kue-kue resep nenek moyang, dan yang paling penting hanya di bulan puasa lah satu satunya sebuah keluarga bisa makan bersama berkumpul di hamparan lapik (tikar) mengelilingi makanan berbuka (takjil) ditengahnya.
Belum ada pasar beduk, jualan takjil hanya depan rumah yang dihampar di atas meja depan rumah, dan tentu saja panganan yang dijual benar-benar sehat tanpa banyak campuran kimia, seperti warna hijau memang dari sari pandan asli, kadang sering orang bajajo keliling sayur-sayur fresh dari renah, ikan yang baru dapat dari sungai, ayam kampung karena waktu itu belum ada ayam potong.
Apakah kalian waktu kecil tau itu selasih, baluluk, delima merah, cendol, sagu rendang, itu pasti ditemukan saat bulan puasa ditambah lagi poek belakang, gedang talam, kelepung, kumbang babi, dan lenggang hanya dibuat bulan ini. Hari biasa jarang nampak. Berbeda nanti kalo memasuki lebaran (hari rayo) kue nya lebih ke kue bolu, kue elikopter, kupuk mumbai, kincah, kue sagu dan dodol nama lainnya "kue talak tigo",
Lebaran kami di kampung seperti wajib menyediakan pulut kuning rendang sebagaimana kalo di kota lain wajib ada lontong opor. Jadi sebelum sholat id ke masjid paginya udah sarafan sedikit pulut kuning dicampur rendang daging kerbau. Jadi memang daging kerbau bukan daging lain. Dulu daging sapi tidak begitu laku. Lidah kami sudah terbiasa menikmati kerbau.
Paling tidak kami menikmati daging kerbau tiga kali setahun, pas lebaran id fitri, id adha dan hari pertama puasa. Kalo hari biasa jarang makan daging, kecuali ayah dapat dari hasil berburu dari hutan berupa kijang, rusa, napuh dan kancil. Dan daging yang paling enak daging kijang teksturnya lembut, warna merah kentara, aroma dagingnya khas.EMC