
04/08/2025
SAYA INI BURUH KASAR YANG ANGKAT SENJATA.
Gen. Goliad N. Tabuni Buruh kasar pasir kali Kemiri di tanah tabi 1978. Setelah tingalkan Buruh Freeport di Tembagapura tanah Amungsa untuk konsolidasi TPN OPM 1977.
Hari ini kamis di sini kali Kemiri hutan masih lebat udara dingin gunung Cyclop masih di tutupi awan, hari sudah siang. Sekop dan parang alat kerja kami di kali Kemiri. Tiap hari kami mengangkat pasir kedalam truk bangunan.
Buruh pasir itu orang pemuda dan orang tua Sentani, Genyem, Biak dan saya dari Puncak sering nebeng ikut angkut pasir di kali sudah satu tahun disini.
Pasir kali Kemiri memberikan pundi-pundi kecil untuk keluarga kami agar bisa beli barang pasar dalam keseharian kami biasanya.
Rezim Suharto masih terasa kencang dengan operasi militernya, sopir-sopir truk yang datang ke kali angkut pasir juga militer yang berbaju sipil.
Sering kami dapat perlakuan kasar dari sopir
- sopir yang keras wataknya. Saat itu saya mulai tidak menerima perlakuan kasar terhadap sesama buruh kami yang lain di kali, saya terus bersabar.
Kali ini, saya tidak sabar melihat saudara saya seorang pemuda asal Sentani di tampar di hajar babak belur si sopir truk berbaju sipil yang datang dengan keneknya itu.
Saya perlahan mendekat dengan mengengam sekop, emosi ku sudah tidak tertahan lagi, saya ayunkan sekop dengan emosi tepat ke kepala belakang sopir truk seketika itu langsung sopir truk itu jatuh. Saya timpa pukulan yang ke dua kalinya tepat di kepala juga lapis telingahnya putus dan ketiga kalinya testa si sopir terbela.
Tiga kali pukulan nyawa sopir melayang di kali Kemiri, kendektur ketakutan, saya panggil kondektur suruh dia bawa pulang truk, semua pekerja ketakutan bergegas bubarkan diri dan tidak pernah kembali lagi.
Saya pergi ke rumah temui adik saya yang sekolah SMA pertanian di Sentani. hari itu juga saya harus menghilang agar yang lain tidak diancam militer.
Waktu itu Ada kapal penumpang yang siap berlayar sore itu dan saya langsung berangkat ke pelabuhan dan tiba di Nabire.
Kami tiba di markas TPN Batalion Kasuari Pos Mamai Nabire bersama pasukan Kompi Koteka komandan kompi Tn. Mosses Alom alm. Hampir satu tahun disitu dan terus bergerak ke Mapia, Wagete, Enarotali, Komopa, Hitadipa, Ugimba, tembaga pura, turun kembali ke kali kopi markas awal saya terlibat.
Setelah saya kembali ke kali kopi bersama komandan saya Gen. Keli Kuwalik, Gen. Titus Murib, Gen. Silas Kogoya. Gen. Daniel kogoya saya jadi pelaksana Gerilya sampai sekarang.
Kalau kamu bicara bahasa Mee, Moni, Damal, Amung, Nduga, Nayak, Lem, Wano, Turu. saya bisa jawab dengan bahasa mu, hanya bahasa Sentani saya lupah karena sudah terlalu lama tidak berbicara.
Ditulis oleh ZT