The Reels Of The TPNPB

The Reels Of The TPNPB Video Reel TPNPB 36 Kodap se Tanah Air Papua Barat

12/04/2025
Oleh: Kristian GriaponNamanya konflik domestik, dan TPNPB tidak tunduk dibawah hukum nasional Indonesia, yang mau disala...
11/04/2025

Oleh: Kristian Griapon

Namanya konflik domestik, dan TPNPB tidak tunduk dibawah hukum nasional Indonesia, yang mau disalahkan siapa? Lagi p**a Indonesia bukan negara pihak Statuta Roma; sehingga tidak mempunyai kekuatan hukum internasional untuk membawa Sebby Sambom, dkk ke ICC.

Lebih baik duduk di meja perundingan, mengakiri kekerasan berdarah di tanah pribumi Papua..

CERPEN "Dari Penolakan Menjadi Kebangkitan"Mika berdiri di depan gedung perkantoran di Jakarta, menggenggam map berisi i...
11/04/2025

CERPEN

"Dari Penolakan Menjadi Kebangkitan"

Mika berdiri di depan gedung perkantoran di Jakarta, menggenggam map berisi ijazah dan sertifikatnya. Ia baru saja keluar dari wawancara kerja yang kesekian kalinya. Wajahnya penuh harap, tapi dalam hatinya ia tahu, jawabannya pasti sama seperti yang sebelumnya.

“Kami menghargai kemampuan Anda, tapi maaf, kami sudah menemukan kandidat lain.”

Sudah lebih dari lima perusahaan yang ia lamar, dan semua menolak. Bukan karena kurangnya keterampilan—Mika lulus dengan predikat terbaik dari universitas ternama—tetapi karena warna kulitnya yang hitam dan rambutnya yang keriting.

Di salah satu wawancara, seorang manajer HR bahkan berbisik pelan, “Kami butuh seseorang yang berpenampilan lebih... profesional.” Kata-kata itu menusuk hati Mika. Apakah kulit dan rambutnya bukan bagian dari profesionalisme?

Hari-hari berlalu dengan penolakan demi penolakan. Mika mulai merasa Jakarta bukan tempatnya. Bukan karena ia tidak mampu bersaing, tetapi karena kota ini masih memandang seseorang dari warna kulit, bukan dari isi kepalanya.

Akhirnya, dengan berat hati, ia p**ang ke Papua.

Bangkit dari Nol

Di Jayapura, Mika tidak mau menyerah. Jika Jakarta tidak menerima dirinya, maka ia akan menciptakan jalannya sendiri. Dengan sisa tabungan yang ia miliki, ia mulai merintis usaha kecil di bidang kuliner—usaha katering khas Papua.

Ia memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan masakannya, mengenalkan cita rasa khas Papua kepada masyarakat luas. Lambat laun, usahanya berkembang. Banyak orang tertarik mencicipi hidangan buatannya, dari papeda, ikan kuah kuning, hingga sagu bakar.

Tidak hanya itu, Mika juga membuka kesempatan kerja bagi pemuda-pemudi Papua yang mengalami kesulitan serupa sepertinya. Ia ingin menciptakan lingkungan di mana keterampilan dan kerja keras lebih dihargai daripada sekadar penampilan.

Dalam waktu tiga tahun, usaha Mika berkembang pesat. Dari satu dapur kecil, kini ia memiliki beberapa cabang restoran di Jayapura dan sekitarnya. Ia juga mulai menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk membawa kuliner Papua ke luar daerah.

Kembali ke Jakarta, Tapi Berbeda

Suatu hari, Mika diundang ke Jakarta untuk menjadi pembicara di sebuah seminar kewirausahaan. Kali ini, ia bukan lagi seorang pencari kerja yang ditolak. Ia datang sebagai seorang pengusaha sukses dari Papua.

Saat ia melangkah masuk ke ruangan seminar, beberapa wajah yang dulu memandangnya sebelah mata kini menatapnya dengan kagum. Tapi Mika tidak menyimpan dendam. Ia hanya tersenyum, karena ia tahu, ia telah membuktikan sesuatu—bahwa dirinya lebih besar dari semua penolakan yang pernah ia terima.

Mika menatap para peserta seminar dan berkata, “Dulu saya pernah ditolak di kota ini, bukan karena saya tidak mampu, tetapi karena kulit saya. Tapi saya memilih untuk tidak menyerah. Saya kembali ke tanah saya, membangun usaha saya sendiri, dan kini saya kembali ke sini bukan sebagai pencari kerja, tapi sebagai pencipta lapangan kerja.”

Ruangan itu hening. Lalu tepuk tangan menggema. Mika telah membuktikan bahwa kesuksesan tidak ditentukan oleh warna kulit, tetapi oleh ketekunan, keyakinan, dan kerja keras.

Papua telah membesarkannya. Dan kini, ia kembali untuk membesarkan Papua.

By : M. Y








Saya baru saja menghubungi 200 pengikut! Terima kasih atas dukungan berkelanjutan. Saya tidak mungkin berhasil tanpa And...
09/02/2025

Saya baru saja menghubungi 200 pengikut! Terima kasih atas dukungan berkelanjutan. Saya tidak mungkin berhasil tanpa Anda semua. 🙏🤗🎉

28/01/2025

This video is a rejection of Juha Christensen in the Jakarta Papua Dialogue Discourse Version of the Indonesian🇮🇩 Government, and TPNPB rejects Juha Christensen because we have identified that he is an Indonesian
Military agent who works entirely in the interests of Indonesia🇮🇩

In Indonesian🇮🇩

video ini merupakan penolakan Juha Christensen Dalam Wacana Dialog Jakarta Papua Versi Indonesian🇮🇩 Government, Dan TPNPB tolak Juha Christensen karena kami sudah identifikasi bahwa dia adalah agen Militer Indonesia yang kerja sepenuhnya kepentingan Indonesia🇮🇩

Address

Jayapura

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when The Reels Of The TPNPB posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to The Reels Of The TPNPB:

Share