Pena darah

Pena darah jadilah lentera bagi orang lain ��

Terima kasih kepada pengikut terbaru saya! Senang Anda bergabung! Sane, Mon, Bunaii Nakk Makaii, Naomy Fay, Agus Kaa Nan...
29/10/2025

Terima kasih kepada pengikut terbaru saya! Senang Anda bergabung! Sane, Mon, Bunaii Nakk Makaii, Naomy Fay, Agus Kaa Nani, Inda Siriwo Sagamo Seh, Wilson Yagowiyai Kayme, Ino-Mellss P, Dpn Kiwonakc, Kenoruk Alem, James Asso, Mancan Arabo, Kina Deal Mere Kina, Ikuti Noe, Weaga Insily, Putri Melanesia Putri Melanesia, Peranakan Akil, Marsel Hisage, Ipou Kaibou, Seniat Gwijangge, Fellyx Dmgl, AW Piron

𝘚𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘩𝘢𝘳 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢𝘸𝘢𝘈𝘭𝘶𝘳 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘶𝘨𝘢𝘒𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘸𝘢𝘋𝘢𝘯 𝘩...
26/10/2025

𝘚𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘩𝘢𝘳 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢𝘸𝘢

𝘈𝘭𝘶𝘳 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘶𝘨𝘢
𝘒𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘸𝘢
𝘋𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘳𝘦𝘮𝘣𝘢𝘣 𝘥𝘪 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘭𝘶𝘬𝘢
𝘉𝘦𝘳𝘥𝘦𝘳𝘢𝘪 𝘢𝘪𝘳𝘮𝘢𝘵𝘢

𝘒𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘥𝘢 𝘳𝘢𝘴𝘢𝘪 𝘭𝘦𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘫𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘶𝘳𝘨𝘢
𝘓𝘦𝘮𝘣𝘶𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘢𝘪 𝘦𝘶𝘧𝘰𝘳𝘪𝘢 𝘫𝘪𝘸𝘢
𝘒𝘪𝘯𝘪 𝘯𝘦𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘵𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘳𝘢𝘴𝘢
𝘔𝘦𝘯𝘢𝘴𝘣𝘪𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘪𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘥𝘢

𝘏𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘮𝘶𝘴𝘪𝘮 𝘱𝘢𝘳𝘢 𝘱𝘶𝘫𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢
𝘛𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘦𝘴𝘦𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢
𝘒𝘢𝘯𝘷𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘬𝘢
𝘗𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘩𝘶𝘯𝘪 𝘭𝘰𝘳𝘰𝘯𝘨 𝘧𝘢𝘯𝘢

𝘉𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘩𝘢𝘳
𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪 𝘣𝘢𝘺𝘢𝘳
𝘈𝘵𝘢𝘴 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘬𝘦𝘱𝘶𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳
𝘗𝘢𝘥𝘢 𝘭𝘦𝘮𝘣𝘢𝘳 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘴𝘢𝘳

𝘋𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘴𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘨𝘢𝘱-𝘥𝘦𝘨𝘶𝘱 𝘬𝘢𝘳𝘮𝘢
𝘚𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘨𝘪𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘸𝘢
𝘈𝘵𝘢𝘴 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘭𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘵𝘢
𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘤𝘢𝘵𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘯𝘢 𝘧𝘢𝘯𝘢

𝘋𝘦𝘸𝘢 𝘈𝘬𝘴𝘢𝘳𝘢 🍁

𝘊𝘢𝘵𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘢 𝘧𝘢𝘯𝘴, 𝘰𝘬𝘵𝘰𝘣𝘦𝘳25

26/10/2025

jangan ajarkan anak untuk jadi pintar, tapi ajarkan anak untuk jadi "manusia" 🔥

Di pelukan sunyi, segala rahasia telah kupendam dan kebenaran dapat kutemukan dalam keheningan.Di sanalah aku mengerti, ...
26/10/2025

Di pelukan sunyi, segala rahasia telah kupendam dan kebenaran dapat kutemukan dalam keheningan.

Di sanalah aku mengerti, bahwa tidak semua kehilangan berarti akhir, kadang ia hanyalah jalan pulang menuju diri yang lebih tenang.

Dalam diam, aku belajar berdamai, bukan dengan dunia, tapi dengan hati yang pernah hancur. Sebab di balik setiap luka yang kutemui, selalu ada kasih-Nya yang mengajarkan cara mencintai tanpa harus memiliki.

** Pelukan Sunyi **

- - - Sisa Rasa


26/10/2025

Tindakan represif kepolisian terhadap massa aksi merupakan pelanggaran kode etik Polri sekaligus kejahatan terhadap demokrasi. Aksi AMPPTAP dilakukan berdasarkan amanat undang-undang dan merupakan bentuk protes atas perampasan tanah adat serta operasi militerisme massif di Tanah Papua, khususnya di wilayah Merauke, Boven Digoel, Sarmi, Keerom, Sorong, dan Jayawijaya. Selain isu investasi, kejahatan militer juga terjadi di wilayah Nduga, Puncak Jaya, Intan Jaya, Pegunungan Bintang, Maybrat, Yahukimo, dan Kepulauan Yapen. - Selengkapnya baca di https://aneta-papua.org/2025/10/26/pembubaran-massa-aksi-menggunakan-senjata-api-oleh-kepolisian-republik-indonesia-sebuah-pelanggaran-ham-di-tanah-papua/

26/10/2025

kombinasi ekonomi yang paling brutal adalah agama 😴

~franz

26/10/2025

26/10/2025

Orang sering keliru menilai luasnya wawasan dengan banyaknya informasi yang dikonsumsi. Kita hidup di zaman di mana orang yang membaca paling banyak artikel, menonton paling banyak video, atau tahu paling banyak topik dianggap paling cerdas. Padahal, sebagian besar dari itu hanya menghasilkan kebisingan mental. Pengetahuan yang tidak disaring malah membuat kita kehilangan arah berpikir. Dalam riset dari University of London, disebutkan bahwa orang dengan tingkat konsumsi informasi tinggi tanpa fokus kognitif justru lebih mudah lelah secara mental dan lebih rentan mengambil keputusan yang salah.

Di dunia kerja, banyak yang terlihat “serba tahu”, tapi ketika diajak berdiskusi soal esensi, mereka justru kebingungan. Mereka tahu banyak, tapi tak paham apa yang penting. Padahal, kunci dari wawasan luas bukan pada keluasan bahan bacaan, tapi pada ketepatan membedakan mana yang bernilai dan mana yang hanya bising.

Berikut tujuh cara berpikir yang menuntunmu untuk menjadi benar-benar berwawasan luas—bukan sekadar pengumpul informasi.

1. Pilih kedalaman daripada keluasan

Orang yang benar-benar berwawasan luas tidak mengoleksi topik, tetapi menelusuri makna. Mereka membaca satu hal dengan begitu dalam hingga mampu menjelaskan kaitannya dengan kehidupan nyata. Misalnya, membaca satu buku filsafat bukan untuk tahu kutipannya, tapi untuk memahami bagaimana gagasannya bisa diterapkan dalam kerja, relasi, atau pengambilan keputusan.

Di tengah budaya “scroll” cepat, kedalaman adalah bentuk perlawanan intelektual. Mereka yang mampu bertahan membaca dan merenung lebih lama, justru memiliki sudut pandang yang lebih tajam. Itu sebabnya di Logika Filsuf, kami banyak membahas cara berpikir yang melatih kedalaman ini—bukan sekadar menyajikan banyak hal, tapi mengajakmu menemukan yang paling esensial.

2. Gunakan logika, bukan emosi, dalam menilai informasi

Banyak orang merasa pintar hanya karena informasi yang mereka konsumsi sesuai dengan keyakinannya. Padahal, wawasan luas justru diuji ketika kita mampu membaca hal yang berbeda tanpa marah. Seorang yang benar-benar berwawasan luas tahu bahwa logika adalah pagar agar pikiran tak hanyut dalam bias.

Misalnya, ketika membaca berita politik, orang yang berpikir logis akan bertanya: “Apa motif di balik ini? Apa data yang mendukung?” Bukan sekadar membagikan karena setuju. Dari situ lahir kecerdasan yang tenang dan analitis, bukan kecerdasan yang reaktif.

3. Pelajari sedikit hal yang membentuk fondasi berpikir

Daripada tahu sepuluh topik secara dangkal, lebih baik memahami lima prinsip dasar: logika, etika, psikologi, bahasa, dan sejarah. Itulah yang membuat wawasanmu menyatu, bukan tercerai-berai. Orang yang paham sejarah akan lebih bijak menilai politik. Orang yang paham logika akan lebih rasional menilai perbedaan.

Seperti kata Whitehead, “Sebuah pendidikan yang baik bukanlah tentang apa yang kamu tahu, tapi tentang bagaimana kamu tahu.” Dengan fondasi ini, kamu tak akan mudah dipermainkan oleh narasi dangkal atau opini publik yang menggoda.

4. Belajar menghubungkan hal-hal yang tampak tak berhubungan

Ciri orang berwawasan luas adalah kemampuan mengaitkan satu gagasan dengan gagasan lain. Ia bisa menjelaskan hubungan antara filsafat dan ekonomi, antara sains dan seni, antara psikologi dan etika. Inilah yang membedakan mereka dari penghafal teori.

Contohnya, seorang pemimpin yang memahami psikologi manusia akan lebih bijak dalam membuat kebijakan ekonomi. Ia tahu bahwa angka bukan segalanya, tapi ada dimensi emosional yang menentukan perilaku masyarakat. Keterkaitan semacam ini hanya bisa muncul dari pola pikir reflektif dan lintas disiplin.

5. Jangan menyamakan informasi dengan pemahaman

Mendengar atau membaca sesuatu tidak otomatis membuat kita paham. Pemahaman terjadi ketika informasi itu dicerna, dipertanyakan, dan diuji. Misalnya, setelah membaca tentang “mindfulness”, seseorang yang benar-benar paham tidak hanya bisa menjelaskan definisinya, tapi mempraktikkannya saat menghadapi stres.

Kita sering lupa bahwa membaca tanpa merenung hanya menghasilkan ilusi kecerdasan. Seperti orang yang memotret makanan tapi tak pernah mencicipinya. Pengetahuan harus dihidupi, bukan hanya dikoleksi.

6. Belajar membedakan antara yang populer dan yang penting

Zaman sekarang banyak topik yang viral tapi tak bernilai. Orang yang berwawasan luas tahu bagaimana menahan diri untuk tidak ikut-ikutan tren informasi. Ia bertanya: “Apakah ini menambah pemahaman saya, atau hanya memuaskan rasa penasaran kosong?”

Misalnya, tren “self improvement” di media sosial sering kali berhenti di kutipan motivasi. Tapi yang benar-benar penting adalah memahami akar dari perubahan diri: kebiasaan berpikir dan disiplin mental. Di sinilah orang berwawasan luas menginvestasikan waktu mereka.

7. Gunakan waktu berpikir untuk menyusun makna, bukan sekadar mencari jawaban

Kebanyakan orang mencari jawaban cepat karena ingin merasa tahu. Tapi mereka yang berwawasan luas lebih tertarik mencari makna. Mereka sadar bahwa dunia tidak butuh orang yang tahu segalanya, melainkan orang yang tahu apa yang penting untuk dilakukan.

Seperti Socrates, yang justru disebut bijak karena mengakui ketidaktahuannya. Ia tahu bahwa mengetahui batas adalah tanda kedewasaan intelektual. Maka, setiap hari, latihlah dirimu bukan untuk menambah tahu, tapi memperdalam paham.

Jika kamu mulai menyadari bahwa menjadi berwawasan luas bukan soal banyaknya informasi, tapi kemampuan memilah makna yang esensial, mungkin sudah saatnya kamu melangkah lebih dalam. Coba refleksikan: selama ini kamu lebih banyak mencari pengetahuan, atau kebijaksanaan? Tulis di kolom komentar pandanganmu, dan bagikan tulisan ini ke temanmu yang juga sedang belajar memahami apa yang benar-benar penting dalam hidupnya.

26/10/2025

auto ekonomi

otonomi khusus

manusia dan ekonomi 🔥🌹

08/10/2025

Terima kasih kepada pengikut terbaru saya! Senang Anda bergabung! Wasyhup Kopleng Mho, Mirin Ananias Walmack, Aptelina Lina Pabika, Kancing Bedug, Pontius M Itlay, Arwan Chemon Chemon Arwan, Uwogege Tadi Yoka, Kaka Bintang

Tolak PT Blok Wabu!Anak negeri berdiri gagah mengenakan busana adat  kotekabertemu langsung dengan Menteri Energi dan Su...
07/10/2025

Tolak PT Blok Wabu!
Anak negeri berdiri gagah mengenakan busana adat koteka
bertemu langsung dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia saat ini adalah Bahlil Lahadalia

Hebat, anak negeri Paniai!
Bersuara lantang demi kepedulian terhadap manusia dan tanah leluhur.
Selamatkan Tanah! Selamatkan Kehidupan!

tanggal 02 Oktober 2025

Api revolusi tetap terpatri 🔥🌹✊
06/10/2025

Api revolusi tetap terpatri 🔥🌹✊

Perjanjian Roma/Roma Agrement diadakan di Roma, Ibu Kota Italia pada 30 September 1962 setelah Perjanjian New York/New York Agreement pada ...

Address

Waena
Jayapura

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pena darah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share