12/01/2025
Buku adalah jendela dunia. Dan apabila jendela tidak pernah dibuka, maka kita tidak akan melihat dunia yang luas itu.
Barangkali analogi ini tepat untuk kita semua harus memiliki buku dan membacanya agar bisa mengetahui dunia dan segala isinya.
Proses jadinya buku punya perjalanan yang bisa dikatakan susah-susah gampang. Dan itu punya tahap demi tahap yang bisa dibilang sangat menguras ide/pikiran, uang untuk biaya cetak, hingga yang paling penting juga adalah waktu.
Sebab setiap penulisan buku tidak lagi soal kejar jam tayang dan cepat jadi tapi yang jauh lebih penting adalah kualitas isi bukunya.
Perkembangan ilmu pengetahuan di tanah Papua sudah berlangsung begitu lama. Ini sejalan dengan hadirnya buku-buku yang diproduksi oleh orang luar, juga orang Papua sendiri. Dan itu berlangsung hingga hari ini.
Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan semakin berkembang di luar Papua, kita luput dan tidak pernah bicara "Bagaimana buku itu lahir?". Semua buku baik dari luar juga dari orang Papua sendiri kita terima begitu saja tanpa ada kontrol dan pendiskusian bagaimana tahapan dan bagaimana kualitas isi bukunya. Dan ini adalah bagian dari kegelisahan kita semua.
Bagaimana buku-buku untuk Papua dan buku-buku di Papua itu lahir? Bagaimana menulis buku yang berkualitas? Bagaimana proses dari ide sampai buku di cetak? Bagaimana kualitas bukunya? Bagaimana perbandingan buku-buku dulu dan saat ini di Papua? Dan masih banyak pertanyaan yang akan harus dibicarakan. Inilah yang melatarbelakangi kami akan bikin diskusi publik ini juga bagian dari rangkaian menuju HUT Gerakan Papua Mengajar (GPM) yang ke-12.
Diskusi ini akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal: Rabu, 15 Januari 2024
Jam: 16.00 - 18:30 WP
Tempat : Enauto Coffe, Bukit Meriam, Nabire, Papua Tengah.
Atas partisipasi dan kehadirannya, dengan rendah hati kami sampaikan banyak terimakasih.
Penyelenggara:
1. Gerakan Papua Mengajar (GPM)
2. Komunitas Sastra Papua (Ko'SaPa)
3. Lao-Lao Papua
4. Tiiruu TV
5. Kolekti