Dunia Sekitar Kita

Dunia Sekitar Kita Post By Admin

05/12/2025

Sedih🥺🥺🥺🥺

05/12/2025

Terkadang berbagi itu tak harus jadi milyader dulu

Siapa sangka, sebuah insiden yang terdengar seperti lelucon internet ternyata benar-benar terjadi pada tahun 2011—dan ja...
05/12/2025

Siapa sangka, sebuah insiden yang terdengar seperti lelucon internet ternyata benar-benar terjadi pada tahun 2011—dan jadi salah satu kasus paling absurd namun nyata dalam sejarah teknologi modern. 😱📡

Seorang nenek berusia 75 tahun di Georgia, bernama Shakarian, tengah mengumpulkan besi tua di pinggir hutan. Dengan gergaji kecil di tangannya, ia tak pernah membayangkan bahwa satu tebasannya akan menjadi mimpi buruk bagi infrastruktur digital kawasan Kaukasus.

Saat memotong kabel, ia tanpa sengaja mengenai kabel fiber optik utama yang menyalurkan koneksi internet dari Georgia menuju Armenia. Dalam hitungan detik, jaringan dua negara lumpuh total—Armenia mengalami hampir total blackout internet selama 5 jam, sementara sebagian wilayah Georgia dan Azerbaijan ikut terganggu. 🚨🌍

Media internasional seperti BBC dan The Guardian melaporkan bagaimana jutaan pengguna, perusahaan, dan layanan publik tiba-tiba kehilangan akses, hanya karena satu potongan gergaji dari seorang nenek yang bahkan tidak tahu apa yang terjadi. Otoritas telekomunikasi menyebut insiden itu sebagai “kejadian yang sangat langka—dan sangat tidak terduga.”

Yang lebih mengejutkan?
Nenek itu sama sekali tidak berniat merusak, ia hanya sedang menggali untuk mencari logam bekas. Namun aksinya tanpa sadar menyentuh infrastruktur digital yang nilainya mencapai jutaan dolar.

Kejadian ini bukan hanya viral, tetapi juga jadi pelajaran besar:
🔹 betapa rentannya jaringan internet global,
🔹 betapa satu titik kelemahan bisa melumpuhkan negara,
🔹 dan bagaimana teknologi modern bisa tumbang hanya oleh gergaji tangan seorang lansia.

Kadang, dunia nyata lebih “plot twist” daripada film Hollywood. 🎬😳

Sumber Kredibel:

BBC News – “Georgian woman cuts off Armenia from internet”

The Guardian – “Georgian woman, 75, cuts off web access to whole of Armenia”

Reuters – laporan resmi pemutusan kabel fiber optik regional, 2011

Bayangkan… seekor ikan yang para ilmuwan yakini sudah hidup sejak era dinosaurus, dan dahulu dianggap punah selama 66 ju...
05/12/2025

Bayangkan… seekor ikan yang para ilmuwan yakini sudah hidup sejak era dinosaurus, dan dahulu dianggap punah selama 66 juta tahun, tiba-tiba muncul di Indonesia!
Itulah Coelacanth (Latimeria)—ikan purba misterius yang dijuluki “living fossil” oleh para peneliti dunia.

Dalam foto yang beredar, warga menemukan ikan besar berwarna keunguan bersisik tebal dengan sirip mirip kaki—ciri khas yang membuat banyak orang langsung mengira itu coelacanth, spesies yang biasanya hidup di kedalaman 150–700 meter, jauh dari jangkauan manusia.
Tak heran penemuan semacam ini selalu membuat publik heboh!

📌 Kenapa semua orang heboh dengan ikan ini?
Karena menurut penelitian dari:

Smithsonian Institution,

National Geographic,

Journal of Ichthyology,
ikan coelacanth adalah salah satu spesies tertua yang masih hidup hingga kini, diyakini telah ada sejak sekitar 400 juta tahun lalu—bahkan lebih tua dari dinosaurus!
Ia memiliki anatomi unik seperti lobed fins (sirip berotot mirip kaki) yang membuat ilmuwan percaya ikan ini bisa memberi gambaran tentang evolusi hewan darat.

📌 Fakta penting yang harus diketahui:
✔ Coelacanth asli hanya ditemukan di beberapa lokasi seperti perairan Komoro, Madagaskar, Mozambik, dan Sulawesi Utara (Indonesia).
✔ Ia biasanya hidup di kedalaman ekstrem, sehingga hampir mustahil tertangkap secara tidak sengaja.
✔ Karena sangat langka, setiap laporan penemuan baru selalu menjadi sorotan dunia sains.

📌 Apakah ikan di Gorontalo benar coelacanth?
Sampai saat ini, belum ada konfirmasi resmi ilmuwan atau pihak berwenang. Banyak kasus sebelumnya di mana ikan besar mirip coelacanth sebenarnya adalah ikan laut dalam lain yang memiliki bentuk hampir serupa.

Tetapi satu hal pasti:
👉 Setiap dugaan kemunculan coelacanth di Indonesia selalu menarik perhatian dunia karena potensinya mengungkap sejarah kehidupan di Bumi.

Bayangkan kalau benar…
🔍 Seekor makhluk dari zaman purba yang seharusnya hidup di kedalaman gelap lautan, tiba-tiba muncul ke permukaan dan ditemukan warga!
Itu akan menjadi penemuan ilmiah terbesar dekade ini.

🌐 SUMBER KREDIBEL:

Smithsonian Institution – Coelacanth Research

National Geographic – “Coelacanth: The Living Fossil”

Journal of Ichthyology – Studies on Latimeria Species

FAO Fisheries Reports – Distribution of Coelacanth in Indonesia

05/12/2025

Kembar tapi beda ya

Banyak warganet dibuat heboh oleh pernyataan bahwa 90% penyakit berasal dari pikiran, dan hanya 10% dari makanan. Klaim ...
05/12/2025

Banyak warganet dibuat heboh oleh pernyataan bahwa 90% penyakit berasal dari pikiran, dan hanya 10% dari makanan. Klaim ini terdengar wah, membuat penasaran, dan seolah-olah datang dari penelitian Jepang.
Tapi… apa benar demikian? Atau justru ini salah satu mitos kesehatan yang paling sering disalahpahami? 😱

Penelusuran dari berbagai sumber kredibel menunjukkan fakta yang jauh lebih kompleks — dan lebih menarik dari sekadar angka sensasional.

Menurut World Health Organization (WHO) dan Harvard Medical School, memang benar bahwa stres dan kondisi psikologis dapat mempengaruhi kesehatan fisik, mulai dari kekebalan tubuh hingga risiko penyakit kronis. Tubuh dan pikiran saling terhubung melalui sistem saraf, hormon, dan respons imun.

➡️ Namun… tidak ada satu pun penelitian resmi Jepang yang menyatakan bahwa 90% penyakit berasal dari pikiran.
➡️ Angka 90% itu sering disebut dalam konteks interpretasi bebas Dr. Hans Selye (pelopor riset stres), tetapi bukan data ilmiah yang diterima WHO atau jurnal medis modern.

Justru penelitian besar seperti:

Harvard School of Public Health (HSPH)
menyebut bahwa kombinasi faktor stres, pola makan buruk, kurang tidur, dan gaya hidup tidak sehat berkontribusi terhadap risiko penyakit.

WHO menegaskan bahwa penyakit kronis dipengaruhi oleh diet, aktivitas fisik, genetika, lingkungan, dan faktor psikologis — bukan satu faktor tunggal seperti “pikiran”.

📌 Artinya:
Pikiran memang berpengaruh, tapi bukan 90%. Klaim itu tidak didukung bukti ilmiah. Risiko penyakit selalu merupakan gabungan berbagai faktor.

Namun ada satu hal yang terbukti secara ilmiah:

👉 Orang yang menjaga kesehatan mental, mengelola stres, dan memiliki emosi stabil terbukti memiliki sistem imun yang lebih baik.
👉 Pikiran positif bukan obat ajaib, tapi bisa membantu tubuh bekerja lebih optimal.

Jadi, alih-alih percaya klaim angka yang tidak jelas sumbernya, lebih baik kita fokus pada yang betul-betul terbukti:

✨ Pola makan sehat
✨ Tidur cukup
✨ Kelola stres
✨ Aktivitas fisik
✨ Support sistem sosial & mental

Karena kesehatan bukan hanya soal apa yang kita makan — tapi juga apa yang kita pikirkan, rasakan, dan lakukan setiap hari.

Sumber Kredibel:

World Health Organization (WHO) – Mental health and physical health connection

Harvard Medical School – Stress and its impact on the body

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) – Chronic disease risk factors

American Psychological Association (APA) – Psychosomatic effects of stress

Siapa sangka, di balik dahsyatnya P3r4ng Jawa (1825–1830) yang menelan lebih dari 200.000 k0rb4n j!w4 (Ricklefs, A Histo...
05/12/2025

Siapa sangka, di balik dahsyatnya P3r4ng Jawa (1825–1830) yang menelan lebih dari 200.000 k0rb4n j!w4 (Ricklefs, A History of Modern Indonesia), tersimpan satu kisah yang jarang dibahas publik: Pangeran Diponegoro pernah meminta jeda p3r4ng pada bulan Ramadan!

Banyak orang hanya mengenal Diponegoro sebagai panglima p3r4ng p3mb3ront4k yang tak pernah mundur. Namun catatan sejarah dari Peter Carey dalam The Power of Prophecy serta arsip kolonial Belanda menyebutkan bahwa Diponegoro adalah seorang pemimpin religius yang menempatkan ibadah dan kesucian Ramadan di atas segala-galanya, bahkan di tengah p3r4ng besar melawan kolonialisme.

Pada awal Maret 1830, menjelang masa yang berdekatan dengan Ramadan, Diponegoro dikisahkan berkirim pesan kepada Jenderal De K**k melalui utusan Belanda, Cleerens. Dalam masa-masa itu Diponegoro semakin memperkuat amalan, meditasi, tirakat, dan keyakinan spiritualnya. Ia memandang bahwa bulan suci adalah waktu pensucian diri, bukan p3rtvmp4h4n d4r4h.

Walaupun bukan “libur p3r4ng” seperti dalam meme populer, fakta bahwa Diponegoro memperlambat pergerakan militernya dan fokus pada amalan spiritual selama bulan suci adalah gambaran sosoknya sebagai pemimpin yang bukan hanya berstrategi, tetapi juga berpegang teguh pada nilai moral dan keagamaan. Inilah yang memberi Diponegoro karisma kanuragan yang begitu dipercayai para pengikutnya.

Bayangkan: di tengah tekanan pasukan kolonial, di saat ny4w4 ribuan rakyat dipertaruhkan, Diponegoro tetap menempatkan puasa, wirid, dan doa sebagai bagian dari strategi batinnya melawan p3nj4j4h4n. Ia yakin kemenangan bukan hanya ditentukan oleh s3nj4t4 dan jumlah pasukan, tetapi juga oleh keteguhan iman dan kemurnian jiwa.

Kisah ini kini kembali viral, mengingatkan kita bahwa perjuangan Diponegoro bukan sekadar p3r4ng fisik—melainkan p3r4ng spiritual, moral, dan identitas bangsa.

🔥 Sosok pahlawan yang menghentikan deru perang untuk menghormati kesucian bulan suci—kisah yang jarang diungkap, tetapi mengguncang cara kita melihat sejarah!

Sumber Kredibel:

Peter Carey – The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java

M.C. Ricklefs – A History of Modern Indonesia

Arsip Kolonial Belanda, laporan De K**k & Cleerens

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)

Bayangkan menghabiskan lebih dari tiga dekade tanpa tetangga, tanpa keramaian kota, tanpa suara kendaraan—hanya angin, o...
05/12/2025

Bayangkan menghabiskan lebih dari tiga dekade tanpa tetangga, tanpa keramaian kota, tanpa suara kendaraan—hanya angin, ombak, dan kesunyian. Itulah kehidupan Mauro Morandi, pria Italia yang dijuluki sebagai “pertapa terakhir Eropa”, yang memutuskan untuk tinggal sendirian di Pulau Budelli, Sardinia.

Kisahnya bukan karangan. Pada tahun 1989, Morandi berlayar menuju Pasifik namun kapalnya terdampar di Kepulauan La Maddalena. Saat itu ia menemukan Budelli—pulau indah dengan Pantai Merah Muda yang terkenal di seluruh dunia. Bukannya kembali, ia justru memutuskan tinggal, menggantikan penjaga pulau sebelumnya, dan sejak itu menolak kembali ke kehidupan normal.

Selama 33 tahun, Morandi hidup sebagai penjaga tidak resmi, merawat pantai, mengusir wisatawan nakal, menjaga lingkungan, bahkan menjadi “pembisik alam” yang dicintai banyak orang. Sementara dunia sibuk dengan perang, pandemi, politik, dan internet—Morandi menjalani hidup sederhana tanpa hiruk-pikuk.

Namun kisah tenang itu berubah menjadi kontroversi ketika pemerintah Italia memutuskan untuk mengosongkan pulau demi konservasi. Setelah perdebatan panjang, Morandi akhirnya harus meninggalkan tempat yang ia sebut “rumah sejati” pada tahun 2021. Banyak orang di seluruh dunia terkejut bagaimana mungkin seseorang yang telah menjaga alam selama puluhan tahun harus dipaksa pergi?

Hingga hari ini, kisahnya masih menjadi simbol pencarian makna hidup:
➡️ Apakah manusia benar-benar membutuhkan orang lain untuk merasa utuh?
➡️ Atau justru ketenangan sejati hanya dapat ditemukan dalam kesendirian yang total?

Kisah Mauro Morandi adalah potret nyata seorang manusia yang menolak modernitas dan memilih suara alam sebagai sahabatnya. Sebuah cerita yang membuat kita bertanya… siapa sebenarnya yang lebih bebas, kita atau dia?

Sumber Kredibel:

CNN Travel – “Italy’s ‘Robinson Crusoe’ forced to leave his island paradise”

BBC News – “Mauro Morandi leaves Budelli after 30 years”

The Guardian – “Hermit forced to leave island after 30 years”

National Geographic – Dokumentasi Pulau Budelli & konservasinya

04/12/2025

Terharu saya baca nya 🥺🥺🥺

Bagaimana Satu Orang dari Nepal Mengembalikan Penglihatan Lebih dari 100.000 Jiwa — GRATIS!**Bayangkan hidup bertahun-ta...
04/12/2025

Bagaimana Satu Orang dari Nepal Mengembalikan Penglihatan Lebih dari 100.000 Jiwa — GRATIS!**

Bayangkan hidup bertahun-tahun dalam kegelapan karena k4t4r4k, penyakit yang sebenarnya bisa disembuhkan hanya dalam hitungan menit.
Bayangkan harus tinggal jauh di pegunungan, tanpa akses rumah sakit, biaya, atau dokter.
Bagi banyak orang miskin di Nepal, India, Bhutan, Tibet, dan Afrika — masa depan seperti itu bukan pilihan, melainkan takdir.

Namun semuanya berubah ketika satu pria muncul membawa harapan.

✨ Dr. Sanduk Ruit, dokter mata asal Nepal, dijuluki dunia sebagai “The God of Sight” karena telah membantu memulihkan penglihatan lebih dari 100.000 orang secara GRATIS.

Dengan teknik operasi katarak super cepat — hanya 5 menit, biaya ultra murah, namun akurasi setara operasi di negara maju — ia berhasil menyelamatkan jutaan orang dari k3bvt44n yang seharusnya bisa dicegah.

Teknik ini begitu revolusioner hingga dipuji WHO, dipelajari dokter di seluruh dunia, dan membuatnya meraih berbagai penghargaan internasional.
Bahkan Nicholas Kristof dari The New York Times menyebut Dr. Ruit sebagai “pahlawan kemanusiaan yang mengubah dunia tanpa s3nj4t4, tanpa kekuasaan — hanya dengan sebuah p!s4v b3d4h kecil.”

💥 Yang membuatnya luar biasa?
Ia mendatangi desa-desa terpencil, melakukan 0p3r4s! massal di bangunan sederhana, biayanya nyaris nol, dan pasien langsung pulang dengan harapan baru yang tak ternilai.

Hari itu, ketika perban dibuka dan cahaya kembali masuk ke mata para lansia, mereka menangis, tertawa, memeluk satu sama lain…
Dan satu nama selalu mereka sebut:
👉 Dr. Sanduk Ruit — Sang Pengembalikan Cahaya.

Kini tekniknya telah menyelamatkan penglihatan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia melalui program sosial dan lembaga yang ia dirikan.

🌍 Dalam dunia yang penuh konflik dan keserakahan, masih ada sosok yang membuktikan bahwa keajaiban tidak datang dari langit — tetapi dari manusia yang memilih berbuat baik.

Dr. Sanduk Ruit bukan hanya dokter.
Ia adalah bukti hidup bahwa satu orang dapat mengubah nasib jutaan jiwa.

Sumber Kredibel:

BBC News – “The Nepalese Eye Surgeon Bringing Vision to the World”

The Guardian – Profile on Dr. Sanduk Ruit

The New York Times – Nicholas Kristof on Sanduk Ruit

National Geographic – Cataract Mission Coverage

Himalayan Cataract Project Official Data

04/12/2025

Cinta seorang ibu, sekalipun bukan anak sendiri

Address

Jalan Ludruk Salim Merdeka
Jember
68167

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Dunia Sekitar Kita posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share