Wedhang Cor Jember

Wedhang Cor Jember Adalah minuman khas Jember yang tidak bisa ditemui di daerah lain adalah Wedang Cor. Minuman ini berbahan dasar rebusan air jahe panas,

minuman khas Jember yang tidak bisa ditemui di daerah lain adalah Wedang Cor . Minuman ini berbahan dasar rebusan air jahe panas , dicampur dengan susu kental manis namun ada juga yang menggunakan susu sapi murni dan terakhir ditambahkan dengan tape ketan.

09/10/2025

Narahubung :

Donny - 082244337880

29/09/2025

#3-2 Tanah yang Menulis Diri Jember bukan sekadar tempat—ia adalah naskah yang hidup.

Dari aksara Brahmi yang membisikkan jejak abad pertama, hingga ritual yang ditulis dalam prasasti, Jember menorehkan dirinya dalam batu dan tanah. Ia bukan hanya saksi, tapi penulis sejarahnya sendiri—sunyi, sakral, dan terus bergema. Di antara menhir dan mantra, aksara dan emas, Jember berubah: dari pusat ritual menjadi benteng kekuasaan. Namun satu hal tetap—ia menulis. Dan terus menulis.

Kementerian Kebudayaan RI




29/09/2025

#2-2 Nyanyian dari Lorong Gelap Menelisik Cerita yang Terhapus
Sejarah klasik Jember bukan hilang, tapi dibungkam.
Di balik arsip yang kusam, retak dan dingin, tersimpan bayangan Kotta Blater—
benteng terakhir sebuah kekuasaan di ujung timur Jawa,
yang mungkin sengaja dihapus demi teguhnya kekuasaan kolonial kala itu.
Untuk mengungkapnya, kita harus menyusuri ingatan rakyat,
mencari, menyusun mozaik yang tercecer dalam gelap.

75. ... dene sakubênging gunung | ing ngriku apan pinanggih | patilasaning yêyasan | ing jaman Budha rumiyin | kados ta kang Candhi Ponthang | Kuthabara Coramanis ||
76. kang Candhi Kutha Kêdhawung | Candhi Kêdhaton lan malih | Kutha Blatêr lan Krajingan | ing candhi ingkang kêkalih | nênggih Candhi Ponthang klayan | Candhi Kadhaton pinanggih || ....
Pararaton, Mangkudimêja, 1912–3, #1053 (Jilid 2/2)

Kementerian Kebudayaan RI




29/09/2025

#1-2 Fajar di Serampon Sang Maharaja
Kala Bhadrawâda 1281 Çaka, Sang Hayam Wuruk menjejak Sadeng. Fajar menyingsing di Kunir-Basini, rombongan agung tiba dan bermalam. Di kaki Watangan, Sang Raja larut dalam keheningan Sarampuan—tanjung purba yang menjorok ke laut. Tempat yang juga disebut Watangan oleh Bujangga Manik dalam perjalanan pulangnya ke Tanah Sunda. Menjelang Kuta Bacok, beliau termenung di tepi pasir, memandang riak gelombang memecah karang, seperti hujan yang jatuh dari langit purba.

Kementerian Kebudayaan RI




29/09/2025

PERINGATAN DINI
UPDATE Peringatan Dini Cuaca Wilayah Jawa Timur tgl 29 September 2025 pkl. 12:00 WIB berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada pkl 12:30 WIB di:

KABUPATEN LUMAJANG: Pasrujambe, Senduro, Gucialit, Jatiroto, Randuagung, Klakah, Ranuyoso,
KABUPATEN JEMBER: Sumberbaru, Tanggul, Semboro, Bangsalsari, Rambipuji, Panti, Sukorambi, Ajung, Tempurejo, Kaliwates, Patrang, Sumbersari, Arjasa, Pakusari, Jelbuk, Mayang, Kalisat, Ledokombo, Sukowono, Silo, Sumberjambe,
KABUPATEN BANYUWANGI: Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Glenmore, Kalibaru, Songgon, Sempu, Siliragung, Tegalsari, Licin,
KABUPATEN BONDOWOSO: Maesan, Tamanan, Tlogosari, Sukosari, Pujer, Grujugan, Curahdami, Tenggarang, Wonosari, Tapen, Bondowoso, Tegalampel, Klabang, Cermee, Prajekan, Pakem, Sempol, Binakal, Taman Krocok, Jambesari Darus Sholah,
KABUPATEN SITUBONDO: Jatibanteng, Besuki, Arjasa, Jangkar, Asembagus, Sumbermalang, Banyuglugur,
KABUPATEN PROBOLINGGO: Sukapura, Sumber, Kuripan, Tiris, Krucil, Gading, Pakuniran,
KOTAANYAR, PAITON, BESUK, KRAKSAAN, KREJENGAN, MARON, TONGAS, LUMBANG,
KABUPATEN PASURUAN: Purwodadi, Tutur, Puspo, Lumbang, Pasrepan, Kejayan, Purwosari, Prigen, Winongan, Grati, Nguling, Tosari,

Kondisi ini diperkirakan masih dapat berlangsung hingga pkl 15:30 WIB Prakirawan BMKG - Jawa Timur https://nowcasting.bmkg.go.id

 #9 Laut yang Pernah Menggulung Harapan --Ancaman Tsunami di Selatan JemberPada malam 3 Juni 1994, langit di selatan Jaw...
26/09/2025

#9 Laut yang Pernah Menggulung Harapan --Ancaman Tsunami di Selatan Jember

Pada malam 3 Juni 1994, langit di selatan Jawa tampak biasa. Tapi di kedalaman laut, bumi telah retak. Gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter mengguncang perairan Banyuwangi, dan dari sana, gelombang raksasa bangkit tanpa ampun.

Tsunami itu menyapu pesisir dengan kecepatan dan kekuatan yang tak terbayangkan. Di Jember, meski bukan pusat bencana, luka tetap terasa. Di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, 56 rumah hanyut, lenyap bersama malam. Di Puger, 57 perahu nelayan hancur, menyisakan puing dan ketakutan. Laut yang selama ini menjadi sumber hidup, malam itu berubah menjadi sumber duka.

Tak ada sirine. Tak ada peringatan. Hanya suara gemuruh dan jeritan dalam gelap.

Tiga dekade berlalu. Tapi bayang-bayang itu belum sepenuhnya hilang.

Pada Mei 2024, peringatan dini kembali menggema. Zona megathrust di selatan Jember disebut berpotensi memicu tsunami dahsyat. Enam kecamatan pesisir—termasuk Puger dan Ambulu—masuk dalam daftar merah. Empat belas desa berada di garis depan ancaman. Pemerintah bergerak cepat: kentongan dibunyikan, poskamling diaktifkan, warga diajak bersiap.

Namun di balik simulasi dan sosialisasi, ada ketegangan yang tak terucap. Bisakah kita benar-benar siap menghadapi amarah laut?

Pantai selatan bukan sekadar garis biru di peta—ia menyimpan amarah yang sunyi. Di balik debur ombak dan langit yang tenang, gempa bisa memicu gelombang maut dalam hitungan menit. Tsunami tak memberi waktu untuk bertanya, hanya untuk lari. Di Jember, sejarah telah mencatat luka. Kini, ancaman itu bukan kenangan—ia nyata, mengintai dari kedalaman.

Kementerian Kebudayaan RI




 #8 Di Puger, laut bukan sekadar ladang rezeki—ia juga menyimpan duka.Setiap musim angin selatan, ombak menggulung seper...
26/09/2025

#8 Di Puger, laut bukan sekadar ladang rezeki—ia juga menyimpan duka.

Setiap musim angin selatan, ombak menggulung seperti raksasa tak berwajah. Di atas perahu kayu yang ringkih, para nelayan berangkat dengan doa dan harapan, menantang gelombang demi sesuap nasi. Tapi tak semua kembali.

Dari tahun ke tahun, nama-nama hilang ditelan samudra: Wasito, Daim, Zainul, Basori, Mistawi, Bahori… enam di antaranya lenyap di 2025, hanya kapalnya yang ditemukan terdampar jauh di Trenggalek.

Pantai Pancer menyimpan jejak kaki yang tak pernah pulang. Dan di rumah-rumah nelayan, tangis sunyi menggantikan suara mesin kapal.

Laut memberi. Laut juga mengambil.

Kementerian Kebudayaan RI




Address

Jember

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Wedhang Cor Jember posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share