Jeneponto_Info

Jeneponto_Info Sosmednya Anak Jeneponto

JENEPONTO - Warga Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, dihebohkan suara ledakan misterius pada Selasa (23/9/2025) pagi...
23/09/2025

JENEPONTO - Warga Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, dihebohkan suara ledakan misterius pada Selasa (23/9/2025) pagi sekitar pukul 09.30 Wita.

Dentuman keras itu terdengar di hampir seluruh kecamatan dan langsung ramai diperbincangkan di media sosial.

"Bukan cuma saya saja yang dengar suara ledakan tadi, tapi banyak warga mendengar dan parahnya sampai kedengaran ke kampung lain," tulis akun Facebook Sushy Ismhail.

Akun lain, Anha Azzahra, mengira suara itu berasal dari ledakan bom.

"Astagfirullah, saya kira di kampungku terdengar ledakan kayak bom. Ternyata di seluruh Jeneponto terdengar sampai bergetar tanah. Semoga kita semua dalam lindungan-Nya," tulisnya.

Irmayanti Mustakim juga mengaku sempat mengira ada benda jatuh menimpa tembok rumahnya.

"Ya Allah, suara ledakan betulan tadi kah? Atau apa? Kukira ada apa-apa jatuh ke tembok. Pas buka Facebook semua bikin status begitu. Apa itu sebenarnya?" tulisnya.

Beberapa warga menduga ledakan berasal dari trafo atau gardu PLN. Namun, dugaan itu dibantah pihak PLN.

"Tidak ada dari PLN. Kalau dari PLN, pasti ada gangguan listrik atau mati lampu," kata Firmansyah, staf PLN ULP Punagayya Jeneponto.

Kepala BPBD Jeneponto, Andi Patappoy, menyampaikan hasil koordinasi dengan BMKG menyebutkan suara ledakan bukan berasal dari gempa bumi.

"Kata BMKG bukan gempa. Mereka sempat bertanya apakah ada tambang atau aktivitas lain yang bisa memunculkan ledakan," jelasnya.

Ia menambahkan, dentuman paling terasa di Kecamatan Bangkala hingga perbatasan Kabupaten Takalar. Sementara di Kecamatan Binamu tidak terdengar.

BPBD masih menelusuri sumber suara tersebut dan belum ada laporan kerusakan atau korban. (*)

Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, Muh Agung Putra Pratama

Foto: ilustrasi ledakan nuklir.(iStockphoto/Pixilated Planet

JENEPONTO - Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) berubah ga...
23/09/2025

JENEPONTO - Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) berubah gaduh, Senin (22/9/2025) siang.

Seorang aparatur sipil negara (ASN) berinisial MC diduga berbuat onar layaknya 'preman' di tengah jam kerja.

MC nekat memutus panel listrik kantor hingga seluruh ruangan gelap gulita.

Kepala Disdikbud Jeneponto, Alamsyah, menyebut aksi yang dilakukan MC diduga karena mabuk.

MC bahkan mengancam rekan kerja yang berusaha menyalakan kembali listrik.

"Kalau ada yang mau hidupkan lampu, hati-hati," ujar Alamsyah menirukan ucapan MC.

Menurutnya, ulah MC bukan pertama kali terjadi.

"Dia biasa sampai empat orang minum minuman keras di dalam kantor," kata Alamsyah.

Aksi mematikan panel listrik baru terjadi siang tadi.

Namun, intimidasi dan teror kerap dirasakan para ASN hampir setiap hari.

"Karakternya memang begitu, s**a intimidasi orang, tidak nyaman orang bekerja," jelasnya.

Lebih mencengangkan lagi, MC disebut pernah membawa senjata tajam saat berada di kantor.

"Pernah bawa parang sambil teriak-teriak, makanya banyak pegawai takut," beber Alamsyah.

Bagi Alamsyah, tindakan seperti itu jelas mencoreng nama baik institusi pendidikan, khususnya di Kabupaten Jeneponto.

"Masa dinas pendidikan dijadikan tempat mabuk, dinas pendidikan mestinya beretika dalam perilaku dan bertindak," tegasnya.

Ia berharap pemerintah daerah tidak menutup mata.

"Semoga bapak pimpinan bisa mengevaluasi dan mengeluarkannya dari Dinas Pendidikan, kalau keluarmi itu amanmi" tutupnya.

Hingga malam ini, kantor Disdikbud Jeneponto masih gelap gulita tanpa penerangan lampu.

"Tadi saya dapat info Sekitar jam 1 siang, sengaja dia matikan panel, tadi tidak ada aktivitas, malam ini juga gelap dan kerja di rumah masing-masing," pungkasnya.

JENEPONTO - Warga Desa Batujala, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) dibuat resah dalam...
19/09/2025

JENEPONTO - Warga Desa Batujala, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) dibuat resah dalam beberapa hari terakhir.

Mereka sulit tidur lantaran dihantui teror misterius berupa ketukan pintu rumah pada malam hari.

Kejadian ini semakin meresahkan setelah sebuah video viral di media sosial Facebook, diunggah akun Erick Jeka pada, Jumat (19/9/2025) dini hari.

Dalam video yang diunggah, dibubuhi tulisan 'Jeneponto Tidak Aman Was-was Semua'.

Video tersebut juga memperlihatkan seorang nenek menjelaskan kronologi dihadapan TNI dan Polisi detik-detik pintu rumahnya digedor.

"Saya mau buang air kecil, tiba-tiba merinding dan tidak jadi buang air kecil, saat berdiri saya dengar pintu rumah diketuk dua kali," ucap nenek tersebut di dalam video.

Nenek yang belum diketahui identitasnya itu kemudian menjelaskan aksi tak manusiawi orang yang mengetuk pintu.

Saat itu, sang nenek hanya ditemani anak dan cucu perempuan.

"Sebelum dia lompat (lari) saya intip di jendela, dia (pelaku) gedor-gedor terus layaknya orang marah, ciri-cirinya kulit hitam, badannya tidak tinggi, tidak besar, tidak memakai topeng dan pakai baju hitam," jelasnya.

Kapolsek Tamalatea, Akp Suardi saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.

Teror ketuk pintu rumah mulai terjadi setelah shalat isya.

"Sudah dua hari terjadi dan pindah-pindah kampung, tapi untuk pencurian belum ada laporannya sampai sekarang," kata Suardi via telepon.

Ia menjelaskan, pihaknya langsung melakukan Patroli dan berjaga di lokasi demi kenyamanan masyarakat.

"Tadi malam kami langsung ke lokasi bersama Babinsa TNI waktu ada laporan," bebernya.

Terkait isu yang beredar di media sosial Facebook jika pelaku adalah narapidana yang kabur dari rumah tahanan dibantah Kepala Rutan Kelas II B Jeneponto, Adam Ridwansyah.

"Tidak ada tahanan kami yang kabur, sejauh ini aman," tegasnya.(*)

Tribun Timur / Muh Agung Putra Pratama

JENEPONTO – Bupati Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Natsir Ali menjadi sorotan.Ia belum melunasi pembayaran material...
17/09/2025

JENEPONTO – Bupati Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Natsir Ali menjadi sorotan.

Ia belum melunasi pembayaran material proyek pembangunan dua embung serbaguna di Desa Gantarang, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, sejak 2015.

Padahal proyek senilai Rp13 miliar itu telah rampung.

Hal tersebut disampaikan Sub Pekerjaan Embung Serbaguna, Nasir Nara, Selasa (16/9/2025).

“Sampai detik ini dua embung ini belum ada pembayaran biar sekubik,” tegas Nasir saat ditemui di Kafe Premier, Kecamatan Binamu, Jeneponto.

Nasir merinci sejumlah pemasok material dan tukang belum menerima haknya:

Rabai, pemasok batu gunung dan timbunan: Rp55 juta

Sarang, pemasok batu gunung: Rp125 juta

Sahamang, kepala tukang: Rp450 juta

Nompo, material batu gunung: Rp35 juta

Rahman Nara, material batu gunung: Rp350 juta

H Maupa, solar untuk alat berat: Rp28 juta

“Totalnya Rp1 miliar lebih,” jelas Nasir.

Dulu Direktur, Kini Bupati

Saat proyek berjalan, Natsir masih menjabat sebagai Direktur PT Citra Berlian Indah, perusahaan pelaksana proyek embung.

“Dia sekarang Bupati Selayar menggantikan adiknya. Masalahnya, saya yang disasaran warga karena uangnya belum diterima,” ungkap Nasir.

Ia mengaku sudah berulang kali mencoba menemui Natsir, namun selalu gagal.

“Dulu berapa kali ke Makassar, tapi kami tidak pernah ditemui. Malahan dia ambil tukang pukul di kantornya di Jalan Nikel, tapi mereka pikir kami takut,” tegasnya.

“Kalau memang mereka merasa benar, mana buktinya. Suruh datang ke sini kalau bilang kami bohong. Yang jelas kami dirugikan. Mau kami cuma itu, bayarkan hak kami,” pungkas Nasir.

Hingga berita ini diturunkan, Bupati Selayar Natsir Ali belum merespons upaya konfirmasi Tribun-Timur.com sejak Selasa kemarin hingga Rabu (17/9/2025).

Pesan WhatsApp sempat centang dua, kini hanya centang satu. (*)

Tribun Timur / Agung

15/09/2025

JENEPONTO - Enam rumah warga di Dusun Junggea, Desa Macinibaji, Kecamatan Batang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, ludes terbakar, Senin (15/9/2025).

Seorang warga, Suanti, mengatakan kebakaran bermula dari rumah bagian belakang.

"Pertama rumah yang ada di bagian belakang terbakar, kemudian menyebar," kata Suanti kepada Tribun-Timur.com melalui telepon.

Baca selengkapnya di Tribun Timur

JENEPONTO - Kasus pengeroyokan terhadap Sampara (30) warga Desa Turatea Timur, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto,...
09/09/2025

JENEPONTO - Kasus pengeroyokan terhadap Sampara (30) warga Desa Turatea Timur, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali menuai sorotan.

Sebulan lebih bergulir di Polsek Tamalatea, namun penanganannya dinilai janggal.

Senin (8/9/2025), dua orang terduga pelaku E dan D ditetapkan tersangka.

Namun, satu orang lainnya yang disebut terduga pelaku utama justru lolos dari jerat hukum.

Ialah R, pria yang menurut korban paling pertama menarik baju dan melayangkan tinju ke mata kanan Sampara.

Sembari memperlihatkan giginya yang rontok akibat pukulan, Sampara menceritakan kronologi kejadian dialaminya.

"Dia (R) dibonceng, pertamanya ditarik bajuku dari atas motor baru saya berhenti, R juga yang pertama pukul mata kananku sampai keluar darah," ungkap Sampara di Empang Selatan, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Selasa (9/9/2025).

Informasi penetapan tersangka tidak disampaikan langsung Kanit Reskrim Polsek Tamalatea, Aiptu Syarifuddin.

Justru kabar itu datang dari Kanit Intel Polsek Tamalatea kepada salah satu kerabat Sampara melalu telepon.

"Dua orang ditetapkan tersangka kemarin, tapi R saya dengar belum diambil. Informasi dari teman, R masih di Makassar karena dia lihat story R di sosmed," ujarnya.

Sampara melanjutkan, upaya damai sempat datang dari ibunda R yang mengunjungi rumahnya beberapa waktu lalu.

Namun permintaan itu ditolak mentah-mentah.

"Saya cuma sampaikan, saya maafkan tapi proses hukum tetap berjalan," tegas Sampara.

Baca selengkapnya di Cakrawalainfo.co.id

JENEPONTO - Kasus pengeroyokan terhadap Sampara (30) warga Desa Turatea Timur, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto,...
06/09/2025

JENEPONTO - Kasus pengeroyokan terhadap Sampara (30) warga Desa Turatea Timur, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), masih bergulir.

Laporan Sampara sudah sebulan berlalu, namun terduga pelaku belum juga ditangkap polisi.

Sampara pun mengaku kecewa dengan lambannya penanganan Polsek Tamalatea.

"Saya terusji diperiksa pak, sudah sekitar lima kali saya diperiksa. Terlapor baru satu kali, itu pun hari Senin 1 September 2025," kata Sampara, Selasa (2/9/2025).

Ia menyebutkan, dirinya terakhir mendatangi Polsek Tamalatea pada Selasa (2/9/2025).

Di sana, ia menerima surat pemberitahuan perkembangan kasusnya yang tertanggal 28 Agustus 2025.

Namun, ia merasa hanya dirinya yang bolak-balik diperiksa sementara para terlapor jarang hadir.

"Saya terusji disuruh ke kantor Polsek, sementara yang terlapor tidak kesana (beberapa kali). Lama sekali (kasusnya)," ujarnya dengan nada mengeluh.

Korban berharap, polisi segera menindak tegas para pelaku yang telah menganiayanya hingga nyaris tewas.

"Ituji saya mauku, ditangkap cepat itu pelaku," pungkasnya.

Kanit Reskrim Polsek Tamalatea, Aiptu Syarifuddin saat dihubungi beberapa kali tidak menjawab telepon.

Sebelumnya diberitakan, Kasus pengeroyokan menimpa Sampara (30), warga Dusun Manrumpa, Desa Turatea Timur, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Baca selengkapnya di Tribun

04/09/2025

JENEPONTO - Kecelakaan maut terjadi di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis (4/9/2025) pagi.

Seorang pengendara motor perempuan berinisial RA (45) tewas seketika setelah dilindas truk.

Peristiwa tersebut terekam kamera CCTV dan beredar di media sosial, termasuk WhatsApp.

Dalam rekaman, korban tampak seorang diri mengendarai motor.

Ia menabrak bagian sudut belakang mobil hitam di depannya.

Akibat benturan, korban terjatuh ke sisi kanan jalan.

Tak lama kemudian, truk merah melintas dari arah berlawanan dan langsung menggilas tubuh korban hingga badan truk sedikit terangkat.

Kasat Lantas Polres Jeneponto, Iptu Baharuddin, membenarkan kejadian tersebut.

“Kecelakaan lalu lintas mengakibatkan satu orang pengendara motor meninggal dunia di tempat,” kata Baharuddin kepada Tribun-Timur.com.

Ia menjelaskan, peristiwa terjadi di Jalan Poros Lingkungan Ci’nong, Kelurahan Tonrokassi, Kecamatan Tamalatea.

“Korban bergerak dari arah Bantaeng menuju Takalar dengan sepeda motor jenis Fino plat DD 3164 HL,” jelasnya.

“Sesampainya di lokasi, motor yang dikendarainya menabrak mobil yang identitasnya belum diketahui, lalu korban terjatuh ke kanan jalan,” lanjutnya.

Saat bersamaan, truk yang dikemudikan S (34) melintas dari arah berlawanan dan menabrak korban.

“Korban meninggal di tempat akibat terlindas roda truk,” ujar Baharuddin.

Sopir truk dan kendaraan terlibat telah diamankan di Mapolres Jeneponto untuk proses lebih lanjut.

“Ranmor yang terlibat beserta pengemudinya sudah diamankan,” pungkasnya.

Sementara itu, warga bernama Basir menyebut korban berasal dari Kabupaten Bulukumba.

“Tadi saya di lokasi jam 09.00 Wita, kabarnya beliau orang Bira, Bulukumba berdasarkan KTP,” kata Basir via telepon. (*)

Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, Muh Agung Putra Pratama

01/09/2025

Gelombang Massa GERTAK tiba di Gedung DPRD Jeneponto.

Sampaikan aspirasi rakyat dan jaga kampungta🙏😇

JENEPONTO - Aksi unjuk rasa bertema pembubaran DPR digelar di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Senin (1/9/2025) pu...
01/09/2025

JENEPONTO - Aksi unjuk rasa bertema pembubaran DPR digelar di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Senin (1/9/2025) pukul 14.00 Wita.

Dandim 1425 Jeneponto, Letkol Inf Abdul Muthalib Tallasa, menyebut TNI menyiapkan pas**an untuk mengamankan sembilan objek vital.

“Objek yang dijaga antara lain Bulog, Kantor Pemda, PLTU Bosowa Punagayya, PLN Punagayya, DPRD, Rujab Bupati, Kejaksaan, Polres, hingga Kodim,” ujar Muthalib kepada Tribun.

Satu peleton berisi 30 prajurit disiagakan di Makodim.

Sebanyak 60 lainnya disebar ke sejumlah titik.

Tambahan 20 personel dari Yonif 726 juga diperbantukan, masing-masing 10 orang di PLTU dan PLN.

“Pengunjuk rasa bukan musuh, tugas kita hanya mengamankan agar mereka tertib,” ucap Muthalib.

Ia menegaskan pengamanan dilakukan secara humanis dan kekeluargaan.

“Demo ini dari warga kita sendiri, mari hadapi dengan ikhlas dan kompak,” tambahnya.

Polres Jeneponto menurunkan 176 personel. Kabag Ops Polres Jeneponto, Kompol Husen, menyebut 76 personel ditempatkan di Mapolres.

Sisanya mengamankan jalur aksi hingga kantor DPRD.

Personel lalu lintas juga membantu pengaturan arus kendaraan.

Massa aksi dijadwalkan longmarch dari Belokallong, Mapolres, hingga DPRD.

Kompol Husen mengingatkan penyampaian pendapat hanya boleh dilakukan pukul 06.00–18.00 Wita.

“Kita dan massa aksi bukan musuh,"

Baca selengkapnya di Tribun-Timur.com

JENEPONTO - Aksi unjuk rasa dengan tuntutan pembubaran DPR di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, berdampak pada duni...
01/09/2025

JENEPONTO - Aksi unjuk rasa dengan tuntutan pembubaran DPR di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, berdampak pada dunia pendidikan.

Sebanyak 689 sekolah dari berbagai jenjang ditutup sementara.

Rinciannya: PAUD 276, SD 290, SMP 78, serta SMA/SMK/MA sebanyak 45 sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jeneponto, Alamsyah Kr Jampu, mengatakan penutupan dilakukan demi menjaga kondusivitas.

"Ditutup tapi tidak diliburkan, siswa tetap belajar online dari rumah, jadi guru dan orang tuanya memantau," jelas Alamsyah via telepon, Senin (1/9/2025).

Langkah ini diambil untuk mencegah kemungkinan siswa ikut dalam aksi.

"Karena dikhawatirkan ada ajakan kepada siswa SMP untuk ikut demo, karena SMP yang agak rawan," ucapnya.

Berdasarkan rujukan Pemerintah Provinsi Sulsel, penyesuaian kegiatan belajar seharusnya berlangsung hingga 4 September.

Namun, massa aksi dari Gerakan Rakyat Turatea Keramat (GERTAK) dijadwalkan turun ke jalan 1–5 September.

"Kalau rujukan dari provinsi sampai tanggal 4 September, tapi massa aksi rencananya sampai tanggal 5, makanya saya keluarkan imbauan sampai tanggal 5 September," ungkapnya.

Jika situasi membaik, Disdikbud akan segera meminta siswa kembali belajar di sekolah.

"Kalau agak-agak ringanji aksinya, sebentar saya keluarkan lagi imbauan untuk kembali belajar besok," lanjutnya.

"Jadi selama aksi berlangsung, seluruh sekolah di Jeneponto tetap beraktivitas secara daring sampai situasi benar-benar kondusif," pungkasnya.

Salah satu orang tua siswa UPT SD Inpres 204 Pammanjengang, Kecamatan Tamalatea, Nasrullah, membenarkan imbauan tersebut.

"Iya anak saya libur hari ini, sampai 4 hari ke depan," ujar Nasrullah kepada Tribun-Timur.com di Kantor Kejaksaan Negeri Jeneponto.

Sebelumnya diberitakan, ratusan massa tergabung dalam GERTAK akan menggelar aksi besar-besaran di Jeneponto.

Aksi dijadwalkan berlangsung di dua titik, Gedung DPRD dan Mapolres.

Jenderal lapangan aksi, Robi Sugara, menyebut unjuk rasa berlangsung Senin–Jumat, 1–5 September 2025.

Baca selengkapnya di Tribun-Timur.com

JENEPONTO - Ratusan massa tergabung dalam Gerakan Rakyat Turatea Keramat (GERTAK) akan menggelar aksi besar-besaran di K...
31/08/2025

JENEPONTO - Ratusan massa tergabung dalam Gerakan Rakyat Turatea Keramat (GERTAK) akan menggelar aksi besar-besaran di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Aksi itu dijadwalkan di dua titik, Gedung DPRD dan Mapolres.

Jenderal Lapangan aksi, Robi Sugara menyebut unjuk rasa tersebut akan berlangsung Senin-Jumat, 1-5 September 2025.

"Sekitar 500 massa yang akan hadir, titik kumpul di Belokalong, titik aksi ada di Polres Jeneponto dan DPRD Jeneponto,” ujar Robi kepada Tribun-Timur.com via telepon, Minggu (31/8/2025).

Aksi tersebut membawa sejumlah tuntutan besar.

Salah satunya mendesak DPR dibubarkan.

"Tuntutannya kan memang bubarkan DPR dan masuk juga pertanggungjawaban terkait ojol yang tabrak barracuda dan meninggal di Jakarta, kita akan pertanyakan di Polres," tegas Robi.

Selain itu, massa juga menyoroti kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Jeneponto yang disebut melonjak hingga 400 persen.

"Kami juga ingin pertanyakan di DPRD terkait pengkajiannya dan kalkulasinya kenapa bisa naik 400 persen di Jeneponto," jelasnya.

Robi menambahkan pihaknya sudah melayangkan surat pemberitahuan resmi kepada Polres Jeneponto terkait pengajuan aksi tersebut.

"Kami sudah menyurat di Polres Jeneponto untuk pengajuan aksi," pungkasnya.

Kasat Intel Polres Jeneponto Iptu Suframono membenarkan suray pemberitahuan aksi GERTAK.

"Siap(betul)," ujarnya melalui pesan Whatsapp.

Aksi ini akan berlangsung lima hari berturut-turut dengan eskalasi massa yang diperkirakan berubah-ubah jumlahnya.

Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, Muh Agung Putra Pratama

Address

Tamalatea
Jeneponto

Telephone

+6285733184226

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Jeneponto_Info posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share