22/04/2024
Dinantikan untuk Jepara
ANDI DAN WIWIT CALON RASIONAL BACABUP JEPARA
Dinamika Pilkada Jepara masih terlihat adem ayem di mata masyarakat. Tapi, di kalangan elite Jepara, nama-nama yang bakal diusung sepertinya sudah mengerucut ke dua sosok: Dian Kristiandi (Andi, petahana kader PDIP) dan Witiarso Utomo (Wiwit).
Ada puluhan nama selain kedua nama di atas. Namun, secara rasional, hampir bisa dipastikan mereka hanya menjajal dan ikut rewo-rewo kompetisi. Rumus menang mungkin tidak ada dalam kamus kalkulasi politik mereka.
Pilkada tidak seperti Pileg. Cukup punya uang, siapapun bisa nyaleg. Tapi, untuk Pilkada, uang saja tidak cukup. Harus ada rekomendasi partai. Dan ini tidak mudah didapatkan.
Untuk mengusung bakal calon bupati, pihak partai butuh survei tingkat elektabilitas. Jadi, rekom maju sebagai calon tetap didasari argumen rasional keterpilihan. Unsur inilah yang sedang ditunggu oleh para partai pengusung.
Boleh jadi, Wiwit sudah clear di kalangan elit partai di Jepara, baik partai kuning, biru, mercy dan mungkin beberapa partai besar lain di Jepara. Namun, untuk mendapatkan rekom dari DPP masing-masing, elektabilitas Wiwit harus diuji.
Atas alasan itulah, dia ingin menggandeng partai hijau dan trah keluarga mantan Bupati Jepara untuk menjadi calon bakal wakil bupatinya, yang belum tentu bisa mendongkrak elektabilitas. Apalagi di sana ada Ketua DPRD Jepara sekarang yang dianggap cukup populer. Trah keluarga mantan penguasa partai hijau Jepara bisa dijadikan rebutan.
Kini, tinggal partai hijau globe yang menunggu momentum. Apakah rekomnya akan dikantongkan ke Wiwit atau Andi. Pasalnya, partai hijau globe belum clear ke kedua nama itu mengingat ada kader internal berjejaring pusat yang sangat berpeluang menjadi cawabup untuk kedua nama itu. Ada dua nama yang mungkin bisa disandingkan, baik ke Wiwit ataupun Andi.
Partai garuda pun posisinya sama dengan partai hijau globe di Jepara. Masih menunggu survei. Kalau banteng, tentu lebih memilih kader internal ideologis untuk diusung. Maklum, kandang banteng pada musim Pilpres kemarin lumayan kejeglong-jeglong dan ketaton. Ada indikasi bahwa banteng hanya menginginkan dua kubu saja. Biar nyeruduknya gampang.
Andi menjadi satu-satunya kader banteng yang di kandang banteng Jepara mendapatkan dukungan luas. Setidaknya ada 14 suara kecamatan yang mendukung Andi maju lagi. Namun, dengan siapa dia akan didampingi? Inilah yang perlu dipikirkan. Barangkali, peluang pendamping Andi hanya ada dua, rekom dari garuda, atau hijau globe. Tapi, bukankah Wiwit juga menginginkan keduanya?
Karena itulah, dua nama itu, antara Wiwit dan Andi, harus lebih intens mendekati para elite partai besar di Jepara. Andi tentu lebih giat lagi untuk mempersiapkan diri, mengingat sumber dananya juga masih banyak yang perlu diupayakan lagi dan lagi. Untuk saat ini, rekom banteng sepertinya hanya mengarah ke Andi.
Adapun calon-calon lain, admin LBJ tidak melihat adanya rasionalitas dan elektabilitas politik menuju calon Bacabup Jepara 2024. Mungkin mereka-mereka yang namanya terpampang di baliho itu sedang pamer wajah untuk cari-cari peluang, agar dilamar.
Dalam politik, menunggu pinangan itu konyol. Bagaimana tidak, yang berebut saja bisa gagal, lha kok ada yang pede menunggu dipinang, tanpa modal, tanpa hitungan rekom sisan.
Hari ini, di Jepara tidak ada kekuatan tunggal yang bisa bermain di pusat seperti era Subroto. Semuanya masih dinamis.
Hanya mendukung Wiwit karena bakal menang sebab didukung banyak partai, itu logika terpaku di Pilkada masa lampau. Apalagi mendukungnya supaya aman karena bakal ditandem dengan Cawagub Jateng, itu pilihan yang terlalu dini.
Sekali lagi, Pilkada tidak seperti Pilpres dan Pileg. Di Pilpres, banteng banyak ketaton. Tapi, di Pilkada, banteng ingin menjahit luka. Banteng sepertinya ingin nyeruduk siapapun yang melawan. Ini yang bakal dihadapi Wiwit. Apakah Andi yang direkom banteng? Wallahu a'lam. []
Keterangan:
Tulisan ini adalah opini editorial page Lintas Berita Jepara. Ditulis sebagai tajuk publik. Boleh dicopas siapapun.