06/10/2025
DITIPU MONYET LEWAT MONKEY BUSINESS
Monkey business adalah bisnis untuk mendapatkan keuntungan dengan berbagai cara, salah satunya dengan memanipulasi informasi. Ujung-ujungnya menipu.
Monkey business sekilas terlihat seperti bisnis nyata. Ada barangnya baik berupa benda yang bisa diraba maupun benda gaib (sekadar data, angka, file digital, atau sebaris doa). Harganya juga ada. Pertukaran harga dan objek terjadi secara nyata.
Monkey business kerap terjadi karena ada tren peningkatan permintaan barang pada sekelompok orang tertentu yang menggiring opini masyarakat untuk membeli barang tersebut dengan asumsi bahwa harganya akan terus naik.
Contoh-contoh objek barang nyata dalam monkey business yang sempat menghebohkan tanah air adalah:
- ikan louhan
- tanaman gelombang cinta
- batu akik
- tanaman janda bolong
Adapun objek gaib yang sempat bikin gempar di antaranya:
- investasi koperasi ini-itu
- saham-saham dot com
- saham emas Busang
- mata uang kripto
- foto-foto NFT (contohnya foto Ghozali Everyday)
Ciri-ciri objek monkey business:
Pertama, kepemilikan objek akan memberikan keuntungan besar. Misalnya, beli gelombang cinta dengan 5 helai daun seharga 5 juta rupiah, jika dirawat selama 6 bulan harganya bakal naik jadi 25 juta.
Kedua, harganya tidak wajar. Contohnya, seekor ikan jenong dibanderol hingga 5 juta. Padahal itu jenis ikan yang relatif mudah dipelihara dan mudah didapatkan.
Ketiga, objeknya kerap disebut-sebut memiliki keistimewaan yang overclaimed alias dibesar-besarkan. Misalnya, harganya bakal naik berkali-kali lipat dalam waktu singkat, memiliki khasiat kesehatan atau daya penyembuhan di luar nalar, atau bisa menarik energi rejeki bagi pemiliknya.
Keempat, korban biasanya akan mendapat keuntungan abnormal di awal, sehingga tergiur menaruh dana lebih banyak.
Kenapa masyarakat Indonesia sering jadi korban monkey business? Penyebabnya antara lain:
- Sifat manusia yang serakah. Ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dalam tempo sesingkat-singkatnya namun dengan tenaga atau usaha serendah-rendahnya.
- Kepintaran segelintir orang untuk mempermainkan psikologi massa. Dengan berbagai kampanyenya, masyarakat dibuat percaya bahwa barang yang sebetulnya sekadar pelengkap remeh-temeh bakal berubah jadi barang investasi bernilai sangat tinggi.
Jadi terus bagaimana?
Agar tidak jadi korban, kuncinya adalah gunakan "common sense" alias akal sehat dan kumpulkan sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber sebelum mengambil keputusan. Yang bener aja, mosok tanaman talas yang sehari-hari kita temui di pinggir kali tiba-tiba bisa dijual seharga motor Scoopy?
Yang juga penting, jangan mudah silau dengan pertunjukan kemewahan. Istilah Jawanya: "aja gumunan". Salah satu modus yang kerap dipakai oleh para penjual monkey business adalah pamer kekayaan. Para "pebisnis monyet" ini rupanya tahu betul, masyarakat masih gampang tergila-gila dengan penampilan. Jalan-jalan ke Eropa, rumah besar dan mewah, naik jet pribadi, kemana-mana naik lamborgini, bagi-bagi duit ke orang-orang di pinggir jalan, dan lain-lain. Siapa sih yang gak kepingin? Saat masyarakat sudah bisa dijebak dengan tontonan kemewahan ini, maka mudah bagi pebisnis monyet tersebut untuk menggiring lebih jauh: kalau pengin seperti saya, ayok gabung ke bisnis saya, nanti kita kaya bersama-sama.
Begitu sih pengamatan saya.....