20/10/2025
Tetap Mencintai meski Sakit adalah Malaikat
Kutipan Rumi ini menyentuh inti terdalam dari cinta sejati dan spiritualitas manusia.
"Mencintai adalah manusia."
Artinya, mencintai adalah bagian alami dari kodrat manusia. Setiap orang, dengan cara dan kadar yang berbeda, merasakan kebutuhan untuk mencintai-entah kepada seseorang, kepada kehidupan, atau kepada Tuhan. Cinta adalah energi yang membuat manusia hidup dan bergerak.
"Merasakan sakit adalah manusia."
Rumi mengingatkan bahwa penderitaan juga bagian dari kemanusiaan. Siapa pun yang berani mencintai, pasti akan bersentuhan dengan luka. Entah luka karena kehilangan, penolakan, atau harapan yang tak terpenuhi. Rasa sakit bukan tanda kelemahan, melainkan bukti bahwa hati masih hidup dan mampu merasakan.
"Namun untuk tetap mencintai meskipun sakitnya adalah malaikat murni."
Inilah inti spiritualnya. Rumi menggambarkan bahwa mereka yang tetap mencintai walau disakiti telah naik ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi. Itu bukan lagi cinta yang bersyarat atau egois, tetapi cinta yang murni-seperti cinta para malaikat, yang tidak menuntut balasan, tidak menyimpan dendam, dan hanya memantulkan kasih Tuhan.
Dalam makna sufistik, kutipan ini mengajarkan transendensi cinta: bahwa luka bukan alasan untuk berhenti mencintai, melainkan jalan untuk membersihkan hati dari kepemilikan dan ego. Karena pada akhirnya, cinta sejati bukan tentang memiliki, tapi tentang menjadi - menjadi saluran kasih Tuhan di dunia.