10/11/2025
Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi lahir 24 Februari 1972 dengan nama Gusti Raden Ajeng Nurmalitasari), sebelumnya bernama Gusti Kanjeng Ratu Pembayun adalah putri pertama dari pasangan Sri Sultan Hamengkubuwana X dengan Ratu Hemas dan seorang Putri Mahkota dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ratu Mangkubumi dilahirkan di Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Ia kemudian dibesarkan di lingkungan Keraton Yogyakarta hingga usia sekolah menengah atas, dengan pernah bersekolah di SMA Bopkri 1 Yogyakarta sebelum pindah ke Singapura. Ratu Mangkubumi kemudian masuk di ISS International School. Setelah lulus SMA, ia kemudian melanjutkan pendidikan di beberapa kolese di California, Amerika Serikat, sebelum akhirnya lulus sarjana di bidang manajemen retail dari Universitas Griffith di Queensland, Australia.
Pada 28 Juni 2023, Ratu Mangkubumi secara khusus menerima penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa (Dr. (H.C)) untuk Doctor of Humane Letters dari Universitas Illinois Utara (NIU) di DeKalb, Illinois, Amerika Serikat. Prosesi penganugerahan dilaksanakan di Universitas Widya Mataram, dengan ijazah diserahkan khusus oleh Wakil Presiden Eksekutif dan Provos NIU, Laurie Elish-Piper.
Sebagai putri tertua, Ratu Mangkubumi menjabat sebagai Lurah Putri yang bertugas memimpin seluruh Sentana Dalem Putri (keluarga keraton putri) dan abdi dalem Keparak (abdi dalem perempuan) di lingkungan Keraton Yogyakarta. Sebagai pemimpin abdi dalem Keparak, ia bertugas mengelola urusan domestik Keraton Yogyakarta termasuk seperti penyiapan upacara-upacara adat, misalnya upacara rutin pemberian sesaji atau caos dhahar, penjagaan ruang pusaka, hingga pelayanan keperluan raja, permaisuri, dan para putra-putri keluarga keraton. Ia juga mendapat tugas dari ayahnya untuk mengharmoniskan hubungan antara adik-adiknya dan keluarga besar keraton pada umumnya. Jabatannya sebagai salah satu "penghageng" (pemegang jabatan) juga menuntutnya untuk memimpin beberapa upacara adat di lingkungan keraton, seperti Tumplak Wajik, Peksi Burak, juga beberapa upacara adat lainnya.
Selain sebagai Lurah Putri, Ratu Mangkubumi juga menjabat sebagai "penghageng" untuk Kawedanan Hageng Datu Danasuyasa, sebuah kawedanan atau lembaga yang memiliki kewenangan mulai dari pemeliharaan kecil dan ringan bagian-bagian keraton, misalnya Benteng Cepuri dan Benteng Baluwerti; pengelolaan tanah-tanah kasultanan (Sultanaat Ground), baik itu tanah keprabon maupun tanah bukan keprabon; dan pengelolaan aset-aset bangunan dan sejenisnya di luar kompleks keraton. Kawedanan ini juga membawahi tiga kawedanan: Kawedanan Reksa Suyasa, Kawedanan Panitikisma, Kawedanan Sasana Pura.Di keraton, Ratu Mangkubumi juga berusaha melestarikan budaya melalui keaktifannya dalam seni tari. Ia merupakan penari andalan keraton bersama tiga adiknya: Ratu Condrokirono, Hayu, dan Bendara.
Ratu Mangkubumi juga menekuni dunia usaha dengan memegang sejumlah posisi strategis di berbagai perusahaan. Ia menjabat sebagai Direktur PT Yogyakarta Tembakau Indonesia, sebuah perusahaan rokok kretek yang didirikan dengan tujuan mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Bantul sekaligus memberdayakan tenaga kerja lokal. Selain itu, ia juga memimpin PT Yarsilk Gora Mahottama, perusahaan yang bergerak dalam pengembangan sutera alam sebagai komoditas unggulan sekaligus sarana pelestarian budaya dan kerajinan tradisional. Di sektor industri perkebunan, ia menduduki posisi sebagai Komisaris Utama PT Madu Baru, sebuah perusahaan gula dan spiritus di Yogyakarta yang memiliki peran penting dalam ketahanan pangan dan industri daerah.
Ratu Mangkubumi dilahirkan sebagai bangsawan keraton, wangsanya adalah Mataram. Secara tradisional, ketika dilahirkan gelarnya adalah Gusti Raden Ajeng (GRAj), gelar sebelum menikah untuk putri raja dari permaisuri. Sebelum pernikahannya pada 28 Mei 2002, ayahnya mengubah namanya yang semula Nurmalitasari menjadi Pembayun. Ia juga langsung menerima gelar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) alih-alih Gusti Raden Ayu (GRAy). Pemberian gelar ini dilangsungkan melalui upacara wisuda yang digelar di Keraton Yogyakarta pada 6 Mei 2002.
Secara umum, Ratu Mangkubumi adalah Putri Yogyakarta, namun menurut tradisi, ia adalah ratu. Gelar ini diberikan kepada permaisuri serta kepada putri raja dari permaisuri ketika sudah dewasa. Sebagai putri penguasa, ia juga menerima gaya Paduka Kerajaan (bahasa Inggris: Royal Highness), namun secara adat, budaya, dan masyarakat, permaisuri dan para putri penguasa yang telah bergelar Gusti Kanjeng Ratu biasanya digayakan dengan sapaan setara, yaitu "Gusti" atau "Gusti Ratu".
Pada 5 Mei 2015, ayahnya mengeluarkan Sabda raja yang menyatakan Ratu Pembayun menerima gelar baru sebagai Mangkubumi, gelarnya kemudian berubah menjadi "Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi". Dia sekaligus dinobatkan sebagai putri mahkota dengan gelar lengkap "Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawana Langgeng ing Mataram".Dalam sejarah monarki, ia merupakan satu-satunya perempuan yang pernah dinobatkan. Mangkubumi memang sering kali diasosiasikan sebagai nama yang disandang oleh calon penerus tahta, namun dalam lingkup keraton, Mangkubumi tidak selalu menjadi seorang penguasa.
Disarikan dari berbagai sumber.