06/05/2025
Mengapa Mereka Menelan Batu
Buaya dikenal sebagai predator tangguh yang mendiami perairan tropis dan subtropis. Namun, di balik keganasannya, terdapat perilaku unik yang jarang diketahui banyak orang: buaya secara sengaja menelan batu. Fenomena ini telah lama menarik perhatian para ilmuwan dan memunculkan berbagai teori mengenai tujuannya.
Apa Itu Gastrolith?
Batu yang ditelan oleh buaya dikenal dengan istilah "gastrolith", yang secara harfiah berarti "batu perut". Fenomena menelan batu ini tidak hanya terjadi pada buaya, tetapi juga ditemukan pada beberapa spesies lain seperti burung, anjing laut, dan bahkan dinosaurus herbivora yang telah punah. Pada burung pemakan biji, gastrolith berfungsi membantu proses pencernaan dengan menggiling makanan di dalam lambung. Namun, pada hewan air seperti buaya, fungsi gastrolith lebih kompleks dan masih menjadi bahan penelitian.
Fungsi Gastrolith pada Buaya
1. Mengatur Daya Apung
Salah satu hipotesis utama mengenai fungsi gastrolith pada buaya adalah untuk membantu mengatur daya apung mereka saat berada di dalam air. Dengan menelan batu, buaya dapat menambah berat tubuhnya, memungkinkan mereka untuk menyelam lebih dalam dan tetap tenggelam tanpa harus terus-menerus bergerak. Hal ini memberikan keuntungan dalam berburu, karena buaya dapat mendekati mangsa secara diam-diam dari bawah permukaan air.
2. Menstabilkan Tubuh Saat Berenang
Selain membantu menyelam, gastrolith juga diduga berperan dalam menstabilkan tubuh buaya saat berenang. Dengan distribusi berat yang lebih merata, buaya dapat mempertahankan posisi horizontal yang optimal di dalam air, meningkatkan efisiensi gerakan dan mengurangi energi yang diperlukan untuk berenang.
3. Membantu Pencernaan
Meskipun buaya memiliki sistem pencernaan yang kuat, beberapa peneliti berpendapat bahwa gastrolith dapat membantu dalam proses pencernaan, terutama dalam menghancurkan makanan yang keras seperti cangkang atau tulang. Namun, fungsi ini masih menjadi perdebatan dan memerlukan penelitian lebih lanjut.
Penelitian Terkini
Sebuah studi yang dipublikasikan oleh Yale e360 mengamati perilaku aligator muda yang menelan batu. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah menelan batu, waktu yang dihabiskan aligator di bawah air meningkat hingga 117%. Penambahan berat dari batu memungkinkan mereka untuk mengambil lebih banyak udara ke dalam paru-paru sambil tetap tenggelam, meningkatkan efisiensi pernapasan saat menyelam.
Namun, penelitian lain yang dilakukan oleh Don Henderson menggunakan model komputer menunjukkan bahwa gastrolith yang ditemukan pada buaya dan reptil laut fosil biasanya kurang dari 2% dari massa tubuh mereka. Gastrolith yang melebihi 6% dari massa tubuh memiliki efek signifikan pada daya apung, tetapi di bawah level tersebut, pengisian dan pengosongan paru-paru dengan udara memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap daya apung.
Kebiasaan buaya menelan batu merupakan adaptasi unik yang membantu mereka bertahan di habitat akuatik. Meskipun fungsi pastinya masih menjadi bahan penelitian, bukti menunjukkan bahwa gastrolith berperan dalam mengatur daya apung, menstabilkan tubuh saat berenang, dan mungkin membantu dalam pencernaan. Fenomena ini menyoroti kompleksitas perilaku hewan dan bagaimana adaptasi fisiologis dapat memberikan keuntungan ekologis yang signifikan.
Ref :
https://techno.okezone.com/read/2017/01/21/56/1597530/tahukah-anda-buaya-telan-batu-untuk-berenang
https://www.cakaplah.com/artikel/tekno-dan-sains/2017/01/23/ternyata-buaya-telan-batu-untuk-berenang
https://e360.yale.edu/digest/alligators-eat-rocks-to-increase-time-underwater
π· : tsikavi-fakty.com.ua