D.S Dunia Sekitar

D.S Dunia Sekitar fb.com/stars
Randim vidoes, info,

πŸ—ΏπŸ—Ώ
24/06/2025

πŸ—ΏπŸ—Ώ

21/06/2025

πŸ€”πŸ€”πŸ˜¬

19/05/2025
Mengapa Mereka Menelan BatuBuaya dikenal sebagai predator tangguh yang mendiami perairan tropis dan subtropis. Namun, di...
06/05/2025

Mengapa Mereka Menelan Batu

Buaya dikenal sebagai predator tangguh yang mendiami perairan tropis dan subtropis. Namun, di balik keganasannya, terdapat perilaku unik yang jarang diketahui banyak orang: buaya secara sengaja menelan batu. Fenomena ini telah lama menarik perhatian para ilmuwan dan memunculkan berbagai teori mengenai tujuannya.

Apa Itu Gastrolith?

Batu yang ditelan oleh buaya dikenal dengan istilah "gastrolith", yang secara harfiah berarti "batu perut". Fenomena menelan batu ini tidak hanya terjadi pada buaya, tetapi juga ditemukan pada beberapa spesies lain seperti burung, anjing laut, dan bahkan dinosaurus herbivora yang telah punah. Pada burung pemakan biji, gastrolith berfungsi membantu proses pencernaan dengan menggiling makanan di dalam lambung. Namun, pada hewan air seperti buaya, fungsi gastrolith lebih kompleks dan masih menjadi bahan penelitian.

Fungsi Gastrolith pada Buaya

1. Mengatur Daya Apung

Salah satu hipotesis utama mengenai fungsi gastrolith pada buaya adalah untuk membantu mengatur daya apung mereka saat berada di dalam air. Dengan menelan batu, buaya dapat menambah berat tubuhnya, memungkinkan mereka untuk menyelam lebih dalam dan tetap tenggelam tanpa harus terus-menerus bergerak. Hal ini memberikan keuntungan dalam berburu, karena buaya dapat mendekati mangsa secara diam-diam dari bawah permukaan air.

2. Menstabilkan Tubuh Saat Berenang

Selain membantu menyelam, gastrolith juga diduga berperan dalam menstabilkan tubuh buaya saat berenang. Dengan distribusi berat yang lebih merata, buaya dapat mempertahankan posisi horizontal yang optimal di dalam air, meningkatkan efisiensi gerakan dan mengurangi energi yang diperlukan untuk berenang.

3. Membantu Pencernaan

Meskipun buaya memiliki sistem pencernaan yang kuat, beberapa peneliti berpendapat bahwa gastrolith dapat membantu dalam proses pencernaan, terutama dalam menghancurkan makanan yang keras seperti cangkang atau tulang. Namun, fungsi ini masih menjadi perdebatan dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

Penelitian Terkini

Sebuah studi yang dipublikasikan oleh Yale e360 mengamati perilaku aligator muda yang menelan batu. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah menelan batu, waktu yang dihabiskan aligator di bawah air meningkat hingga 117%. Penambahan berat dari batu memungkinkan mereka untuk mengambil lebih banyak udara ke dalam paru-paru sambil tetap tenggelam, meningkatkan efisiensi pernapasan saat menyelam.

Namun, penelitian lain yang dilakukan oleh Don Henderson menggunakan model komputer menunjukkan bahwa gastrolith yang ditemukan pada buaya dan reptil laut fosil biasanya kurang dari 2% dari massa tubuh mereka. Gastrolith yang melebihi 6% dari massa tubuh memiliki efek signifikan pada daya apung, tetapi di bawah level tersebut, pengisian dan pengosongan paru-paru dengan udara memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap daya apung.

Kebiasaan buaya menelan batu merupakan adaptasi unik yang membantu mereka bertahan di habitat akuatik. Meskipun fungsi pastinya masih menjadi bahan penelitian, bukti menunjukkan bahwa gastrolith berperan dalam mengatur daya apung, menstabilkan tubuh saat berenang, dan mungkin membantu dalam pencernaan. Fenomena ini menyoroti kompleksitas perilaku hewan dan bagaimana adaptasi fisiologis dapat memberikan keuntungan ekologis yang signifikan.

Ref :

https://techno.okezone.com/read/2017/01/21/56/1597530/tahukah-anda-buaya-telan-batu-untuk-berenang

https://www.cakaplah.com/artikel/tekno-dan-sains/2017/01/23/ternyata-buaya-telan-batu-untuk-berenang

https://e360.yale.edu/digest/alligators-eat-rocks-to-increase-time-underwater

πŸ“· : tsikavi-fakty.com.ua

Tes tes πŸ˜€πŸ‘πŸ»
05/05/2025

Tes tes πŸ˜€πŸ‘πŸ»

Iyain aja πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
03/05/2025

Iyain aja πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

BUMI PERNAH HUJAN TANPA HENTI!!!Ketika Bumi Diguyur Hujan Tanpa Henti Selama Dua Juta Tahun: Peristiwa Pluvial CarnianSe...
02/05/2025

BUMI PERNAH HUJAN TANPA HENTI!!!

Ketika Bumi Diguyur Hujan Tanpa Henti Selama Dua Juta Tahun: Peristiwa Pluvial Carnian

Sekitar 232 juta tahun yang lalu, Bumi mengalami perubahan iklim drastis yang dikenal sebagai Peristiwa Pluvial Carnian. Dalam periode ini, hujan turun tanpa henti selama sekitar dua juta tahun, mengubah lanskap planet dan mempengaruhi evolusi kehidupan secara signifikan.

Apa Itu Peristiwa Pluvial Carnian?:

Peristiwa Pluvial Carnian terjadi pada akhir periode Trias, ketika Bumi mengalami transisi dari kondisi kering menjadi sangat lembap. Hujan yang terus-menerus selama jutaan tahun ini menyebabkan perubahan besar dalam ekosistem, baik di darat maupun di laut.

Penyebab Hujan Berkepanjangan:

Para ilmuwan percaya bahwa aktivitas vulkanik yang intens memicu perubahan iklim ini. Letusan gunung berapi besar melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca ke atmosfer, meningkatkan suhu global dan menyebabkan peningkatan penguapan air laut. Akibatnya, curah hujan meningkat secara drastis dan berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama.

Dampak Terhadap Kehidupan:

Perubahan iklim ini menyebabkan kepunahan massal beberapa spesies, namun juga membuka jalan bagi munculnya kelompok hewan baru. Dinosaurus, misalnya, mulai mendominasi daratan setelah peristiwa ini. Selain itu, banyak kelompok hewan modern seperti kura-kura, buaya, kadal, dan mamalia awal mulai muncul dan berkembang.

Bukti Geologis:

Jejak peristiwa ini ditemukan dalam lapisan batuan di berbagai belahan dunia, seperti di Pegunungan Alpen Utara dan Inggris. Lapisan batuan yang terbentuk selama periode ini menunjukkan adanya peningkatan sedimen yang terkait dengan kondisi basah dan lembap.

Peristiwa Pluvial Carnian merupakan contoh nyata bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi kehidupan di Bumi secara drastis. Hujan yang berlangsung selama dua juta tahun tidak hanya mengubah lanskap planet, tetapi juga memainkan peran penting dalam evolusi kehidupan, membuka jalan bagi dominasi dinosaurus dan munculnya banyak spesies hewan modern.

Ref:

- [Kompas.com: Bumi Pernah Diguyur Hujan Tanpa Henti Selama 2 Juta Tahun, Kapan Terjadi?](https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/14/110000365/bumi-pernah-diguyur-hujan-tanpa-henti-selama-2-juta-tahun-kapan-terjadi-)
- [Wikipedia: Carnian pluvial episode](https://en.wikipedia.org/wiki/Carnian_pluvial_episode)

πŸ“· : pxfuel.com

JEMBATAN FASILITASI WARGA TERANCAM DITUTUP!!!!Jembatan Perahu Haji Endang, yang telah berdiri selama 15 tahun dan menjad...
02/05/2025

JEMBATAN FASILITASI WARGA TERANCAM DITUTUP!!!!

Jembatan Perahu Haji Endang, yang telah berdiri selama 15 tahun dan menjadi penghubung vital antar desa, kini terancam ditutup. Jembatan yang berdiri di atas perahu-perahu ini dikenal sebagai solusi kreatif masyarakat untuk menyeberangi sungai, terutama bagi pengguna sepeda motor dan pejalan kaki.

Jembatan ini memfasilitasi aktivitas ekonomi, pendidikan, dan sosial warga sekitar. Namun, belakangan ini muncul kekhawatiran mengenai keamanan struktur jembatan serta persoalan izin dan regulasi yang belum tuntas.

Penutupan jembatan akan berdampak signifikan bagi mobilitas warga. Warga berharap pemerintah daerah turun tangan untuk mencari solusi agar jembatan tetap bisa beroperasi dengan standar keselamatan yang memadai.

Sebuah Boneka Kelinci Raksasa di Italia: Karya Seni yang Terlihat dari Angkasa!!!Di lereng pegunungan Alpen Italia, tepa...
01/05/2025

Sebuah Boneka Kelinci Raksasa di Italia: Karya Seni yang Terlihat dari Angkasa!!!

Di lereng pegunungan Alpen Italia, tepatnya di desa kecil bernama Artesina, Provinsi Cuneo, terdapat sebuah karya seni yang tidak biasa: boneka kelinci raksasa berwarna pink yang saking besarnya dapat terlihat dari citra satelit Google Maps. Boneka ini bukan sekadar dekorasi, melainkan instalasi seni berskala kolosal yang menggabungkan imajinasi, kreativitas, dan humor.

Kelinci raksasa tersebut dibuat oleh kelompok seni asal Wina, Austria, bernama Gelatin. Proyek ambisius ini memakan waktu lima tahun untuk diselesaikan. Hasilnya adalah boneka setinggi 7 meter dan panjang 61 meter yang terbaring di padang rumput Colletto Fava, sebuah kawasan hijau di Italia utara.

Dibuat dari bahan tahan air yang lembut dan diisi dengan jerami, boneka ini tidak hanya bisa dilihat, tetapi juga disentuh, dipanjat, bahkan dijadikan tempat bersantai oleh para wisatawan. Instalasi ini dirancang untuk menciptakan sensasi bagi pengunjung seperti menjadi tokoh Gulliver dalam dunia raksasa. Wolfgang Gantner, salah satu anggota Gelatin, menyatakan bahwa tujuan utama mereka adalah membuat pengunjung tersenyum dan merasa kecil dalam dunia fantasi ini.

Yang membuatnya semakin istimewa, klaim bahwa boneka kelinci ini bisa terlihat dari luar angkasa bukanlah sekadar omong kosong. Cukup dengan mengetik lokasi Colletto Fava di Google Maps dan melakukan zoom in, pengunjung virtual masih bisa melihat siluet kelinci raksasa tersebut terhampar di lanskap pegunungan.

Karya ini dijadwalkan bertahan hingga tahun 2025, menjadi ikon unik di dunia seni rupa sekaligus destinasi wisata yang menggugah rasa ingin tahu. Boneka kelinci raksasa di Italia ini membuktikan bahwa seni bisa hadir di mana saja, bahkan di tengah alam bebas, dan mampu menyentuh siapa pun yang melihatnyaβ€”baik secara langsung maupun dari layar satelit.

Ref :

https://travel.detik.com/destination/d-2239963/unik-italia-punya-kelinci-raksasa-yang-tampak-dari-angkasa

πŸ“· : Wikinews - gelatin_official - infobae.com

Address

Indramayu

Telephone

+62896526672626

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when D.S Dunia Sekitar posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to D.S Dunia Sekitar:

Share