
26/07/2024
Pekan keempat Juli 2024, tepatnya pada tanggal 25, cuaca diramalkan sebentar cerah, sebentar berawan, dengan suhu rata-rata 29 derajat Celcius. Hari yang baik untuk mengenang hal-hal baik dari yang sudah berakhir.
Hari itu, Majalah Gatra dikebumikan. Berhenti terbit menjelang 30 tahun usianya.
Sejak itu, para wartawan dan fotografernya tidak lagi harus tunggang langgang mengejar narasumber yang merepotkan. Tidak perlu lagi sering-sering memanjatkan rasa syukur karena kebagian narasumber yang kooperatif. Tidak mesti sering-sering mencari wastafel untuk memastikan wajahnya tidak lebih berdebu dan berminyak dari wajah sopir pribadi para pejabat yang dikejarnya.
Para editor dan perancang tata muka —yang sebagiannya adalah kaum introver— tidak perlu lagi menekuk wajah setiap ada artikel yang terlambat tiba di meja mereka. Orang-orang sirkulasi tidak harus berebut jalan dengan para pengendara motor dan mobil-mobil untuk memastikan majalah sampai ke tangan pelanggan sesuai jadwal.
Lalu sesudahnya, dan bertahun-tahun ke depan, orang-orang akan memeriksa Majalah Gatra sebagai arsip yang, atas kehendak Tuhan, dikompilasi oleh kecedasan buatan dengan cara yang mengganggu. Sebuah pilihan yang terlalu sederhana untuk mengenang majalah yang begitu terobsesi membuat orang-orang menjadi tahu, mengerti dan pintar itu.
Mari kami beri tahu sebuah fakta; siapa tahu belum banyak yang tahu. Di balik keseriusannya, Gatra adalah juga taman bermain yang menyenangkan. Wahana rekreasi yang selalu mencoba menemukan cara untuk bermain-main dalam ekosistem jurnalistik yang, kata orang-orang, ambisius.
Namun kesenangan-kesenangan itu tetap saja harus mengalah pada waktu. Ya, waktu. Si paling fana yang doyan mengubah stabilitas lewat standar-standar baru.
Dan akhirnya, Majalah Gatra, meminjam puisi Yudhistira ANM Massardi; Seperti dedaun, Runduk pada musim.
Kami Pamit.