19/12/2025
KARANGANYAR—Kasus dugaan kematian tidak wajar seorang santri Pondok Pesantren Manjung, Wonogiri, terus didalami aparat kepolisian. Untuk mengungkap penyebab pasti kematian korban, polisi melakukan ekshumasi makam yang berada di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jumat (19/12/2025).
Ekshumasi dilakukan di Makam Dusun Gondang, Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar. Tindakan tersebut menyusul adanya dugaan kematian tidak wajar yang diduga berkaitan dengan perundungan (bullying) di lingkungan pondok pesantren.
Kasatreskrim Polres Wonogiri, IPTU Agung Sadewo, mengatakan ekshumasi dijadwalkan berlangsung sekitar pukul 10.30 WIB dengan melibatkan tim Bidokes Polda Jawa Tengah, Polres Wonogiri, serta pihak-pihak terkait lainnya.
“Ekshumasi dilakukan untuk mengetahui kepastian penyebab kematian korban. Keluarga korban juga akan dihadirkan,” ujar Agung di Dusun Gondang, Wonorejo, Jatiyoso, Karanganyar.
Agung menjelaskan, langkah ekshumasi diambil setelah pihak kepolisian menerima laporan dari keluarga korban yang mencurigai adanya kejanggalan pada tubuh korban. Kecurigaan itu muncul saat proses pemandian jenazah.
“Dari laporan keluarga, terdapat kecurigaan karena ditemukan beberapa luka memar di tubuh korban. Kami kemudian melakukan serangkaian penyelidikan dan mengamankan beberapa orang yang diduga terkait,” katanya.
Korban diketahui berinisial MMA, santri laki-laki berusia 12 tahun asal Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar. Korban merupakan siswa kelas VII SMP dan telah menjalani pendidikan di Ponpes Manjung selama sekitar enam bulan terakhir.
Sebelum meninggal dunia, MMA sempat mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Namun, nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal pada Senin (15/12/2025). Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban diduga mengalami pemukulan oleh sejumlah santri lain pada Sabtu (13/12/2025).
Dugaan perundungan tersebut juga dibenarkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri, Suhartono.
“Kami mendapatkan aduan dari masyarakat terkait dugaan santri meninggal dunia dengan adanya luka lebam. Dari hasil pengecekan, memang mengarah ke pembullyan,” ujar Suhartono.
Menurut Suhartono, korban diduga menjadi sasaran perundungan karena dinilai sulit diminta mandi oleh santri lain. Berdasarkan keterangan sementara dari pihak-pihak yang diperiksa, tindakan perundungan tersebut dilakukan oleh lebih dari satu orang.
“Informasinya korban dipukul dan sebelumnya juga sudah pernah mengalami perundungan. Kalau pelakunya lebih dari satu, tentu dampaknya lebih berat,” paparnya.
Hingga kini, polisi masih menunggu hasil ekshumasi untuk memastikan penyebab kematian korban sekaligus mendalami unsur pidana dalam kasus tersebut.