
06/08/2025
Dark Diary: Benih dari Kakek Tua
Seorang pemuda dilaporkan menghilang selama sepekan terakhir oleh keluarganya. Tak ada yang tahu kemana ia pergi, entah itu teman atau kerabatnya. Saat petugas berwenang mengunjungi rumah sewaannya, mereka menemukan buku diary berikut ini tergeletak di lantai yang penuh dengan ceceran tanah.
---
Hari 1
Aku baru saja pulang dari pasar barang antik dan menemukan lapak penjual tanaman. Pemilik lapak itu, seorang kakek tua, menawarkan kepadaku kantung kecil berisi satu butir benih sebesar kelereng. Benih itu hitam mengilap dan terasa hangat saat disentuh. "Tanam saja. Dia akan tumbuh indah," katanya dengan senyum aneh. Aku pun menanamnya di pot kecil merah muda di dekat jendela agar ia mendapat sinar matahari yang cukup.
---
Hari 3
Benih itu berkecambah. Tapi bukan seperti kecambah biasa. Batangnya merah tua seperti daging mentah, dan daunnya seperti punya urat nadi. Tapi tetap saja, aku penasaran. Mungkin ini jenis tanaman eksotis yang belum pernah kulihat.
---
Hari 7
Tanaman itu tumbuh cepat. Terlalu cepat bahkan. Daunnya kini besar dan lebar, keunguan seperti lebam. Kucingku, Lilo, tampak takut mendekatinya. Biasanya dia s**a mencakar tanaman, tapi sekarang dia hanya duduk dari jauh dan mengeong pelan.
---
Hari 9
Lilo hilang. Tidak ada jejak, tak ada suara. Hanya satu hal yang mencurigakan, pot tanaman itu berpindah sekitar satu meter dari tempat semula, dan tanah di sekelilingnya tampak tergali… seperti ada sesuatu yang berusaha mencabutnya.
---
Hari 11
Aku mencoba memindahkan tanaman itu ke luar rumah. Tapi saat aku menyentuh batangnya, duri-duri kecil seperti gigi mencuat dan melukai jariku. Aku berd*rah! Aku bersumpah… aku mendengar suara melenguh dari dalam daunnya.
---
Hari 13
Aku bermimpi buruk. Dalam mimpiku, tanaman itu tumbuh hingga setinggi pohon, dan mulut besar muncul di tengahnya. Mulut itu berbentuk seperti kelopak, tapi di dalamnya… gelap dan menjilat-jilat seperti lidah ular. Aku melihat diriku sendiri di dalam mimpi, berdiri di depan tanaman itu, lalu jatuh ke dalam mulutnya. Saat terbangun, lidahku terasa pahit. Lalu mataku menangkap sesuatu yang tergeletak di bawah kakiku... itu daun… daun tanaman itu!
---
Hari 20
Aku yakin dia hidup. Bukan hanya tumbuh. Tapi bergerak. Merasa. Mengamati. Aku bisa merasakan tatapannya, padahal dia tak punya mata. Tapi rasanya seperti… dia menungguku lengah.
---
Hari 21
Aku mendengar suara senandung merdu namun berat yang menyanyikan lagu nina bobo. Apakah aku berhalusinasi? Apakah aku sudah g*la? Apakah itu hantu? Ataukah itu berasal dari tanaman itu?
---
Hari 23
Aku kunci kamarku malam ini. Aku taruh pot itu di luar. Tapi… jika besok aku tak menulis lagi, mungkin dia sudah berhasil masuk. Dan mungkin, dia sudah lapar lagi.
---
Buku diary itu lalu berhenti di sini. Tak pernah ada yang tahu dengan nasib si pemuda. Lewat investigasi, ometugas hanya menemukan sebuah pot merah muda dengan tanah berserakan, tanpa tanaman apapun di atasnya. Lalu dari balik pintu kamar mandi, terdengar senandung nina bobo yang merdu tapi berat secara perlahan mulai mendekat.
Story by: AdityaPrax