Pak Patola Din Syamsudin Kazzakarrakas

Pak Patola Din Syamsudin Kazzakarrakas Tidak ada yang Allah ambil dari dunia ini, kecuali Allah akan gantikan dengan sesuatu yang terbaik. Dan sungguh dunia ini adalah tempatnya ujian.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akhirnya buka suara menanggapi kritik yang menilai gaya komunikasinya bisa melemah...
27/10/2025

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akhirnya buka suara menanggapi kritik yang menilai gaya komunikasinya bisa melemahkan citra pemerintah.

Purbaya menilai tudingan tersebut tidak berdasar dan justru menegaskan bahwa pernyataannya selama ini merupakan bentuk perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

Purbaya mengatakan bahwa gaya komunikasinya mungkin terlihat keras, namun tetap dalam koridor arahan kepala negara. Ia bahkan menyebut dirinya hanya “versi halus” dari Presiden Prabowo.

Dalam pernyataannya, Purbaya mengaku sudah menahan diri dalam berbicara di depan publik. “Presiden lebih keras dari saya kok. Saya sudah korting berapa persen. Beliau lebih keras dari saya, jadi saya ini versi halusnya lah,” ucapnya sambil tersenyum.

Publik tengah ramai membandingkan proyek kereta cepat Indonesia (Whoosh) dengan proyek Saudi Landbridge di Arab Saudi. P...
27/10/2025

Publik tengah ramai membandingkan proyek kereta cepat Indonesia (Whoosh) dengan proyek Saudi Landbridge di Arab Saudi.

Perbandingan muncul setelah muncul klaim di media sosial bahwa Arab mampu membangun jalur kereta cepat lebih dari 1.000 kilometer dengan biaya setara Rp112 triliun, sementara Whoosh hanya sepanjang 142 kilometer menelan biaya Rp113 triliun.

Data resmi menunjukkan bahwa perbandingan ini tidak sepenuhnya salah, meski konteks dan struktur pembiayaan berbeda.

Dari sisi angka, proyek Saudi terlihat lebih efisien karena membangun jaringan lebih panjang dengan biaya serupa. Namun secara fungsi, Landbridge dan Whoosh memiliki orientasi berbeda.

Landbridge berfokus pada logistik antar kota dan penguatan ekonomi lintas pelabuhan, sementara Whoosh mengutamakan transportasi penumpang antarkota besar.

Analis infrastruktur menilai bahwa perbandingan langsung tanpa konteks bisa menyesatkan. Namun, proyek Arab Saudi menunjukkan bagaimana perencanaan jangka panjang, integrasi logistik, dan pengelolaan utang negara menjadi faktor penting dalam menekan biaya mega proyek.

Baik Saudi maupun Indonesia sama-sama menjadikan proyek kereta cepat sebagai simbol kemajuan teknologi transportasi. sumber : inilahcom

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi kritik dari mantan Kepala Kantor Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi terkait...
27/10/2025

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi kritik dari mantan Kepala Kantor Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi terkait gaya komunikasinya yang dinilai terlalu blak-blakan dan berpotensi melemahkan pemerintahan.

Purbaya mengatakan bahwa gaya komunikasinya yang tegas dan terbuka seperti “koboi” justru berperan penting dalam menjaga stabilitas kepercayaan publik terhadap pemerintah. Ia mengaku hanya menjadi perpanjangan tangan Presiden Prabowo.

“Itu juga atas perintah pemerintah, Bapak Presiden. Jadi saya tidak berani gerak sendiri. Jangan dianggap saya koboi, saya hanya kepanjangan tangan dari Bapak Presiden dengan versi yang lebih halus malah,” ujarnya saat ditemui di Menara Bank Mega, Senin (27/10).

Sebelumnya, Hasan Nasbi mengkritik gaya komunikasi Purbaya yang kerap menyentil pejabat lain di depan media. Ia menilai pola komunikasi seperti itu bisa mengganggu solidaritas di dalam pemerintahan.

Selengkapnya, klik link di bio.

Reporter: Rahayu Subekti
Kreator konten: Yelinda
Editor: Ferrika Lukmana Sari, Nur Farida

Okezoners, Presiden Joko Widodo akhirnya buka suara soal polemik Kereta Cepat Whoosh. Ia menegaskan, prinsip dasar trans...
27/10/2025

Okezoners, Presiden Joko Widodo akhirnya buka suara soal polemik Kereta Cepat Whoosh. Ia menegaskan, prinsip dasar transportasi massal bukan soal untung atau rugi, tapi soal manfaat sosial bagi masyarakat.

“Transportasi publik itu layanan publik. Keuntungannya bukan laba, tapi pengurangan emisi, waktu tempuh lebih cepat, polusi berkurang, dan produktivitas meningkat,” kata Jokowi di Solo.

Jokowi juga menyebut, subsidi untuk MRT, LRT, dan Whoosh bukan kerugian, tapi investasi sosial jangka panjang agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

27/10/2025

BREAKING NEWS!

KPK tengah mengusut kasus dugaan korupsi proyek kereta cepat atau Whoosh.

Jokowi mengatakan transportasi massal tidak diukur dari laba tapi diukur dari keuntungan sosial.Hal itu setelah ia ditan...
27/10/2025

Jokowi mengatakan transportasi massal tidak diukur dari laba tapi diukur dari keuntungan sosial.

Hal itu setelah ia ditanya soal polemik utang Whoosh yang dianggap membebani negara.

Setujukah kamu bila Whoosh, yang harga tiket termurahnya sekitar Rp 200 ribu, merupakan proyek tidak cari laba?

Utang Kereta cepat Whoosh segunung, Presiden Prabowo Pusing. ---------------------------------------------------------Be...
27/10/2025

Utang Kereta cepat Whoosh segunung, Presiden Prabowo Pusing.
---------------------------------------------------------

Beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh bikin pemerintahan Presiden Prabowo Subianto pusing.

Pemerintah memastikan tidak akan ikut membiayai beban utang kereta cepat ke China.

Diketahui, proyek Whoosh berbuntut pada utang yang nilainya fantastis, yakni mencapai lebih dari Rp100 triliun dan membebani BUMN seperti PT KAI (Persero) sebagai salah satu pemegang saham utama.

Kereta cepat yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 ini mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp19,54 triliun, dari biaya awal yang direncanakan 6,07 miliar dollar AS.

Sehingga, total investasi proyek Whoosh mencapai 7,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp116 triliun.

Untuk membiayai investasi 7,2 miliar dollar AS (Rp116 triliun) pada proyek ini, 75 persen di antaranya didapat dari pinjaman China Development Bank.

Sementara sisanya berasal dari setoran modal pemegang saham, yaitu PT KCIC yang merupakan gabungan dari PSBI (60 persen) dan Beijing Yawan HSR Co Ltd (40 persen).

Adapun proyek Whoosh digadang-gadang sebagai salah satu proyek mercusuar dan ambisius di masa pemerintahan mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Setelah terungkap besarnya beban dari proyek kereta cepat ini, nama Jokowi pun turut terseret hingga dituding sebagai pihak yang paling bertanggung jawab.

Lantas, benarkah Jokowi harus menanggung utang proyek tersebut?

*Tidak Bisa Dibebankan Hanya kepada Jokowi*

Pakar kebijakan publik dari Universitas Diponegoro (UNDIP) Teguh Yuwono menyebut, suatu proyek pemerintah, ketika dicanangkan dan dilaksanakan, maka sifatnya adalah institusional.

Pihak-pihak yang menandatangani proyek tersebut bukan lagi perorangan, melainkan sudah atas nama negara atau pemerintah.

Hal ini dia sampaikan ketika menjadi narasumber dalam program On Focus yang diunggah di kanal YouTube Tribunnews, Rabu (22/10/2025).

"Perlu dicatat, dalam sistem pemerintahan kita, ketika negara atau pemerintah mengambil keputusan, maka keputusan itu bersifat institusional," tutur Teguh.

"Ketika seseorang [pejabat publik] sudah menandatangani sesuatu, itu dia atas nama negara, atas nama pemerintah. Jadi pihak-pihak [yang menandatangani] itu bukan perorangan."

"Jadi, saya kira, ada orang yang salah memahami tata kelola pemerintahan. Harusnya, pihak-pihak yang melakukan tanda tangan kontrak, maka itu adalah kontrak kelembagaan atau institusional."

"Yang ekstrem, seperti kasus IKN (Ibu Kota Nusantara). IKN itu kan sudah dicanangkan, ditandatangani oleh presiden sebagai kepala negara, maka presiden yang selanjutnya juga akan tetap terikat dengan tanda tangan kontrak itu."

Selanjutnya, Teguh menilai, proyek KCJB alias Whoosh sifatnya sama, yakni institusional atas nama negara.

Apalagi, proyek itu dibangun untuk meningkatkan kualitas layanan transportasi.

Sehingga, setiap pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya, tidak bisa lagi dipandang sebagai orang per orang.

"Untuk kasus Kereta Cepat Jakarta Bandung itu, sebetulnya proses yang dilakukan kan berbasis kelembagaan. Jadi, bukan orang per orang, misalnya si A, si B, si C, itu pihak swasta, atau itu pihak negara," ujar Teguh.

"Yang terjadi di negara kita kan pemerintah mengambil inisiasi lalu memutuskan ini sebagai proyek yang dibiayai untuk meningkatkan pelayanan di bidang transportasi Jakarta-Bandung untuk mengurangi kemacetan, meningkatkan kualitas pelayanan."

"Itu harusnya berbasis fungsional kenegaraan."

Oleh karena itu, Teguh menegaskan, soal siapa yang harus bertanggung jawab terkait utang Whoosh, tidak bisa dilempar ke perseorangan saja, seperti kepada Jokowi selaku presiden saja atau cuma Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan RI saat itu.

"Jadi, tidak berarti karena Pak Jokowi yang tanda tangan, maka Jokowi yang harus bertanggungjawab. Itu kan seolah-olah semua beban dikembalikan ke Jokowi," papar Teguh.

"Padahal di situ ada banyak pihak yang ikut menandatangani proyek ini. Bahkan itu kan konsorsium, KCIC, Kereta Cepat Indonesia-China."

"Artinya kan [proyek Whoosh dikerjakan] melalui beberapa pilar dan pilar-pilar itu harusnya dilakukan berbasis institusi, tidak berbasis perorangan."

"Jadi, misal waktu itu Menteri Keuangan RI-nya adalah Sri Mulyani, maka ini salah Sri Mulyani. Bukan begitu."

"Siapa pun yang menjadi menteri, ex officio, ya dia harus bertanggungjawab juga karena ini atas nama negara."

Proyek Whoosh Bersifat Institusional, Presiden Sekarang Juga Turut Bertanggung Jawab

Menurutnya, bahkan proyek Whoosh juga menjadi tanggung jawab Presiden RI Prabowo Subianto yang kini menggantikan Jokowi.

Teguh menambahkan, apabila masih berlanjut, maka proyek yang bersifat kelembagaan atau atas nama negara akan selalu mengikat siapa pun yang menjadi presiden.

"Ini yang kadang-kadang tidak kita lihat, bahwa ketika manajemen pemerintahan dikembangkan atau diterapkan, maka siapa pun yang tanda tangan, apalagi jika kontraknya serial (5, 10, atau 20 tahun ke depan) seperti IKN, itu kan mengikat presiden," ujar Teguh.

"Apalagi kalau itu sudah diundang-undangkan, siapa pun presidennya. Ya walaupun sekarang ini Presiden Prabowo tidak begitu intens ke sana, tetapi beliau berada dalam keterwajiban kelembagaan, sama juga untuk kasus KCJB ini, kira-kira setting policy making-nya begitu."

sumber: Warta Kota

27/10/2025

5 Anggota KPU Ketahuan Pakai Jet Pribadi dan Habiskan Uang Rakyat Rp 90 Miliar, Cuma Disanksi Teguran Keras

27/10/2025

BUSUK DARI LUHUT KE LUHUT.

BERITA DI KOLOM KOMENTAR

PSI Bakal Usung Gibran-Jokowi di Pilpres 2029: yang Benar Jokowi Arahkan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode.
27/10/2025

PSI Bakal Usung Gibran-Jokowi di Pilpres 2029: yang Benar Jokowi Arahkan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode.

Rame rame ke Solo.Luhut Bilang Whoosh Sudah Busuk Sejak Awal, tapi Anehnya Dia dan Jokowi Paling Semangat Lanjutkan Proy...
27/10/2025

Rame rame ke Solo.
Luhut Bilang Whoosh Sudah Busuk Sejak Awal, tapi Anehnya Dia dan Jokowi Paling Semangat Lanjutkan Proyek

------------------------------------------

Address

Gang Baraya
Karawang
41370

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pak Patola Din Syamsudin Kazzakarrakas posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share