Dunia Parenting

Dunia Parenting Menyediakan berbagai produk keluarga dan artikel parenting

*WANITA MUSLIMAH TIDAK MAU DIJODOHKAN OLEH AYAHNYA, BAGAIMANAKAH HUKUMNYA?*Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi  - Tanya :Ustad...
24/12/2025

*WANITA MUSLIMAH TIDAK MAU DIJODOHKAN OLEH AYAHNYA, BAGAIMANAKAH HUKUMNYA?*
Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi

- Tanya :
Ustadz, ada anak gadis yang mau dijodohkan sama bapaknya. Tapi si anak gadis ini tidak mau dengan si laki-laki pilihan bapaknya. Mohon penjelasan hukumnya dalam masalah ini menurut syariah Islam. (Nurul, Kaltim).

Jawab :

Terdapat khilāfiyah (perbedaan pendapat) dalam masalah ini, yakni bolehkah seorang ayah menikahkan anak gadisnya yang sudah dewasa (bāligh) tanpa seizin anak gadisnya. Ada dua pendapat ulama;

Pertama, pendapat yang membolehkan seorang ayah untuk menikahkan anak gadisnya yang sudah dewasa (bāligh) meski tanpa seizin anak gadisnya. Ini pendapat ulama Malikiyyah, Syafi’iyyah, dan Hanabilah. (Imam Mālik, Al-Mudawwanah Al-Kubrā, 2/100; Imam Syāfi’ī, Al-Umm, 5/19; Imam Ibnu Qudāmah, Al-Mughnī, 9/399).

Dalilnya sabda Nabi SAW :

الْأَيِّمُ أَحَقُّ بِنَفْسِهَا مِنْ وَلِيِّهَا، وَالْبِكْرُ تُسْتَأْمَرُ، وَإِذْنُهَا سُكُوْتُهَا

“Seorang janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya¸ sedangkan seorang gadis dimintai izinnya, dan izinnya adalah dengan diamnya.” (HR. Muslim, no. 1421).

Wajhul istidlāl (segi penarikan hukum) dari hadits ini, ketika Nabi SAW bersabda seorang perempuan janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya. Maka mafhūm mukhālafah (pengertian sebaliknya) dari hadits ini, berarti untuk perempuan gadis, yang lebih berhak atas dirinya adalah ayahnya, bukan perempuan gadis itu. Adapun isti`mār (permintaan izin oleh wali kepada anak gadisnya untuk menikahkan) hanya dipahami sebagai kesunnahan, bukan kewajiban. (Imam Ibnu Qudāmah, Al-Mughnī, 9/399-400).

Kedua, pendapat yang tidak membolehkan seorang ayah untuk menikahkan anak gadisnya yang sudah dewasa (bāligh), kecuali dengan seizin anak gadisnya itu. Ini pendapat ulama Hanafiyah. (Imam Al-Sarakhsī, Al-Mabsūth, 5/2; Imam Al-Kāsānī, Badā`i’ Al-Shanā`i’ fī Tartīb Al-Syarā`i’, 2/241).

Dalilnya antara lain hadits dari Ibnu ‘Abbas RA, bahwa Nabi SAW bersabda :

وَالْبِكْرُ يَسْتَأْذِنُهَا أَبُوْهَا

”…sedangkan seorang gadis dimintai izinnya (untuk menikah) oleh ayahnya.” (wa al-bikru yasta`dzinuhā abūhā). (HR. Muslim, no. 1421).

Dalil lainnya, hadits dari Ibnu ‘Abbas RA sbb :

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما، أَنَّ جَارِيَةً بِكْرًا أَتَتِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَذَكَرَتْ أَنَّ أَبَاهَا زَوَّجَهَا وَهِيَ كَارِهَةٌ، فَخَيَّرَهَا النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم

Dari Ibnu ‘Abbas RA bahwa ada seorang perempuan gadis datang kepada Nabi SAW. Lalu perempuan itu menyebutkan bahwa ayahnya telah menikahkan dia (dengan seorang laki-laki) sedang perempuan itu membenci (laki-laki itu). Maka Nabi SAW lalu memberikan pilihan kepada perempuan itu. (HR. Abu Dawud, no. 2096; Ibnu Majah, no. 1875: Ahmad, Al-Musnad, 1/273).

Pendapat yang rājih (lebih kuat) menurut Imam Taqiyuddin An-Nabhani, adalah pendapat kedua yang tidak membolehkan wali menikahkan anak gadisnya kecuali dengan izinnya. Imam Taqiyuddin An-Nabhani berkata :

وَلَيْسَ لِأَحَدٍ مِنْ أَوْلِيَائِهَا وَلَا مِنْ غَيْرِهِمْ تَزْوِيْجُهَا بِغَيْرِ إِذْنِهَا

“Tidak berhak salah seorang wali dari wali-wali seorang perempuan gadis (dewasa), demikian juga pihak-pihak lainnya, untuk menikahkan anak gadis itu tanpa seizin dia.” (wa laysa li-ahadin min auliyā`ihā wa lā min ghairihim tazwījuhā bi-ghairi idznihā). (Taqiyuddin An-Nabhani, Al-Nizhām Al-Ijtimā’ī fī Al-Islām, hlm.120).

Dalilnya hadits dari Ibnu ‘Abbās RA di atas, dan juga hadits-hadits lain, seperti hadits dari Khansā` binti Khadām Al-Anshāriyyah RA sbb :

عَنْ خَنْسَاءَ بِنْتِ خَدَّامٍ الْأَنْصَارِيَّةُِ أَنَّ أَبَاهَا زَوَّجَهَا وَهِيَ ثَيِّبٌ فَكَرِهَتْ ذَلِكَ فَأَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ نِكَاحَهُ

Dari Khansā` binti Khadām Al-Anshāriyyah RA bahwa,“Ayahnya telah menikahkan dia sedangkan dia adalah seorang janda dan dia membenci hal ini. Lalu dia mendatangi Nabi SAW dan beliau membatalkan pernikahan tersebut.” (HR. Al-Bukhari, no. 5138).

Adapun dalil ulama yang membolehkan wali menikahkan tanpa seizin anak gadisnya, tidak dapat diterima. Hal ini karena mafhūm mukhālafah yang dijadikan dalil, tidak dapat diamalkan, karena bertentangan dengan manthūq (makna tersurat/terucap) dari nash hadits yang dengan jelas (eksplisit) tidak membolehkan wali menikahkan anak gadisnya kecuali dengan seizin anak gadisnya (HR. Muslim, no.1421). Kaidah ushuliyyah menetapkan :

لَا يُعْمَلُ بِمَفْهُوْمِ الْمُخَالَفَةِ إِذَا وَرَدَ نَصٌّ فِي الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ يُعَطِّلُهُ

Lā yu’malu bi-mafhūm al-mukhālafati idzā warada nashshun fī al-kitābi aw as-sunnati yu’athhiluhu. (Tidak dapat diamalkan mafhūm mukhālafah jika terdapat suatu nash dalam Al-Qur`an atau Al-Sunnah yang membatalkannya). (Taqiyuddin An-Nabhani, Al-Syakhshiyyah Al-Islāmiyyah,3/202). Wallāhu a’lam.
---------------





___
https://bit.ly/DuniaParenting_FACEBOOK
https://bit.ly/DuniaParenting_INSTAGRAM
https://bit.ly/DuniaParenting_TWITTER
https://bit.ly/DuniaParenting_TELEGRAM

✨ *Apa Saja yang Anak Dapatkan dari*  *My Sweet Ramadhan: Eksplorasi Sains Seputar Ramadhan*? 📝 *Tracking Ibadah Harian*...
23/12/2025

✨ *Apa Saja yang Anak Dapatkan dari*
*My Sweet Ramadhan: Eksplorasi Sains Seputar Ramadhan*?

📝 *Tracking Ibadah Harian*
▫️ 30 Tracker Ibadah
▫️ Tilawah Tracker

📚 *Nambah Wawasan Buat Anak*
▫️ Artikel Sains Ramadhan
▫️ Fakta WOW + Infografis
▫️ Cerpen Ramadhan

🎨 *Aktivitas Seru & Kreatif*
▫️ Eksperimen Sains
▫️ Worksheet
▫️ Paper Craft
▫️ Poster Sains
▫️ Kartu Ucapan Ramadhan & Idul Fitri

Bikin Ramadhan anak lebih bermakna, penuh ilmu dan pengalaman seru! 🌟
Yuk, temani harinya dengan aktivitas berkualitas! 💛
-----------
Fast Respon : wa.me/6282260876108





___
https://bit.ly/DuniaParenting_FACEBOOK
https://bit.ly/DuniaParenting_INSTAGRAM
https://bit.ly/DuniaParenting_TWITTER
https://bit.ly/DuniaParenting_TELEGRAM

*3 Hal Yang Melukai Hati Anak*Oleh : Ustaz Iwan Januar   - Banyak orang tua terkejut mendapati anak mereka di kala dewas...
22/12/2025

*3 Hal Yang Melukai Hati Anak*
Oleh : Ustaz Iwan Januar

- Banyak orang tua terkejut mendapati anak mereka di kala dewasa menjadi pembangkang dan minim rasa hormat. Sebenarnya, tanpa disadari, orang tua juga yang menorehkan luka pada hati anak. Membekas hingga mereka dewasa.

Ikatan emosional atau emotional bonding adalah salah satu tali pengikat hubungan anak dengan orang tua. Ikatan emosional itu adalah ikatan keintiman yang mendalam antara anak dengan orang tua, sehingga anak merasa aman, nyaman, dan saling percaya. Semakin kuat emotional bonding di antara mereka, semakin sehat p**a kehidupan dalam keluarga.

Kuncinya ikatan emosional yang kuat itu ada pada orang tua. Sebab, di tahap anak belum memasuki fase akil baligh, mereka lebih bergantung pada ayah dan ibunya. Begitu memasuki usia akil baligh, dewasa, anak-anak sudah bisa membangun pemikiran sendiri. Termasuk memaknai hubungan dengan kedua orang tuanya.

Namun, pemikiran mereka di usia dewasa berada di atas pondasi yang dibangun sejak mereka kanak-kanak. Memori interaksi dengan orang tua di masa kecil menjadi dasar hubungan saat dewasa.

Oleh karena itu penting bagi ayah bunda memperhatikan hal-hal yang bisa menggangu ikatan emosional dengan anak. Hal itu bisa terjadi karena ketidaktahuan, ketidakpahaman, atau memang keengganan membangun hubungan yang penuh kasih sayang dengan anak.

Ada beberapa hal yang dapat membuat luka pengasuhan pada anak. Membuat hati mereka terluka, selanjutnya melemahkan emotional bonding antara orang tua dengan anak.

Mengabaikan kebutuhan anak
Sebagian orang tua ada yang mengabaikan kebutuhan anak. Baik kebutuhan kasih sayang sampai kebutuhan fisik mereka. Ada orang tua yang menelantarkan pemenuhan gizi anak, kebersihan fisik anak, pakaian yang pantas, dan penyakit pada mereka.

Kemiskinan bukan alasan membiarkan anak tampil kotor atau kurang nutrisi. Tapi lebih karena kurang perhatian pada kebutuhan mereka. Sejumlah kasus gizi buruk pada anak terjadi karena minimnya pengetahuan dan perhatian orang tua pada anak.

Orang tua juga ada yang minim memberikan perhatian, kasih sayang, perlindungan pada anak. Keadaan ini bukan saja terjadi pada keluarga dengan ibu yang bekerja di luar rumah, tapi tidak sedikit terjadi pada ibu rumah tangga. Mereka malah sibuk dengan agenda sendiri ketimbang membersamai anak.

Pengabaian pada anak yang berlangsung menahun akan melukai hati anak. Terutama ketika mereka mulai menyadari diri mereka diabaikan oleh orang tuanya. Ini termasuk luka pengasuhan yang membutuhkan pemulihan yang serius dari orang tua.

Menyalahkan Anak Dalam Persoalan Keluarga
Tidak jarang ditemui orang tua yang tidak dewasa menghadapi persoalan kehidupan. Termasuk masalah dengan pasangan. Lalu mereka menjadikan anak sebagai sasaran kemarahan dan kesalahan. Sikap menyalahkan anak merusak mental anak dan menorehkan luka pada perasaan anak.

Anak yang kerap dijadikan sasaran kemarahan dan kekesalan orang tua berpotensi menyimpan dendam. Mereka juga berpikir untuk berpisah dari orang tuanya. Sebagian dari mereka juga berpikir untuk tidak pernah mau lagi menemui orang tuanya.

Maka, dewasalah saat menghadapi berbagai persoalan hidup. Sikapi sesuai petunjuk Allah Swt; dengan sabar dan tawakal pada Allah. Fokus pada pencarian solusi, bukan melempar kesalahan pada anak. Orang tua justru wajib melindungi anak dan memberikan suasana aman dan nyaman pada anak dalam keadaan apapun jua. Itulah amal salih orang tua.

Menitipkan Pengasuhan Anak Pada Orang Lain
Di tengah arus kehidupan yang menuntut banyak pemenuhan materi, tidak sedikit suami-istri sama-sama bekerja penuh waktu. Pagi hingga malam. Senin hingga Jumat. Saat mereka punya anak maka solusi yang dilakukan adalah menitipkan pengasuhan anak pada pengasuh, orang tua, kerabat, atau penitipan anak.

Di Tiongkok layanan pengasuhan anak terus meningkat hingga menyediakan 4,77 juta slot pengasuhan anak di seluruh negeri hingga akhir tahun 2023. Ini dilakukan untuk mendorong pasangan di negeri Tirai Bambu itu punya anak dan sang ibu tidak perlu takut meninggalkan pekerjaan karena anak.

Apakah ini aman? Secara fitrah dan agama orang tua adalah penanggungjawab pengasuhan yang pertama dan utama untuk anak. Nabi Saw mengingatkan:

والرَّجُلُ راعٍ علَى أَهْلِ بَيْتِهِ ، والمرْأَةُ راعِيةٌ على بيْتِ زَوْجِها وولَدِهِ ، فَكُلُّكُمْ راعٍ ، وكُلُّكُمْ مسئولٌ عنْ رعِيَّتِهِ

Seorang lelaki juga pengembala pada keluarga rumahnya, perempuan pun pengembala pada rumah suaminya serta anaknya. Maka dari itu semua orang dari kalian adalah pengembala dan semua saja akan ditanya perihal penggembalaannya. (Muttafaq alaih)

Terus menerus menitipkan anak pada pihak orang lain, termasuk kerabat dan orang tua, akan melemahkan ikatan emosional orang tua dengan anak. Saat tumbuh dewasa anak merasa dirinya diabaikan orang tua, ia akan kehilangan rasa hormat dan sayang pada mereka. Bahkan anak bisa berprasangka kalau orang tuanya kurang atau malah tidak menyayangi mereka karena minimnya kebersamaan.

Menjadi orang tua adalah amal saleh yang membutuhkan pemahaman, kesungguhan dan pengorbanan. Mendidik anak bukan bertujuan mendapatkan keuntungan materi ataupun sosial, tapi untuk mendapatkan ridho Allah mengantarkan anak-anak ke gerbang ketaatan. Maka jadilah orang tua yang penuh tanggung jawab dan kasih sayang pada anak-anak kita. Merekalah investasi akhirat untuk kedua orang tuanya.[]
------------





___
https://bit.ly/DuniaParenting_FACEBOOK
https://bit.ly/DuniaParenting_INSTAGRAM
https://bit.ly/DuniaParenting_TWITTER
https://bit.ly/DuniaParenting_TELEGRAM

🌙 *Ramadhan Tinggal Hitungan Hari!*Jangan biarkan momen berharga ini lewat begitu saja 🤍Bayangkan Ramadhan anak *lebih s...
22/12/2025

🌙 *Ramadhan Tinggal Hitungan Hari!*
Jangan biarkan momen berharga ini lewat begitu saja 🤍

Bayangkan Ramadhan anak *lebih seru, terarah, dan penuh makna*.
Bukan cuma ibadah, _tapi juga belajar memahami maknanya ✨_

📘 *My Sweet Ramadhan – Eksplorasi Sains Seputar Ramadhan*
Jurnal yang menemani anak:
✔️ Mencatat ibadah harian
✔️ Mengeksplor sains dengan cara menyenangkan
✔️ Memahami puasa dari sisi *biologi, fisika, dan kimia*

Karena anak zaman sekarang butuh *alasan, bukan sekadar perintah*.
Saat mereka paham _kenapa_ , semangat ibadah tumbuh dari dalam ❤️

🎯 Cocok untuk rumah, sekolah, TPA, hingga lembaga
🎁 Bisa jadi persiapan terbaik sebelum Ramadhan tiba

💥 *Harga Spesial Pre Order*
Stok terbatas — siapa cepat, dia siap!

Yuk, siapkan Ramadhan anak dari sekarang.
Biar Ramadhan tahun ini benar-benar *berkesan*, bukan sekadar rutinitas.
---------
Fast Respon : wa.me/6282260876108





___
https://bit.ly/DuniaParenting_FACEBOOK
https://bit.ly/DuniaParenting_INSTAGRAM
https://bit.ly/DuniaParenting_TWITTER
https://bit.ly/DuniaParenting_TELEGRAM

22/12/2025

*IBU, DI TELAPAK KAKIMU ADA SURGA*
Oleh : Ustazah Yanti Tanjung.

- Telapak kaki ibu yang mengambil bagian menjadi ibu rumah tangga, mengurus sendiri anak-anak, suami dan rumahnya, memang bukan seindah telapak kaki para artis. Telapak kaki ibu rumah tangga selalu berhubungan dengan dapur, kamar mandi, halaman rumah dan ruang-ruang lainnya untuk senantiasa dijaga kebersihan dan kerapihannya. Bahkan seringkali sulit untuk dirapikan karena pengasuhan terhadap anak lebih prioritas dan pendidikan terhadap anak harus senantiasa terlaksana. Maka wajar telapak kaki ibu rumah tangga nyaris tidak terawat, seringkali terlihat pecahan-pecahan kulit tanda kesibukannya membuat kakinya selalu bersentuhan dengan lantai dan sabun cuci. Ibu juga hampir tidak punya waktu untukmemberikan cream atau lation setiap hari agar telapak kakinya tetap lembut dan indah.

Namun telapak kaki ibu rumah tangga bukanlah sembarang telapak kaki, tidak dinilai karena kemulusannya atau tidak, tidak dinilai karena keindahan kakinya atau tidak tapi dinilai dari amal sholehnya mempertanggungjawabkan semua beban rumah tangga yang dipikulnya, itulah fungsi dan peran sebagai ummun wa robbatul bait.

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا

Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi saw lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.”
(H.R.An-Nasai)

Demikian untaian hadist yang mengungkap indah tentang hubungan surga dengan ibu. Ungkapan dimana bukan makna sesungguhnya tapi kiasan yang mendalam betapa ibu bisa meretas jalan, langkah demi langkah menuju surga bagi anak-anaknya.

Sisi lain betapa mulianya figur ibu di hati Rasulullah saw. Meski beliau tidak merasakan sepenuhnya diasuh oleh ibu kandungnya tapi ibu susu, Rasulullah saw., memberikan ruang yang amat agung bagi perempuan yang memerankan dirinya sebagai ibu yang tidak bisa dibandingkan dengan posisi lainnya yang diperankan perempuan, semisal ibu pekerja, ibu pejabat, ibu presiden sekalipun.

Ummun warobbatul bait adalah posisi agung bagi perempuan, dimana setiap injakan kakinya mengurusi urusan rumah tangga adalah pahala yang agung, setiap langkah dan larinya oleh telapak kakinya sendiri memberikan pengasuhan dan pendidikan terbaik adalah limpahan-limpahan kebaikan yang berbuah surga yang agung. Bahkan tak satu pun kebaikan yang dilakukan oleh ibu untuk rumah tangga dan anak-anaknya selain doa-doa yang agung dari penduduk bumi dan langit.

“Apakah kamu tidak rela salah seorang diantara kamu wahai wanita bahwasanya apabila: Dia hamil dari suaminya sedangkan suami ridla padanya, dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang berpuasa yang aktif berjihad di jalan Allah. Apabila dia merasa sakit (akan melahirkan), maka penduduk langit dan bumi belum pernah melihat pahala yang disediakan kepadanya dari pandangan mata (sangat menyenangkan). Maka ketika dia melahirkan, tiadalah keluar seteguk susu dan anaknya menyusui seteguk melainkan setiap tegukan susu itu berpahala satu kebaikan. Dan jika dia tidak tidur semalam maka dia mendapatkan pahala seperti pahala memerdekakan tujuh puluh budak di jalan Allah dengan ikhlas.”

(HR. Al Hasan bin Sufyan, Thabrani dan Ibnu Asakir).

Inilah sejatinya makna “Surga di bawah telapak kaki Ibu.” Surga yang sudah ada dalam setiap langkah-langkah kaki ibu ini semestinya akan mengantarkan anak-anaknya menjadi generasi terbaik di era peradaban terbaik. Tanggung jawab menyiapkan anak-anaknya yang dirindukan surga selalu dia jaga, resah bila anak-anaknya tidak taat pada Allah, gelisah bila anak-anaknya terjerumus dalam dosa, khawatir anak-anaknya keluar dari koridor perjuangan dakwah. Ibu selalu siap kontrol dan penuh iringan doa untuk selalu menjaga anak-anaknya bersama-sama melangkah menuju surganya Allah yang luasnya seluas bumi dan langit yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.

Saat ibu bisa melaksanakan misinya sebagai ibu ahli surga, maka pantas sekali bila anak-anaknya adalah anak-anak yang berbakti kepadanya, menghormatinya, meminta restunya setiap langkah-langkah amal sholeh mereka hingga mereka pergi berjihad sekalipun. Kenapa harus ibu, karena ibu adalah puncak ketundukan yang tertinggi setelah Allah dan rasulNya. Karena perjuangan ibu mulai mengandung, melahirkan, mengasuh, mendidik anak-anaknya adalah perjuangan yang tanpa pamrih, penuh ketulusan dan keikhlasan yang pantas penghormatan diberikan anak-anaknya untuk ibu.

🕋🕋 Apakah di telapak kaki setiap ibu ada surga ? Ternyata tidak bunda....Banyak para ibu saat ini telapak kakinya berlumuran dosa yang mengantarkannya masuk ke dalam api neraka. Mereka melangkah mencari sesuatu yang menjerumuskan, meninggalkan anak-anak dan rumah tangganya demi materi. Diantara mereka ada ibu yang dengan terpaksa keluar dari rumahnya karena menanggung beban nafkah keluarga. Terpaksa tidak lagi mengurus dan mendidik sendiri anak-anaknya, karena hidup ini harus berlanjut, kebutuhan perut harus terpenuhi.

✍✍ Diantaranya juga ada yang keluar meninggalkan rumah dengan senang hati demi karir dan prestasi kerja, menikmati materi berlimpah, anak diserahkan diurus sama pembantu, baby sitter, Day car, TPA dll. Akan tetapi ketika sang ibu sudah tua dan anak-anak sudah dewasa, ibu pun tak rela dititipka di rumah jompo oleh anak-anaknya, ibu merindukan bakti yang tulus dari anak-anaknya. Bagaimana mungkin seorang ibu mendapatkan bakti dari anaknya bila ketika mereka masih kecil ibu abai dalam mengasuh dan mendidik mereka. Penyesalan tidak lagi berguna saat ibu tidak menjaga surga di telapak kakinya.

🗝🗝 Inilah kehidupan negara koorporasi yang dijalankan kapitalisme global yang mencampakkan peran ummun wa robbatul bait, tidak menjaganya sehingga lahirlah generasi-generasi yang rusak. Anak-anak tidak lagi menghormati ibu, seringkali malah menyakiti mereka dengan prilaku sek bebas, narkoba, aborsi, tawuran, pembunuhan dll. Sengaja atau tidak, peran ibu yang tercampakkan ini telah menghilangkan harumnya surga di telapak kakinya.

📿📿 Banyak ibu pada akhirnya tidak punya kesempatan lagi bersama anak-anaknya ketika sudah uzur, mendapatkan kesholehan mereka menjadi generasi cahaya mata, karena anak-anak pun sudah tidak peduli, tidak pernah merasakan kasih sayang sang ibu sewaktu kecil. Wajar saat mereka dewasa tidak p**a mencurahkan kasih sayang karena batin ibu dan anak sudah hilang, tidak terpaut kuat. Maka jagalah surga itu di telapak kakimu ibu.

Wallahu a'lam bishshowab[]
====





___
https://bit.ly/DuniaParenting_FACEBOOK
https://bit.ly/DuniaParenting_INSTAGRAM
https://bit.ly/DuniaParenting_TWITTER
https://bit.ly/DuniaParenting_TELEGRAM

21/12/2025

*Keluarga Muslim Di 3 Bulan Tarbiyah*
(Rajab, Sya’ban & Ramadhan)
Oleh: Ustadz Budi Ashari, Lc

- Ramadhan sudah dekat. Alhamdulillah. Musim semi orang-orang beriman itu dinanti karena kebaikan dan kenikmatannya. Tentu hanya orang beriman yang menantinya. Karena jika tidak beriman, Ramadhan hanya beban yang memberatkan dan menghilangkan kenikmatan.

Setiap keluarga mukmin ingin Ramadhannya bertenaga dan berkesan serta meningkat lebih baik. Hanya saja, sering kali kita baru merasakan bahwa Ramadhan kita dan keluarga kurang maksimal setelah berada di penghujungnya.

Salah satu penyebabnya adalah persiapan yang tidak baik. Perjalanan Ramadhan menempuh taman hijau yang menanjak. Indah bagi yang tidak mempedulikan bentuk jalannya. Bagi yang sibuk menilai jalan yang melelahkan itu, maka taman hijau di kanan kirinya hampir tak berarti. Keindahannya. Tak hanya sehari atau dua hari. Juga tidak sekali-kali. Tetapi satu bulan penuh.

Perjalanan seperti itu, bagaimana tidak disiapkan sebaik mungkin perbekalannya.

Pasti. Perjalanan panjang itu memerlukan persiapan yang baik. Gagal pada persiapan, bisa menimbulkan masalah pada perjalanan.

Persiapan itu bukan sibuk mencari tiket jauh-jauh hari. Juga bukan sibuk menghitung budget sepanjang Ramadhan dan p**ang kampung. Sehingga sibuk mencari tambahan untuk itu. Persiapan juga bukan memikirkan jenis menu sepanjang Ramadhan.

Kalau demikian, persiapan apa yang diperlukan.

Persiapan itu telah diajarkan Rasulullah pada dua bulan sebelumnya; Rajab dan Sya’ban. Sebagaimana dalam sabda beliau,

عن أسامة بن زيد قال قلت : يا رسول الله لم أرك تصوم شهرا من الشهور ما تصوم من شعبان قال ذلك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين فأحب أن يرفع عملي وأنا صائم

Dari Usamah bin Zaid berkata: aku bertanya: Ya Rasulullah aku belum pernah melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain, seperti puasamu di bulan Sya’ban.
Rasul menjawab: itu ada bulan yang dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan diangkatnya amal padanya kepada Robbul ‘alamin. Maka aku ingin amalku diangkat dalam keadaan berpuasa. (HR. Nasa’i, dihasankan oleh Al Albani)

Di dalam hadits ini, Rasulullah mengingatkan kita tentang bulan yang dilupakan yaitu Sya’ban yang ada di antara Rajab dan Ramadhan. Itu artinya, Rajab dan Ramadhan merupakan bulan yang sangat diperhatikan oleh masyarakat Nabi Arab saat itu. Maka mari kita lihat apa yang ada di bulan Rajab, Sya’ban kemudian Ramadhan.

Rajab
Setelah dikaji oleh para ulama, seluruh riwayat hadits tentang keutamaan bulan Rajab, maka inilah dua kesimp**an dua ulama besar di bidang hadits,
Ibnu Qoyyim, “Setiap hadits tentang puasa Rajab dan shalat pada sebagian malamnya adalah dusta.” (Al-Manarul Munif hal 96)

Ibnu Hajar, “Tidak ada dalil yang shahih tentang keutamaan Bulan Rajab baik keutamaan untuk puasa atau qiyam.” (Tabyinul ‘Ajab hal 11)

Dengan demikian, tidak amal khusus di bulan Rajab. Sama sekali. Karena beribadah harus berlandaskan dalil yang shahih. Jika tidak, maka kita termasuk orang-orang yang beramal dengan tanpa ilmu. Sebagaimana yang disifati dalam Al Fatihah dengan kata (الضالين/sesat).

Tetapi Bulan Rajab mempunyai keistimewaan seperti yang disampaikan oleh Al Quran. Allah berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. (Qs. at-Taubah: 36)

Dari Abu Bakrah radhiallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam saat khutbah Haji Wada’ bersabda, “Sesungguhnya waktu berputar sebagaimana hari penciptaan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan berturut-turut: Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab mudhar yang ada di antara bulan Jumadi dan Sya’ban." (HR. Bukhari no. 1741 dan Muslim no 1679)

Secara bahasa Rajab berarti keagungan, hal ini karena orang-orang Arab dahulu mengagungkan bulan ini sebagaimana syariat juga menjadikannya sebagai bulan haram (mulia). (Ibnu Faris dalam mu’jam maqayis lughah hal. 445)

Kini kita berada di Bulan Rajab. Salah satu bulan haram (mulia). Apa yang harus kita lakukan pada bulan seperti ini?

Ada dua hal yang harus diperhatikan,

Jangan berbuat dosa padanya, karena akan dilipatgandakan
Allah berfirman:

فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“maka janganlah kamu menganiaya diri.” (Qs. At Taubah: 36)

Jangan menumpahkan darah padanya
Allah berfirman:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ

“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar.” (Qs. Al Baqarah: 217)

Poin pertama adalah melakukan kesalahan dan dosa pada diri kita sendiri. Sedangkan poin kedua adalah melakukan kesalahan dan dosa pada orang lain. Keduanya, harus sangat dihindari di bulan mulia ini.

Berarti semangat Rajab adalah: menjaga diri dari dosa.

Sya’ban

Bulan ini disebut Nabi sebagai:

Bulan yang dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan
Bulan diangkatnya amal padanya kepada Robbul ‘alamin
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan tentang amal di waktu lalainya manusia,
“Ibadah di waktu-waktu lalai mempunyai keutamaan di bandingkan waktu yang lain.”

Jadi, Bulan Sya’ban ini mempunyai dua keistimewaan: bulan dilalaikan dan bulan diangkatnya amal. Pada kedua hal tersebut, beramal mempunyai nilai baik. Nabi juga menyampaikan bahwa beliau ingin dicatat seorang yang berpuasa saat pengangkatan amal.

Adapun tindakan Rasulullah dan shahabat di bulan ini adalah:

Banyak Puasa
Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu anha berkata,

وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ

“Dan aku tidak melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyempurnakan puasa satu bulan kecuali Ramadhan. Dan aku tidak melihat beliau puasa paling banyak dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Begitu banyaknya hari-hari di Sya’ban yang dipuasai Nabi dengan puasa-puasa sunnah, hingga dalam riwayat lain Aisyah mengatakan bahwa Nabi puasa satu bulan penuh. Yang dimaksud oleh Aisyah adalah puasa hampir satu bulan penuh.

Jika tidak, jangan lewatkan puasa pertengahan Sya’ban (Al Ayyam Al Bidh)
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ أَوْ لِآخَرَ أَصُمْتَ مِنْ سُرَرِ شَعْبَانَ قَالَ لَا قَالَ فَإِذَا أَفْطَرْتَ فَصُمْ يَوْمَيْنِ

Dari Imron bin Hushain radhiallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata kepadanya atau kepada yang lainnya: Apakah kamu puasa Surar Sya’ban?
Dia menjawab: Tidak
Nabi bersabda: Jika kamu berbuka, maka puasalah dua hari. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kata Surar/Sarar Sya’ban, para ulama berbeda pendapat apakah awal, pertengahan atau akhir bulan tersebut. An Nawawi menjelaskan hal ini dalam Al Minhaj.

Pendapat yang kuat adalah: pertengahan dan akhir bulan.

Jika maksudnya adalah pertengahan, maka yang dimaksud adalah puasa al ayyam al bidh. Dan jika yang dimaksud adalah akhir bulan, maka yang dimaksud adalah bagi mereka yang biasa berpuasa sunnah, diizinkan untuk puasa di akhir Sya’ban.

Sya’ban adalah bulan Nabi menganjurkan untuk kita isi dengan banyak berpuasa. Jika tidak mampu berpuasa banyak, maka puasalah pada pertengahannya (13, 14, 15) Sya’ban.

Bersihkan kemusyrikan & saling memaafkan
عن أبي موسى الأشعري عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إن الله ليطلع في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

Dari Abu Musa, dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah memeriksa (hamba) di malam pertengahan Sya’ban. Dia mengampuni seluruh makhluknya kecuali orang yang musyrik atau bertikai.” (HR. Ibnu Majah, dihasankan oleh Al Albani)

Ini satu-satunya hadits yang bisa dijadikan landasan untuk keutamaan malam nisfu Sya’ban.

Allah menurunkan ampunan bagi seluruh orang hamba beriman. Tidak ada amal tertentu yang diperintahkan untuk dilakukan pada malam tersebut. Ini adalah ampunan yang diturunkan Allah begitu saja, sebagai bukti Maha Pengampunnya Allah.

Hanya saja, kita harus membersihkan dari dua hal: Kemusyrikan dan Pertengkaran. Jika salah satunya atau keduanya masih ada dalam diri kita, maka ampunan itu akan terlewatkan.

Jadi, budaya meminta maaf menjelang Ramadhan, lebih bagus jika dilaksanakan sebelum pertengahan Sya’ban.

Batas akhir membayar hutang Ramadhan yang lalu

Bagi yang mempunyai hutang di Ramadhan sebelumnya, diberi keluangan waktu untuk membayarnya hingga bulan Sya’ban tahun berikutnya. Hal ini dilakukan oleh Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu anha,
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا تَقُولُ كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَهُ إِلَّا فِي شَعْبَانَ الشُّغْلُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Aisyah radhiallahu anha berkata,
“Saya mempunyai hutang puasa Ramadhan. Saya tidak mampu menggantinya kecuali pada Bulan Sya’ban dikarenakan kesibukanku (melayani) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka, semboyan orang beriman di Bulan Sya’ban: Berlatih dan Memperbanyak amal.

Jika dua bulan; Rajab dan Sya’ban kita siapkan sebaik mungkin, maka Ramadhan akan menjadi sangat istimewa. Karena Ramadhan adalah gabungan antara meninggalkan dosa dan hal-hal yang membatalkan Ramadhan dan melakukan amal sebanyak-banyaknya.

Rajab mengajarkan separo yang pertama, sementara Sya’ban mengajarkan separo yang kedua.

Kesimp**an: Apa yang harus dilakukan bagi kita dan keluarga kita untuk menyiapkan diri menghadapi Ramadhan?

Persiapkan ilmu
Rajab: Bulan menahan diri dari dosa
Sya’ban: Bulan melatih diri untuk beramal sebanyak mungkin
Banyak berpuasa di Bulan Sya’ban
Jika tidak mampu berpuasa banyak di Sya’ban, maka puasalah pada al ayyam al bidh (13, 14, 15) Bulan Sya’ban
Sebelum pertengahan Sya’ban pastikan kemusyrikan telah bersih
Sebelum pertengahan Sya’ban pastikan telah terlerai pertengkaran
Segera bayar hutang Ramadhan
Ya Allah bimbing kami...
----------





___
https://bit.ly/DuniaParenting_FACEBOOK
https://bit.ly/DuniaParenting_INSTAGRAM
https://bit.ly/DuniaParenting_TWITTER
https://bit.ly/DuniaParenting_TELEGRAM

Address

Jalan Banda, Watulondo, Puuwatu
Kendari
93411

Telephone

+6282252964727

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Dunia Parenting posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Dunia Parenting:

Share