30/09/2025
Ujian dan Tanggung Jawab
Jangan apa-apa bilang, "Ini ujian dari Tuhan."
Mengapa ya, setiap ada musibah, kita sering sekali mengatakan, "Ini ujian dari Tuhan"? Bangkrut itu ujian, bisnis gagal adalah cobaan dari Tuhan. Kita mungkin mengatakan tabungan habis gara-gara kita yang salah mengatur, "ya mungkin belum rezeki saya."
Padahal, coba dipikirkan lagi, bukan, kalimat-kalimat ini sering sekali kita pakai sebenarnya hanya untuk menenangkan hati. Namun, kadang kala tidak sesuai dengan kenyataan, begitu maksudnya. Ada yang jatuh miskin dikatakan Tuhan lagi menguji kesabaran. Ada yang gagal di usahanya dikatakan Tuhan lagi menguji ketahanan iman.
Sering kali, kalimat itu sebenarnya hanya perisai, perisai untuk menutupi kelalaian kita sendiri. Sering dengar, bukan, hukum sebab akibat? Di mana apa yang Anda tanam, itu yang kembali. Kalau Anda menyebar benih kacang, ya tumbuhnya kacang. Kalau Anda menyebar benih mangga, ya tumbuhnya mangga. Tidak mungkin, bukan, tiba-tiba keluar durian, begitu?
Begitu juga kalau Anda boros, kalau Anda lebih menuruti gengsi daripada realitas. Kalau Anda asal membuat keputusan tanpa berpikir panjang, ya wajar kalau hasilnya tidak sesuai harapan. Dan ini bukan berarti Tuhan benci kepada Anda, bukan berarti Tuhan sengaja membuat Anda jatuh. Karena kadang jatuh itu ya hasil dari langkah kaki Anda sendiri.
Masalahnya, kalau semua hal Anda anggap ujian, Anda akhirnya jadi tidak pernah belajar. Anda berhenti di kalimat "sabar, sabar, ini ujian." Padahal sabar saja tanpa sadar ya tidak cukup. Sabar saja tanpa belajar ya tidak cukup.
Ya, kejatuhan itu bisa menjadi guru. Ya.
Tetapi juga jangan Anda jadikan syarat, di mana Anda akhirnya berpikir bahwa semua orang sukses harus jatuh dahulu, ini adalah ujian naik tingkat. Tidak. Anda tidak harus hancur dahulu untuk naik tingkat. Anda bisa belajar dari kesalahan kecil, dari disiplin harian, dari berani jujur kepada diri sendiri.
Sering kali yang membuat hidup berat bukan dunia luar, tetapi isi kepala kita sendiri yang lebih sibuk mencari alasan daripada tanggung jawab penuh atas langkah kita. Ketika Anda berdoa, tentu saja doa itu membutuhkan ruang untuk berjalan, dan ruang itu baru bisa terbuka kalau Anda berani mengakui bahwa sebagian besar yang terjadi di dalam hidup Anda adalah akibat pilihan Anda sendiri.
Jadi, pesan moralnya adalah kalau Anda jatuh jangan buru-buru bilang Tuhan lagi menguji saya. Tapi ya juga jangan siksa diri sendiri dan langsung menyalahkan diri sendiri sepenuhnya. Intinya, berhenti sejenak, tarik napas, akui langkah yang keliru. Anda pelajari apa yang membuat saya salah, apa yang membuat saya jatuh, lalu ubah arahnya.
Karena hidup itu bukan tentang berapa kali Anda gagal, tetapi tentang berapa kali Anda berani mulai lagi.