
26/06/2025
Blang Mancung - Aroma ketidakberesan dalam pengelolaan Dana Desa di Kampung Blang Mancung, Kecamatan Ketol dipertanyakan.
Asraf, Presiden Mahasiswa UGP Takengon menilai pengerjaan aspal yang “asal jadi” itu mendesak Inspektorat Aceh Tengah untuk turun tangan melakukan audit khusus dan terbuka terhadap proyek tersebut .
Aspal ini baru selesai sebulan lalu dikerjakan, namun kini sudah ditumbuhi rumput liar.
Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) lewat kegiatan pembangunan, rehabilitasi, peningkatan pengerasan jalan lingkungan permukiman di dusun Antara tersebut dengan nilai anggaran Rp100 juta.
Anggaran ini di plot dari APBN 2025 (Dana Desa -red) dilaksanakan oleh kaur ekonomi dan pembangunan. Dengan estimasi pengerjaan selama 30 hari.
Asraf menyebut, proyek senilai Rp100 juta tersebut tak ubahnya “lukisan mahal yang dicat di lumpur”.
“Baru sebulan selesai, tapi sudah tumbuh rumput di atas aspal. Ini proyek atau taman hias?” sindirnya, Selasa (24/6) lalu.
Tak hanya kualitasnya yang dipertanyakan, tidak terdapatnya papan proyek yang mencantumkan volume kerja atau panjang jalan yang diaspal dan detail lain terkait proyek tersebut juga menimbulkan kecurigaan.
Lebih ironis lagi, terdapat juga proyek gorong-gorong yang menyedot anggaran Dana Desa Blang Mancung sejumlah Rp40 juta yang masih terbengkalai, meski diduga dananya sudah cair sepenuhnya.
Ia meminta pihak Inspektorat Aceh Tengah melakukan audit menyeluruh dan terbuka.
Bahkan, ia juga mendesak Bupati Aceh Tengah Haili Yoga tak tinggal diam, untuk segera menginstruksikan Inspektorat serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) menyelidiki dugaan penyelewengan dana rakyat ini.
“Kami tidak minta lebih, kami hanya minta keadilan. Ini uang rakyat, bukan milik pribadi,” katanya.
Lebih lanjut kata dia, jika temuan ini benar adanya, maka ini bukan sekadar kesalahan teknis, tapi bentuk penghianatan terhadap semangat reformasi birokrasi, dan indikasi betapa pengawasan terhadap dana desa masih lemah, bahkan mungkin dibajak untuk kepentingan tertentu.
“Jangan hanya sekadar menyerap anggaran, tapi memastikan setiap rupiah bermanfaat nyata untuk masyarakat,” pungkasnya.