13/07/2025
📝 | Suara Bariton Sang Legendaris dari Era Kejayaan TVRI dengan Program Dunia Dalam Berita.
Di era ketika layar kaca masih didominasi oleh satu-satunya saluran televisi nasional, TVRI, satu suara mampu menembus batas-batas rumah dan menjadi penanda setiap malam.
Suara itu adalah milik Yasir Den Has, seorang jurnalis dan pembawa berita dengan timbre bariton yang tak terlupakan.
Namanya lekat dengan acara "Dunia Dalam Berita", menjadikannya ikon yang mewakili kepercayaan dan informasi bagi jutaan pasang mata di seluruh Indonesia.
Yasir memulai perjalanannya di dunia penyiaran jauh sebelum bergabung dengan TVRI. Pada tahun 1964, ia telah mengawali kariernya di Radio Angkatan Udara, bahkan turut serta dalam pendirian beberapa stasiun radio.
Bakatnya tak diragukan lagi, terbukti dari gelar Penyiar Teladan 1 Radio Swasta Niaga se-DKI yang pernah disabetnya. Ini adalah fondasi kuat yang kelak mengantarkannya ke puncak karier.
Tahun 1978 menjadi titik balik penting ketika Yasir Den Has resmi bergabung dengan TVRI. Sejak saat itu hingga masa pensiunnya di tahun 2000, ia mendedikasikan diri untuk menyampaikan berita.
Kemunculannya di "Dunia Dalam Berita", yang pertama kali tayang pada 22 Desember 1978, langsung mencuri perhatian. Namun, bukan hanya informasi yang ia sampaikan, melainkan juga karakter suaranya yang menjadi ciri khas tak terbantahkan.
Suara baritonnya yang mantap dan berwibawa bukan hanya mengisi ruang dengar, tetapi juga menanamkan rasa percaya pada setiap kalimat yang terucap.
Popularitas Yasir tak terbatas pada ruang berita.
Tak hanya di layar kaca, Yasir juga dikenal luas sebagai pengisi suara iklan radio dan televisi. Suaranya menghiasi ribuan iklan berbagai produk ternama seperti Cathay Pacific, Pan Am, dan merek-merek rokok yang sangat populer kala itu.
Tahun 1978 menjadi momen istimewa ketika ia dinobatkan sebagai Penyiar Teladan I untuk radio swasta se-DKI Jakarta.
Suaranya menjadi aset berharga di berbagai medium, termasuk menjadi pengisi suara (voice over) untuk lebih dari 60% iklan radio, televisi, dan bioskop pada masanya.
Ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh dan pengakuan terhadap karakter vokal yang dimilikinya.
Di balik penampilannya yang selalu elegan dan santun saat bersiaran, Yasir adalah seorang pembelajar sejati. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini menekankan pentingnya persiapan dan riset mendalam.
Ia bahkan tak segan memeriksa ensiklopedia demi memastikan pengucapan setiap istilah yang tidak biasa agar akurat dan benar.
Setelah purna tugas dari TVRI, Yasir Den Has tidak lantas berhenti berkarya.
Ia mendirikan stasiun radio sendiri, menunjukkan kecintaannya yang tak pernah padam terhadap dunia penyiaran.
Meskipun tak lagi aktif di layar kaca, ia masih menjaga interaksi melalui media sosial, bahkan sesekali membagikan momen bersama cucu-cucunya.
Kisah Yasir Den Has bukan hanya tentang seorang penyiar berita, melainkan juga tentang dedikasi, integritas, dan warisan suara yang akan selalu dikenang sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah pertelevisian Indonesia.
Dedikasinya terhadap dunia penyiaran terlihat dari kebiasaannya mempersiapkan siaran secara teliti.
Ia belajar pengucapan bahasa asing melalui mendengarkan siaran BBC dan Deutsche Welle, membaca ensiklopedia, dan memperhatikan detail kecil dalam pembacaan naskah.
Bahkan dalam berpakaian, Yasir konsisten tampil rapi dengan jas, karena baginya penyiar bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membangun citra kepercayaan.
Setelah pensiun dari TVRI pada awal 2000-an, Yasir tidak lantas berhenti berkarya. Ia mendirikan dan mengelola stasiun SMS FM di Sukabumi dari tahun 2001 hingga 2007.
Tak hanya sebagai penyiar, ia juga berperan sebagai pendidik dan mentor bagi generasi baru broadcaster.
Dalam upaya menyebarkan pengetahuannya, ia menulis buku berjudul Kiat Sukses Menjadi Presenter Profesional, sebuah karya yang memadukan biografi dan panduan teknis, lengkap dengan pengantar dari sastrawan besar Taufik Ismail.
Kini, di usianya yang sudah memasuki masa senja, Yasir Den Has masih aktif di dunia yang telah membesarkannya.
Ia menjadi penyiar di Airmen Radio 107.9 FM Jakarta, membawakan program nostalgia dan berita udara yang tetap lekat dengan ciri khasnya: suara bariton penuh wibawa, bahasa yang santun, dan semangat profesionalisme yang tak lekang oleh waktu.
Ia bukan hanya membacakan berita, tetapi juga menyampaikan kepercayaan, inspirasi, dan nilai luhur yang membentuk wajah media Indonesia selama lebih dari lima dekade.
Yasir Den Has bukan sekadar penyiar, ia adalah institusi itu sendiri. Namanya melekat dalam sejarah penyiaran Indonesia sebagai simbol mutu, etika, dan dedikasi.
📰 Sumber : Wikipedia
📷 Foto : Berbagai Sumber