19/09/2025
Pada tahun 1980-an, kue Bika Ambon mulai menjadi populer di Jalan Majapahit, kota Medan. Awalnya, hidangan ini sering disantap bersama dengan es krim pada tahun 1970-an, menciptakan kombinasi rasa yang menarik. Selain itu, ada sumber yang mengklaim bahwa istilah "bika" dan "bibingka" diperkenalkan oleh orang Portugis. Istilah ini pada mulanya merujuk pada kue yang terbuat dari tepung beras.
Selain berbagai cerita asal-usul yang terkait dengan kata "bika" dan pengaruh Portugis, terdapat beragam versi sejarah lain yang beredar tentang Bika Ambon. Salah satunya adalah cerita yang mengaitkan Bika Ambon dengan daerah bernama Amplas yang terbagi menjadi wilayah barat dan timur. Wilayah timur dikenal sebagai 'kebon' karena adanya perumahan buruh, kebun tembakau, serta kebun kakao. Di sisi lain, wilayah barat dikenal sebagai 'pabrik' karena terdapat pabrik lateks.
Menurut versi cerita ini, Bika Ambon diperkenalkan oleh seorang buruh transmigran dari Jawa. Orang Belanda sangat menyukai kue ini dan akhirnya mendorong orang Tionghoa untuk ikut memasarkannya. Dengan begitu, kue Bika Ambon menjadi sangat populer.
Dari cerita ini, ada hipotesis bahwa "Bika Ambon" mungkin merupakan kependekan dari "Amplas-Kebon," merujuk pada dua wilayah yang memainkan peran penting dalam sejarah dan penyebaran hidangan ini. Bika Ambon, dengan sejarah yang beragam ini, tidak hanya memikat lidah, tetapi juga memaparkan kompleksitas budaya dan perpaduan berbagai elemen dalam hidangan lezat ini.