28/04/2025
Yo, check this out! Ada kabar seru nih buat para movie buffs dan pecinta sejarah sinema Indonesia! Film legendaris "Turang" (1957) karya Bachtiar Siagian, yang sempat 'hilang' puluhan tahun, akhirnya comeback dan bisa kamu tonton lagi. Ini bukan sekadar film biasa, guys, tapi bagian penting dari sejarah perfilman kita yang sempat terkubur.
Comeback Epik Film Legendaris: "Turang" (1957)
Jadi, "Turang" ini film drama keren berlatar Tanah Karo, Sumatera Utara, pas zaman perjuangan melawan Belanda. Ceritanya fokus ke Rusli, wakil komandan gerilya yang terluka dan dirawat sama Tipi, adik seorang gerilyawan. Di tengah perang, benih-benih cinta tumbuh di antara mereka. Tapi, namanya juga film perang, pasti ada intrik d**g. Muncul mata-mata yang bikin posisi pejuang makin terjepit.
Film ini dulunya jawara banget, lho! Pernah sabet empat piala di Festival Film Indonesia 1960, termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik. Sayangnya, nasib berkata lain. Setelah peristiwa 1965, film ini hilang dari peredaran, dianggap musnah karena isu politik masa itu. Ngeri, kan?
Tapi, kabar baiknya, di tahun 2024 kemarin, film ini ditemukan lagi di arsip film Rusia! Gila, nggak, sih? Setelah ditemukan, film ini langsung direstorasi dan diputar perdana lagi di International Film Festival Rotterdam (IFFR) tahun 2025. Keren banget bisa memperkenalkan lagi karya penting ini ke generasi sekarang.
Nonton Bareng & Diskusi Seru di Jember!
Nah, buat kamu yang di Jember dan sekitarnya, ada kesempatan emas nih buat nonton "Turang" hasil restorasi! Acara pemutaran dan diskusi ini bakal diadain:
Judul Film: Turang (1957)
Sutradara: Bachtiar Siagian
Tanggal: 30 April 2025
Waktu: 18.30 WIB (Datang lebih awal ya, pemutaran cuma sekali!)
Tempat: BALAI RW Institute, Jl. Kyai Mojo No.2 Condro Selatan, Jember
Diskusi bareng:
Denny Antyo Hartanto S.Sn., M.Sn. (Akademisi Film Univ. Jember)
Wasis Sasmito (Pengamat Sosial & Budaya)
Pemutaran ini bukan cuma nostalgia, tapi juga momen refleksi tentang peran sinema dalam sejarah dan politik. Dulu, film kayak "Turang" jadi alat perjuangan anti-kolonial. Sekarang, kita diajak mikirin lagi gimana posisi sinema dan budaya di tengah dinamika zaman now.
So, jangan sampai kelewatan momen bersejarah ini, ya! Ini bukti kalau film bukan cuma hiburan, tapi juga bagian dari perjuangan dan identitas bangsa. Yuk, ramaikan!