14/10/2025
Matinya Etika Jurnalistik
Dulu wartawan sangat menjaga etika pemberitaan. Sehingga berita yang dimuat di televisi benar-benar terpercaya. Sekarang wartawan tak ubahnya sebagai netizen, mudah sekali berkomentar dan nge-share berita yang tidak jelas dan tanpa konfirmasi.
Di Indonesia ini ada banyak agama dan suku. Dalam agama ada banyak organisasi Islam. Masingmasing memiliki tradisi dan budaya. Jika satu tradisi suku dibandingkan dengan tradisi yang lain boleh jadi tidak sama, tapi tidak boleh menghina, melecehkan apalagi menarasikan dengan fitnah.
Kalaupun pihak Televisi sudah minta maaf, ini tidak cukup dengan maaf. Tapi boikot. Sebab zaman sekarang, jika berita buruk sudah menyebar, maka konfirmasi dan pelurusan berita tidak akan seviral berita yang dicitrakan buruk. Minimal pecat saja wartawan seperti itu.
Ada lagi yang mempertentangkan budaya pesantren ini dengan Islam. Ajaran Islam mana yang mengajarkan tradisi seperti itu? Katanya pesantren mengamalkan akhlak Nabi, tapi mana dalilnya?
1. Duduk di atas kedua lutut
Pesantren mendahulukan pelajaran akhlak dari pada ilmu. Sebab jika akhlak sudah terbentuk maka ilmu yang dimiliki santri berakhlak tidak menjadikan mereka sombong dan sebagainya.
Nabi pernah duduk diatas kedua lututnya. Lalu ada orang yang bertanya:
فَقَالَ أَعْرَابِىٌّ مَا هَذِهِ الْجِلْسَةُ فَقَالَ « إِنَّ اللَّهَ جَعَلَنِى عَبْدًا كَرِيمًا وَلَمْ يَجْعَلْنِى جَبَّارًا عَنِيدًا »
Duduk seperti apa ini? Nabi menjawab: "Allah menjadikan aku sebagai hamba yang mulia, tidak menjadikan aku sebagai hamba yang sombong" (HR Ibnu Majah)
2. Mencium tangan ulama
Di Mazhab Syafi'i yang dianut oleh para santri di Indonesia, ada penjelasan dari kitab otoritatif:
ﻳﺴﺘﺤﺐ ﺗﻘﺒﻴﻞ ﻳﺪ اﻟﺮﺟﻞ اﻟﺼﺎﻟﺢ ﻭاﻟﺰاﻫﺪ ﻭاﻟﻌﺎﻟﻢ ﻭﻧﺤﻮﻫﻢ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻵﺧﺮﺓ
Dianjurkan untuk mencium tangan orang yang Saleh, Zuhud, berilmu dan lainnya (Al-Majmu', 4/636)
Dalil hadis tentang Sahabat mencium tangan Nabi, para Sahabat mencium tangan Sahabat lainnya, juga banyak dan sering saya posting di FB ini.
3. Sowan dengan amplop
Inilah fitnah yang paling keji di video guru kita Kiai Anwar Mansur, semoga Allah memberi kesehatan, panjang umur dan keberkahan untuk umat.
Adakah tuntunan tentang sowan kepada Ulama dengan membawa sesuatu yang dihaturkan? Ada. Bahkan ini ayat Qur'an.
Ketika turun ayat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نَاجَيْتُمُ الرَّسُولَ فَقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوَاكُمْ صَدَقَةً ۚ
"Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah sebelum pembicaraan itu." (Al Mujadilah 12)
Ibnu Abbas berkata:
وقال ابن عباس في قوله تعالى: ﴿ فَقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوَاكُمْ صَدَقَةً ﴾: وذلك أن المسلمين أكثروا المسائل على رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى شَقوا عليه؛ فأراد الله أن يخفف عن نبيه عليه الصلاة والسلام
Dulu para Sahabat banyak menghaturkan masalah kepada Nabi sehingga mereka memberatkan pada Nabi. Allah hendak meringankan beban Nabi dengan pemberian kepada Nabi (Tafsir Ibnu Katsir)
Tetapi sowan seperti ini tidak wajib, sebagaimana ayat perintah memberi sesuatu kepada Nabi juga sudah dinasakh (dihapus hukumnya). Ini bentuk ketulusan santri kepada Kiai. Kalau orang Madura datang dan sowan ke kiai malah lebih bervariasi, ada yang membawa kayu bakar untuk keperluan dapur pondok dan dhalem, ada yang bawa pohon kelapa untuk dibuat santan, hampir apa yang dimiliki dihantarkan ke rumah kiai.
Apa betul itu untuk beli mobil mewah? Heheheh Mas, Mbak, santri yang sowan itu bukan isi uang jutaan, tidak banyak. Kalau Kiai mampu beli mobil mewah karena beliau memiliki usaha di luar pondok, seperti peternakan ayam atau ikan, punya toko atau warung.