30/09/2025
https://www.facebook.com/share/p/1GKiwFBwkK/
Taman Syurga - Taman Sakinah - Taman Maghfirah - Taman Rahmat
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Seminar, kajian, motivasi, dan pelatihan dengan judul 'RAHASIA KAYA, MENJADI MILYARDER, CARI CUAN LEWAT AI, MUSLIM HARUS KAYA, SAATNYA MUSLIM KAYA, DLL' selalu laris manis didatangi oleh manusia, khususnya orang-orang muslim.
Tujuannya satu : bagaimana menjadi orang kaya atau semakin menjadi kaya raya.
Islam memang tidak melarang kaya dan tidak mencela sifat cinta harta, tapi Islam tetap mengatur dan mengontrol batas-batas keinginan untuk kaya agar manusia, khususnya muslimin, tidak jatuh kepada kehancuran hidup dan kehinaan di dunia dan di akhirat.
Faktanya, berapa banyak manusia dan orang beragama menjadi sesat dan terhina setelah berambisi untuk kaya dan terlalu mencintai harta. Mereka menjadi lebih rakus daripada dua serigala lapar yang dilepaskan ke kawanan domba yang dikurung dalam kandang.
Karena itu, Allah dan Rasul-Nya memberikan banyak peringatan tentang fitnah kekayaan. Bahkan para salaf, mereka sering menangis tatkala hidup dengan bergelimpang harta dunia seperti Abdurrahman bin Auf dan Umar bin Khattab.
Hebatnya lagi, mayoritas para salaf justru lebih s**a hidup sederhana, zuhud, dan rela meninggalkan seluruh kekayaannya demi bisa selalu dekat dengan Rasulullah dan mewarisi ilmunya.
Mereka begitu mati-matian untuk bisa menghabiskan harta kekayaannya sampai ketika meninggal dunia tidak tersisa sedikitpun bahkan kain kafannya tak cukup menutup tubuhnya.
Sementara itu, kita justru telah jauh dari mengikuti jalan para salaf shalih. Faktanya, kita lebih s**a mengikuti jalan hidup Qarun, orang-orang kafir, dan para pengikut hawa nafsu yang begitu bahagia dengan kekayaan dan bersedih hati ketika miskin.
Inilah urjensi pembahasan kita saat ini bahwa seharusnya yang banyak menangis itu adalah orang-orang yang diberi banyak harta, bukan mereka yang dianggap miskin.
Tapi hawa nafsu dan akal yang rusak seringkali salah dalam menetapkan timbangan dan penilaian, sehingga manusia mengira bahwa jika kaya pasti bahagia dan jika miskin pasti menderita.
Dengan kajian ini, kita akan melihat 'HAKIKAT KAYA DAN MISKIN' dari sudut pandang Allah, ilmu tauhid, tazkiyatun nafs, dan pendapat para salaf shalih, bukan dari pandangan nafsu dan jiwa-jiwa yang dangkal lagi rendah.
Silahkan hadir untuk mendapatkan insight yang lebih luas, lebih agung, dan lebih tinggi.
Saatnya kita menjadi pribadi-pribadi yang beriman, cinta kehidupan akhirat, dan menganggap dunia tak lebih mewah dari bangkai kambing sebagaimana ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Aamin ya Rabbal alamin
Taman Syurga - Taman Sakinah - Taman Maghfirah - Taman Rahmat
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Seminar, kajian, motivasi, dan pelatihan dengan judul 'RAHASIA KAYA, MENJADI MILYARDER, CARI CUAN LEWAT AI, MUSLIM HARUS KAYA, SAATNYA MUSLIM KAYA, DLL' selalu laris manis didatangi oleh manusia, khususnya orang-orang muslim.
Tujuannya satu : bagaimana menjadi orang kaya atau semakin menjadi kaya raya.
Islam memang tidak melarang kaya dan tidak mencela sifat cinta harta, tapi Islam tetap mengatur dan mengontrol batas-batas keinginan untuk kaya agar manusia, khususnya muslimin, tidak jatuh kepada kehancuran hidup dan kehinaan di dunia dan di akhirat.
Faktanya, berapa banyak manusia dan orang beragama menjadi sesat dan terhina setelah berambisi untuk kaya dan terlalu mencintai harta. Mereka menjadi lebih rakus daripada dua serigala lapar yang dilepaskan ke kawanan domba yang dikurung dalam kandang.
Karena itu, Allah dan Rasul-Nya memberikan banyak peringatan tentang fitnah kekayaan. Bahkan para salaf, mereka sering menangis tatkala hidup dengan bergelimpang harta dunia seperti Abdurrahman bin Auf dan Umar bin Khattab.
Hebatnya lagi, mayoritas para salaf justru lebih s**a hidup sederhana, zuhud, dan rela meninggalkan seluruh kekayaannya demi bisa selalu dekat dengan Rasulullah dan mewarisi ilmunya.
Mereka begitu mati-matian untuk bisa menghabiskan harta kekayaannya sampai ketika meninggal dunia tidak tersisa sedikitpun bahkan kain kafannya tak cukup menutup tubuhnya.
Sementara itu, kita justru telah jauh dari mengikuti jalan para salaf shalih. Faktanya, kita lebih s**a mengikuti jalan hidup Qarun, orang-orang kafir, dan para pengikut hawa nafsu yang begitu bahagia dengan kekayaan dan bersedih hati ketika miskin.
Inilah urjensi pembahasan kita saat ini bahwa seharusnya yang banyak menangis itu adalah orang-orang yang diberi banyak harta, bukan mereka yang dianggap miskin.
Tapi hawa nafsu dan akal yang rusak seringkali salah dalam menetapkan timbangan dan penilaian, sehingga manusia mengira bahwa jika kaya pasti bahagia dan jika miskin pasti menderita.
Dengan kajian ini, kita akan melihat 'HAKIKAT KAYA DAN MISKIN' dari sudut pandang Allah, ilmu tauhid, tazkiyatun nafs, dan pendapat para salaf shalih, bukan dari pandangan nafsu dan jiwa-jiwa yang dangkal lagi rendah.
Silahkan hadir untuk mendapatkan insight yang lebih luas, lebih agung, dan lebih tinggi.
Saatnya kita menjadi pribadi-pribadi yang beriman, cinta kehidupan akhirat, dan menganggap dunia tak lebih mewah dari bangkai kambing sebagaimana ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Aamin ya Rabbal alamin