16/06/2025
Kunang-kunang, serangga bercahaya yang dulu begitu mudah ditemukan di pedesaan maupun hutan tropis, kini menghadapi ancaman kepunahan yang serius. Berdasarkan laporan dari Xerces Society for Invertebrate Conservation dan studi ilmiah dari BioScience (2020), populasi kunang-kunang telah menurun drastis di berbagai wilayah dunia, termasuk Asia Tenggara dan Amerika Utara. Penurunan ini dipicu oleh tiga faktor utama: hilangnya habitat alami akibat urbanisasi dan deforestasi, polusi cahaya buatan yang mengganggu siklus hidup dan komunikasi visual mereka, serta penggunaan pestisida yang meracuni larva dan serangga dewasa.
Untuk mencegah kepunahan total kunang-kunang, para ahli menekankan pentingnya perlindungan habitat alami dan pengurangan penggunaan cahaya buatan di malam hari, terutama di kawasan sensitif seperti hutan dan lahan basah. Pengelolaan lahan secara ramah lingkungan, seperti menanam tumbuhan asli dan membatasi penggunaan bahan kimia pertanian, juga menjadi kunci penting dalam menjaga siklus hidup kunang-kunang. Beberapa komunitas bahkan mulai membangun "kawasan gelap" untuk melestarikan spesies ini, karena selain berperan dalam ekosistem, keberadaan kunang-kunang juga memiliki nilai budaya dan estetika yang tinggi.