02/10/2025
LAMONGAN – Warga Lamongan selatan patut bersiap menyambut babak baru pembangunan infrastruktur. Pasalnya, wilayah ini direncanakan akan dilintasi proyek besar: Jalan Tol Tulungagung–Kediri–Babat sepanjang 134 kilometer.
Rencana tersebut bukan sekadar wacana, tapi tercantum dalam Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional (RUJJN) 2020–2040 yang ditetapkan Kementerian PUPR dan juga dijelaskan dalam portal youtube Alim Traveling.
Tol ini akan melewati lima kabupaten, yakni Tulungagung (3 exit), Kediri (2 exit), Nganjuk (2 exit), Lamongan (3 exit), dan Tuban (1 exit). Di ujung selatan, tol akan terhubung dengan jalur Pacitan–Trenggalek–Tulungagung di Kecamatan Pakel, sementara di utara akan masuk jaringan tol Rembang–Tuban–Gresik melalui Widang, Tuban.
Bagi Lamongan, bila benar-benar terealisasi, keberadaan tol ini menjadi angin segar, khususnya untuk kawasan selatan yang selama ini tertinggal dari wilayah utara dan tengah. Tiga exit tol diproyeksikan akan dibangun di Kecamatan Sukorame, Kedungpring, dan Babat (sebelah timur Pasar Agrobis).
Selatan Lamongan: Dari “Pinggiran” Jadi Gerbang Ekonomi
Selama ini, kawasan Lamongan selatan identik dengan wilayah perdesaan yang akses jalannya terbatas. Untuk menuju pusat ekonomi di Babat atau bahkan ke Jombang atau Surabaya, perjalanan sering terkendala kemacetan di Babat maupun Ploso, Jombang. Kondisi jalan kabupaten yang sempit juga sering membuat biaya logistik melonjak.
Dengan adanya tol, mobilitas dari selatan ke utara Jawa Timur akan jauh lebih singkat. Hasil bumi, ternak, maupun produk UMKM dari wilayah selatan bisa langsung mengalir ke pasar besar di Surabaya, Gresik, hingga Jakarta, karena juga terkoneksi dengan jalan tol trans Jawa.
Bagi petani, pedagang, maupun pelaku UMKM, ini artinya biaya angkut lebih murah dan pasar lebih mudah dijangkau. Kalau akses jalan bagus, pengiriman hasil panen tak lagi ribet. Harga jual bisa lebih bersaing.
Dampak Ekonomi: Lebih dari Sekadar Jalan Bebas Hambatan
Tol bukan hanya urusan jalan mulus. Ada sejumlah dampak ekonomi yang diperkirakan akan muncul:
1. Pertumbuhan kawasan baru
Exit tol sering menjadi magnet pertumbuhan ekonomi. Rest area, kawasan pergudangan, hingga pasar modern berpotensi tumbuh di sekitar Sukorame, Kedungpring, dan Babat.
2. Investasi industri menengah
Kawasan yang sebelumnya dianggap jauh dari jalur utama bisa dilirik investor. Misalnya, untuk industri pengolahan hasil pertanian atau peternakan.
3. Lapangan kerja lokal
Proses pembangunan tol sendiri membutuhkan banyak tenaga kerja. Setelah jadi, keberadaan usaha baru di sekitar tol akan menambah peluang kerja bagi warga setempat.
4. Redistribusi pertumbuhan
Selama ini pertumbuhan ekonomi Lamongan cenderung terkonsentrasi di utara (pesisir dan tambak) serta wilayah perkotaan. Tol ini berpeluang mengangkat perekonomian selatan agar lebih seimbang.
•Catatan Penting: Belajar dari Proyek Tol Lain
Namun, optimisme ini perlu dibarengi dengan kewaspadaan. Pengalaman proyek tol Kediri–Tulungagung bisa jadi pelajaran. Di proyek tersebut, pembebasan lahan menjadi tantangan besar. Masih ada ratusan bidang tanah yang belum tuntas, bahkan warga sempat memasang spanduk protes karena khawatir akses jalan mereka tertutup proyek.
Selain itu, pemerintah daerah juga dituntut tidak sekadar “menyambut” tol. Tanpa perencanaan yang matang, exit tol hanya akan jadi pintu keluar-masuk tanpa manfaat nyata. Pemkab Lamongan perlu menyiapkan tata ruang, kawasan industri, hingga regulasi pendukung agar manfaat tol benar-benar dirasakan masyarakat.
•Harapan Warga dan Strategi Pemda
Masyarakat Lamongan selatan akan menaruh harapan besar pada tol ini. Selama bertahun-tahun, mereka harus puas dengan akses jalan yang sering membuat perjalanan ke kota jadi panjang dan melelahkan. Dengan tol, jarak terasa lebih dekat, dan peluang ekonomi terbuka lebih lebar.
Sementara itu, Pemkab Lamongan punya pekerjaan rumah: memetakan potensi unggulan di setiap kecamatan selatan agar terkoneksi dengan exit tol. Misalnya, produk pertanian Sukorame, peternakan Kedungpring, hingga pusat perdagangan Babat bisa diintegrasikan dalam koridor ekonomi baru.
Jika langkah ini dijalankan, maka kehadiran tol Tulungagung–Kediri–Babat bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan jalan baru menuju pemerataan pembangunan.
Tol Tulungagung–Kediri–Babat bukan hanya lintasan beton 134 kilometer, tapi simbol harapan baru. Dengan tiga exit di Lamongan, daerah selatan bisa bangkit dari bayang-bayang ketertinggalan.
Yang dibutuhkan kini adalah keseriusan pemerintah daerah dan partisipasi warga agar tol benar-benar membawa manfaat nyata: membuka peluang kerja, mendorong investasi, dan menghadirkan pemerataan pembangunan. Lamongan selatan tak lagi sekadar “pinggiran”. Dengan tol, ia berpotensi jadi gerbang baru ekonomi Jawa Timur. (feb)
Editor : Anjar Dwi Pradipta
Sumber : radarlamongan.jawapos.com
=============
🔵 Instagram : beritapojoklamongan_official
🔵 Fanpage : Berita Pojok Lamongan
🔵 Tiktok : beritapojoklamongan
🔵 Facebook : Berita Pojok Lamongan(BPL)