21/12/2024
Ibuku, seorang wanita yang selalu tersenyum meski hatinya lelah, dan penuh beban.
Dulu, saat aku kecil, dia selalu ada di setiap langkahku. Setiap pagi, ia bangun lebih dulu, memastikan aku sudah siap untuk pergi ke sekolah. Aku selalu melihatnya sibuk di dapur, menyiapkan makan untuk kami, walau seringkali makanan itu hanya cukup untuk aku, dan dia hanya menyisakan sedikit untuk dirinya sendiri.
Aku ingat betul bagaimana dia berusaha keras agar aku bisa makan dengan kenyang. Aku masih kecil waktu itu, dan aku sering menanyakan kenapa ibu tidak makan, atau kenapa makanannya sedikit. Ia selalu tersenyum dan berkata, “Bu sudah kenyang, Nak. Makanlah, kamu butuh tenaga buat belajar.” Kata-katanya selalu membuatku merasa tenang, meskipun aku tahu ada sesuatu yang disembunyikannya.
Suatu hari, aku teringat betul saat kami hanya memiliki sedikit nasi dan sayur untuk makan. Aku melihat ibu menahan lapar, memberiku porsi yang lebih besar. “Nak, makanlah yang banyak. Kamu butuh itu untuk tumbuh besar,” katanya dengan lembut. Aku tidak tahu pada saat itu, ibu sudah tidak makan sejak pagi. Hanya air putih yang menemaninya sepanjang hari. Aku makan dengan lahap, tak sadar betapa beratnya beban yang ia tanggung demi memastikan aku bisa tumbuh dan berkembang.
Sekarang aku mengerti, aku akhirnya tahu betapa kerasnya perjuangan ibu. Ia rela mengorbankan kebutuhannya sendiri, bahkan seringkali tidak makan, hanya agar aku kenyang.
Tidak pernah ibuku menunjukkan keletihannya, meski aku tahu ia sering merasa lelah, kehabisan tenaga, dan terkadang bahkan menangis diam-diam di malam hari.
Kini, ibu sudah pergi. Dua tahun lalu, dia meninggal karena sakit yang sudah lama ia sembunyikan. Tidak ada yang tahu seberapa besar penderitaan yang ia tahan demi aku. Aku tidak sempat berbuat banyak untuknya, karena aku terlalu sibuk dengan kehidupan sendiri.
Hari ini aku berditi didepan makamnya. Hati ini dipenuhi rasa rindu yang tak terungkapkan. Semua kenangan bersamanya seperti kembali muncul satu per satu, mengingatkan aku pada pengorbanan yang tak ternilai. Aku ingin sekali bisa memeluknya, mengatakan terima kasih untuk semua yang telah dia lakukan untukku, untuk cinta yang tak pernah habis, untuk setiap pengorbanan yang ia berikan. Tapi aku tahu, ibu sudah tenang di sana.
Untuk semua Ibu yang telah mendahului kita semoga Allah memberikan tempat terbaik disisiNya.
Amin.