AcehNomics

AcehNomics Acehnomics merupakan media online yang berkontribusi terhadap penyebaran informasi ekonomi dan investasi di Aceh

27/05/2025
Tarif 80% baru As untuk Cina kembali picu ketegangan dagang
09/05/2025

Tarif 80% baru As untuk Cina kembali picu ketegangan dagang

Oke! Ini saya buatkan berita khas gaya Acehground: gaya bahasa tegas, ringan, sedikit kritikal, dan ada sentuhan lokal t...
26/04/2025

Oke! Ini saya buatkan berita khas gaya Acehground: gaya bahasa tegas, ringan, sedikit kritikal, dan ada sentuhan lokal tanpa mengurangi keseriusan topik.

Amerika Masih Raja, Ini 10 Negara Pemilik Emas Terbanyak Dunia 2025

Acehground.com – Emas masih menjadi senjata ampuh dalam menjaga stabilitas ekonomi negara-negara besar. Terbaru, World Gold Council (WGC) mengumumkan daftar 10 negara dengan cadangan emas terbanyak di dunia per Maret 2025. Hasilnya? Amerika Serikat masih kokoh di singgasana.

Cadangan emas AS tercatat mencapai 8.133 ton — angka fantastis yang setara lebih dari setengah cadangan dunia. Negara Paman Sam ini tak tergoyahkan sejak era Perang Dunia II.

Sementara di Eropa, Jerman, Italia, dan Prancis masih setia menumpuk emas di dalam brankas nasional mereka. Rusia dan Tiongkok juga tak mau ketinggalan, diam-diam menambah cadangan demi memperkuat pengaruh ekonomi global mereka.

Berikut daftar lengkap 10 negara pemilik emas terbanyak tahun ini:

(Sumber: World Gold Council, 2025)

Indonesia? Masih Jauh di Belakang

Sayangnya, nama Indonesia belum masuk dalam daftar elite ini. Padahal, negeri kita punya tambang emas raksasa seperti Grasberg di Papua, yang disebut-sebut salah satu yang terbesar di dunia.

Pertanyaannya: ke mana larinya emas kita?

Pakar ekonomi nasional sudah lama mengingatkan, cadangan emas adalah tameng negara saat ekonomi global gonjang-ganjing. Negara yang kuat di sektor emas, biasanya lebih tahan menghadapi krisis, inflasi, bahkan tekanan geopolitik.

Jika negara besar berlomba menyimpan emas, Indonesia justru masih sibuk urus tambang-tambang yang keluar masuk tangan asing. Ironi.

Kenapa Negara Kumpul Emas?

Bagi negara-negara maju, emas itu ibarat "tabungan akhirat" ekonomi: tahan terhadap inflasi, aman di tengah perang mata uang, dan tetap bernilai meski krisis apapun melanda.

Bahkan Rusia dan Tiongkok kini gencar membeli emas, memperkecil ketergantungan mereka terhadap dolar AS. Dunia bergerak ke arah "de-dolarisasi," dan emas jadi tameng utama.

Acehground Menyimpulkan:

Emas bukan hanya tentang kekayaan, tapi tentang kedaulatan. Negara-negara besar paham betul hal itu.

Saatnya Indonesia belajar, bukan hanya bangga punya

Berikut adalah 5 BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan aset terbesar di Indonesia berdasarkan data terakhir yang tersed...
06/04/2025

Berikut adalah 5 BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan aset terbesar di Indonesia berdasarkan data terakhir yang tersedia (2023):

Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Aset: Sekitar Rp 1.965 triliun

Sektor: Perbankan

Bank Mandiri

Aset: Sekitar Rp 1.990 triliun

Sektor: Perbankan

Bank Negara Indonesia (BNI)

Aset: Sekitar Rp 1.000 triliun

Sektor: Perbankan

PT Pertamina (Persero)

Aset: Sekitar Rp 1.000 triliun lebih

Sektor: Energi dan Migas

PT PLN (Persero)

Aset: Sekitar Rp 1.700 triliun

Sektor: Kelistrikan

Kelima BUMN ini mendominasi karena mereka beroperasi di sektor strategis: keuangan, energi, dan infrastruktur. Ingin difokuskan pada sektor tertentu atau dibuatkan grafiknya?

Satu kata untuk Ekonomi Indonesia Hari Ini, Silahkan beri tanggapan Positif
06/04/2025

Satu kata untuk Ekonomi Indonesia Hari Ini, Silahkan beri tanggapan Positif

Berikut adalah draf artikel berjudul "Rupiah Semakin Tak Bernilai":Rupiah Semakin Tak Bernilai: Apa yang Sebenarnya Terj...
05/04/2025

Berikut adalah draf artikel berjudul "Rupiah Semakin Tak Bernilai":

Rupiah Semakin Tak Bernilai: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Dalam beberapa bulan terakhir, kekhawatiran terhadap melemahnya nilai tukar rupiah kembali mencuat. Mata uang nasional ini tampaknya semakin kehilangan daya beli, baik terhadap mata uang asing maupun dalam konteks domestik—harga kebutuhan pokok kian melambung, sementara pendapatan sebagian besar masyarakat tetap stagnan.

Kondisi ini bukan semata disebabkan oleh faktor global seperti ketegangan geopolitik atau suku bunga acuan Amerika Serikat yang tinggi. Di balik lemahnya nilai tukar rupiah, terdapat masalah struktural dalam negeri yang belum terselesaikan. Ketergantungan tinggi pada impor bahan baku dan barang konsumsi, defisit transaksi berjalan, serta kurangnya diversifikasi ekspor menjadi penyebab utama.

Selain itu, inflasi yang terus merangkak naik semakin menggerus daya beli masyarakat. Kenaikan harga bahan pangan dan energi menjadi sinyal bahwa rupiah bukan hanya melemah di pasar valuta asing, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari rakyat kecil.

Bagi masyarakat, dampak dari pelemahan rupiah terasa nyata. Harga beras, minyak goreng, hingga biaya transportasi terus naik. Pelaku usaha mikro dan kecil menjerit karena ongkos produksi meningkat, sementara konsumen menahan belanja.

Pemerintah memang telah mengambil langkah seperti menjaga kestabilan harga melalui subsidi dan penguatan cadangan devisa. Namun, langkah jangka pendek ini tidak cukup. Diperlukan kebijakan yang lebih mendasar: memperkuat sektor produksi nasional, mengurangi ketergantungan impor, dan menumbuhkan industri berbasis ekspor bernilai tambah.

Rupiah tak akan kembali perkasa hanya dengan intervensi pasar. Ia butuh fondasi ekonomi yang kokoh. Karena ketika rupiah melemah, bukan hanya nilai tukar yang terdepresiasi—melainkan juga harapan rakyat terhadap stabilitas ekonomi negeri ini.

Mau dikembangkan jadi opini atau lebih investigatif? Bisa juga kalau ingin pakai gaya yang lebih populer atau santai.

Rupiah Semakin Tak Bernilai: Apa yang Sebenarnya Terjadi?Dalam beberapa bulan terakhir, kekhawatiran terhadap melemahnya...
05/04/2025

Rupiah Semakin Tak Bernilai: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Dalam beberapa bulan terakhir, kekhawatiran terhadap melemahnya nilai tukar rupiah kembali mencuat. Mata uang nasional ini tampaknya semakin kehilangan daya beli, baik terhadap mata uang asing maupun dalam konteks domestik—harga kebutuhan pokok kian melambung, sementara pendapatan sebagian besar masyarakat tetap stagnan.

Kondisi ini bukan semata disebabkan oleh faktor global seperti ketegangan geopolitik atau suku bunga acuan Amerika Serikat yang tinggi. Di balik lemahnya nilai tukar rupiah, terdapat masalah struktural dalam negeri yang belum terselesaikan. Ketergantungan tinggi pada impor bahan baku dan barang konsumsi, defisit transaksi berjalan, serta kurangnya diversifikasi ekspor menjadi penyebab utama.

Selain itu, inflasi yang terus merangkak naik semakin menggerus daya beli masyarakat. Kenaikan harga bahan pangan dan energi menjadi sinyal bahwa rupiah bukan hanya melemah di pasar valuta asing, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari rakyat kecil.

Bagi masyarakat, dampak dari pelemahan rupiah terasa nyata. Harga beras, minyak goreng, hingga biaya transportasi terus naik. Pelaku usaha mikro dan kecil menjerit karena ongkos produksi meningkat, sementara konsumen menahan belanja.

Pemerintah memang telah mengambil langkah seperti menjaga kestabilan harga melalui subsidi dan penguatan cadangan devisa. Namun, langkah jangka pendek ini tidak cukup. Diperlukan kebijakan yang lebih mendasar: memperkuat sektor produksi nasional, mengurangi ketergantungan impor, dan menumbuhkan industri berbasis ekspor bernilai tambah.

Rupiah tak akan kembali perkasa hanya dengan intervensi pasar. Ia butuh fondasi ekonomi yang kokoh. Karena ketika rupiah melemah, bukan hanya nilai tukar yang terdepresiasi—melainkan juga harapan rakyat terhadap stabilitas ekonomi negeri ini.

Mau dikembangkan jadi opini atau lebih investigatif? Bisa juga kalau ingin pakai gaya yang lebih populer atau santai.

Ekonomi, nilai rupiah, angka rupiah, dolar

https://www.acehground.com/news/begini-dampak-inflasi-ymyang-dirasakan-masyarakat-nilai-rupiah-tak-bernilai/?swcfpc=1ACE...
23/03/2025

https://www.acehground.com/news/begini-dampak-inflasi-ymyang-dirasakan-masyarakat-nilai-rupiah-tak-bernilai/?swcfpc=1

ACEHGROUND.COM | EKONOMI – Inflasi adalah fenomena ekonomi yang menyebabkan harga barang dan jasa meningkat secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Seiring berjalannya waktu, inflasi mengikis nilai uang, sehingga jumlah uang yang sama mampu membeli lebih sedikit barang dibandingkan sebelumnya.

Berdasarkan data yang ditampilkan dalam infografis di atas, inflasi telah menyebabkan lonjakan harga kebutuhan pokok yang signifikan. Misalnya, harga daging yang pada tahun 2000 masih Rp22.600/kg kini diperkirakan mencapai Rp135.000/kg pada 2025. Begitu p**a harga beras yang melonjak dari Rp3.000/kg pada 2004 menjadi Rp13.600/kg di tahun 2025.

Dampak utama dari inflasi adalah berkurangnya daya beli masyarakat. Pendapatan yang tidak naik secepat inflasi membuat banyak orang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kelas menengah ke bawah menjadi kelompok yang paling terdampak karena biaya hidup semakin tinggi. Akibatnya, mereka harus menyesuaikan pola konsumsi, mengurangi pengeluaran, atau bahkan mencari tambahan penghasilan.

Selain itu, inflasi juga memengaruhi tabungan dan investasi. Uang yang disimpan tanpa diinvestasikan akan kehilangan nilainya seiring waktu. Oleh karena itu, masyarakat perlu mencari cara untuk mengatasi dampak inflasi, seperti berinvestasi dalam aset yang nilainya cenderung meningkat seiring inflasi, misalnya emas atau saham.

Untuk mengatasi dampak inflasi, pemerintah biasanya mengambil langkah-langkah seperti mengontrol harga bahan pokok, menaikkan suku bunga, atau menerapkan kebijakan moneter ketat guna menjaga kestabilan ekonomi. Namun, kesadaran individu juga diperlukan agar masyarakat lebih bijak dalam mengelola keuangan dan mengantisipasi dampak inflasi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan pemahaman yang baik tentang inflasi, masyarakat dapat lebih siap menghadapi tantangan ekonomi dan menjaga kesejahteraan finansial di masa depan.

Aset perbankan di Aceh pada tahun 2023 mencapai Rp 57.8Triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 10,7 persen bila diban...
04/04/2024

Aset perbankan di Aceh pada tahun 2023 mencapai Rp 57.8Triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 10,7 persen bila dibandingkan tahun 2021 atau penerapan Qanin LKS nomor 11 tahun 2018. Cc Indonesia

Aset perbankan di Aceh setelah Qanun LKS di tetapkan
04/04/2024

Aset perbankan di Aceh setelah Qanun LKS di tetapkan

Investigasi ACEHSATU, menemukan ada keterlibatan pengusaha lokal, politisi, mantan kepala dinas di Nagan Raya dalam eksp...
04/04/2024

Investigasi ACEHSATU, menemukan ada keterlibatan pengusaha lokal, politisi, mantan kepala dinas di Nagan Raya dalam eksploitasi emas illegal di Nagan Raya.  

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh mencatat seluas 5.000 hektare lahan di dalam hutan lindung yang tersebar di Kecamatan Beutong, Seunagan Timur dan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh telah rusak akibat aktivitas tambang emas ilegal.

Dari peta lokasi pertambangan yang dianalisis Yayasan APEL Green Aceh di Kecamatan Seunagan Timur, luas areal tambang illegal mencapai 1.200 hektar.

Di Seunagan Timur, persebaran area tambang emas ilegal ini merambah kawasan hutan lindung dan hutan produksi.

Penambangan emas secara illegal dilakukan oleh masyarakat lokal, pengusaha lokal dan pengusaha luar Nagan Raya.

Investigasi ACEHSATU, menemukan ada keterlibatan pengusaha lokal, politisi, mantan kepala dinas di Nagan Raya dalam eksploitasi emas illegal di Nagan Raya.

Jika dikalkulasi, 1 excavator bisa menghasilkan 20 gram emas dalam 1 hari/24 jam. Sehingga, di tiga kecamatan itu akan terkumpul 8.000 gram atau setara dengan 8 Kg emas. Jika kurs harga emas hari ini Rp 1.150.000, maka dalam sehari emas di tiga kecamatan tersebut senilai Rp9,2 milyar.

Note: infografis Milik

Cc

Address


Alerts

Be the first to know and let us send you an email when AcehNomics posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to AcehNomics:

Shortcuts

  • Address
  • Alerts
  • Contact The Business
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share