27/12/2025
🪶 Siapa Abdullah Syafii?
Abdullah Syafii (lebih dikenal dengan panggilan Teungku Lah) adalah seorang tokoh pejuang dan panglima dalam Gerakan Aceh Merdeka (GAM), sebuah organisasi separatis Aceh yang berjuang untuk kemerdekaan Provinsi Aceh dari Indonesia. Ia dikenal sebagai salah satu pemimpin militer penting dalam konflik Aceh sebelum perdamaian Helsinki 2005
📌 Data Pribadi
Nama lengkap: Abdullah Syafii
Nama panggilan: Teungku Lah
Tanggal lahir: 12 Oktober 1947
Tempat lahir: Seuneubok Rawa, Peusangan, Bireuen, Aceh
Wafat: 22 Januari 2002 (usia 54–55 tahun)
Penutup hidup: Syahid (meninggal dalam pertempuran)
Banyak masyarakat mengenangnya sebagai sosok yang religius, santun, dan tegas. �
🛡️ Peran dalam GAM
Teungku Lah bergabung dengan GAM sejak muda (sekitar satu hari setelah deklarasi GAM di Gunung Halimon).
Ia kemudian diangkat sebagai Panglima GAM Komando Pusat Tiro pada 1 Januari 1993 — menjadi salah satu pemimpin penting dalam struktur militer GAM.
Ia dikenal memimpin perjuangan bersenjata di berbagai wilayah, termasuk daerah Bireuen dan Pidie. �
💥 Meninggal
Abdullah Syafii meninggal pada 22 Januari 2002 dalam sebuah pertempuran sengit dengan pasukan TNI di perbukitan Cubo / Jim-Jim, Pidie Jaya bersama istrinya dan beberapa pengawal setianya.
Ia gugur di medan perang sambil terus memimpin pasukannya. �
🏅 Penghormatan setelah Wafat
Pada Desember 2021, Pemerintah Aceh (Wali Nanggroe Aceh) memberi gelar kehormatan “Perkasa Alam” kepada almarhum sebagai bentuk pengakuan atas jasa dan kontribusinya dalam perjuangan Aceh. �
🌟 Citra dan Warisan
Abdullah Syafii dikenang oleh banyak mantan kombatan GAM dan masyarakat Aceh sebagai sosok pemimpin yang sederhana namun memiliki pengaruh besar secara moral dan strategis. Ia juga dikenal mampu berkomunikasi baik dan dihormati oleh pejuang maupun warga sipil, walaupun konteksnya adalah konflik bersenjata. �
Catatan singkat sejarah GAM:
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) lahir pada 1976 di bawah pimpinan Tengku Hasan Muhammad di Tiro. GAM berjuang memisahkan Aceh dari Republik Indonesia melalui perjuangan bersenjata hingga akhirnya tercapai Perjanjian Damai Helsinki pada 2005 yang mengakhiri konflik panjang di wilayah tersebut. �