18/03/2025
Pembunuhan Keji di Gunung Salak: Ketika Nyawa Warga Aceh Dirampas Demi Harta.
Kurang duit apa lagi mereka sampai harus melakukan perbuatan-perbuatan keji seperti itu?
.....
Aceh kembali berduka. Luka lama yang belum sembuh kini kembali dikoyak dengan brutal. Hasfiani, seorang perawat yang juga mencari nafkah sebagai sales mobil, ditemukan tak bernyawa di Gunung Salak. Ia bukan tewas karena kecelakaan, bukan p**a karena sakit, tetapi karena ditembak mati oleh seorang oknum TNI Angkatan Laut. Seorang aparat yang seharusnya menjaga keamanan justru menjadi algojo yang mencabut nyawa rakyat yang tak berdosa.
Tragedi ini bermula dari sebuah transaksi jual beli mobil. Dengan niat baik, Hasfiani mempercayakan uji coba kendaraan kepada pelaku. Namun, niat tulus itu justru dibalas dengan keji. Diduga kuat, pelaku memang berniat menguasai harta korban. Mobil yang seharusnya dibayar dengan uang justru dibayar dengan darah. Di tengah perjalanan, pelaku menembaknya tanpa ampun. Hasfiani tidak diberi kesempatan untuk bertahan, tidak diberikan hak untuk melawan. Setelah nyawanya direnggut, tubuhnya yang tak bernyawa kemudian dibuang ke jurang Gunung Salak, seolah-olah ia bukan manusia, seolah-olah nyawanya tak lebih berharga dari sekadar barang dagangan.
Sampai kapan rakyat Aceh harus menjadi korban kerakusan dan kebiadaban seperti ini?
Peristiwa ini bukan yang pertama. Sebelumnya, Imam Masykur, seorang pemuda Aceh, juga menemui ajal di tangan oknum aparat. Ia diculik, disiksa, dan akhirnya dibunuh hanya demi uang tebusan. Seolah nyawa rakyat Aceh bisa diperdagangkan, seolah-olah kami hanya angka di statistik kasus kriminal yang akan hilang begitu saja setelah waktu berlalu.
Kami sudah melalui masa konflik yang penuh darah dan air mata. Aceh telah berdamai, namun mengapa masih ada tangan-tangan jahat berseragam yang tega menghabisi nyawa rakyat kami? Mengapa hukum selalu tumpul ke atas dan tajam ke bawah? Jika rakyat yang bersalah, hukum ditegakkan sekeras mungkin. Tapi jika aparat yang menjadi pelaku, mengapa sering kali ada upaya perlindungan?
Kami tidak akan diam. Kami tidak akan melupakan!!!
Kami menuntut keadilan! Pelaku harus diadili dengan hukum yang sebenar-benarnya, tanpa ada perlindungan, tanpa ada dalih kesalahan individu yang ujung-ujungnya berakhir dengan hukuman ringan. Ini bukan sekadar kasus kriminal biasa, ini adalah pengkhianatan terhadap rasa aman rakyat. Jika negara masih memiliki moral, jika hukum masih memiliki nyawa, maka pastikan pelaku dihukum MATI.!!
Rakyat Aceh tidak akan tunduk dan menerima perlakuan seperti ini terus-menerus. Kami telah lama belajar arti perlawanan, dan kami tahu kapan saatnya bersuara. Ini bukan hanya soal Hasfiani, bukan hanya soal Imam Masykur, ini soal keadilan bagi setiap rakyat Aceh yang selama ini diperlakukan tidak adil.
Kami menuntut kejelasan, kami menuntut keadilan, kami menuntut tindakan tegas! Jika tidak, jangan salahkan kami jika luka lama kembali dibuka. Sebab, darah yang tumpah di tanah ini tidak akan pernah bisa dihapus oleh sekadar janji dan basa-basi 😡😡
Prabowo Subianto Muzakir Manaf Mualem Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
