15/07/2025
Mengulang Doa untuk Harapan yang Masih Sama
Ada doa yang tak pernah usang meski waktu terus berjalan.
Doa yang lirihnya sama, tujuannya masih satu, dan namanya pun tak pernah berubah.
Setiap malam, dalam diam yang panjang, aku menyebutnya lagi dan lagi—meski langit belum juga menjawab.
Aku tahu, mungkin terlihat bodoh di mata orang.
Mengapa terus berharap pada sesuatu yang tak pasti?
Mengapa masih setia pada harapan yang bahkan tak memberi tanda akan datang?
Tapi bukankah cinta sejati bukan tentang kepastian,
melainkan tentang kesetiaan pada doa yang tak pernah lelah dipanjatkan?
Setiap aku menengadahkan tangan,
ada gemetar di hati yang mencoba ikhlas,
namun tak bisa bohong bahwa aku masih ingin—
masih ingin dia, masih ingin itu,
masih ingin semua harapan itu jadi nyata, walau hanya sekali saja.
Doaku mungkin tak lantang, tapi ia dalam.
Doaku mungkin tak penuh puisi, tapi ia jujur.
Dan meski aku tahu, mungkin Tuhan sedang berkata “belum”,
aku tetap mengulanginya...
karena itulah satu-satunya cara agar hatiku tetap kuat berdiri.
Mengulang doa untuk harapan yang sama bukan karena aku keras kepala,
tapi karena di situlah jiwaku pernah merasa hidup—
dan entah bagaimana, aku belum sanggup menggantinya.
Biarlah doa ini menjadi saksi,
bahwa aku pernah mencintai dengan seteguh ini,
dan bahwa harapan itu, meski belum jadi nyata,
telah menjadikanku lebih sabar, lebih ikhlas,
dan lebih manusia.
✍🏻 Halaman Edukasi