01/06/2025
Jangan Remehkan Persiapan Mengajar
Energi Tak Kasat Mata di Ruang Kelas
Oleh: Ahmad Dahlan
Pendidikan bukan sekadar transmisi informasi. Ia adalah pertemuan antara energi, ide, dan niat. Di dalam ruang kelas, yang tampak di mata kita hanyalah seorang guru dan murid-murid. Tapi bagi mereka yang peka, ada gelombang yang tak terlihat getaran spiritual dan mental yang terpancar dari guru yang mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh sebelum mengajar.
Itulah yang sering luput dari perhatian kita, persiapan mengajar adalah energi tak kasat mata. Ia tidak terlihat, tapi terasa. Ia tidak terucap, tapi berdampak.
Sebagian orang mungkin berpikir bahwa persiapan mengajar cukup dengan membaca catatan semalam sebelumnya. Padahal, persiapan yang sesungguhnya bukan sekadar teknis. Ia adalah proses sinkronisasi antara akal dan hati, antara misi dunia dan orientasi akhirat.
Sebuah Pelajaran di Gontor
Di Gontor, tempat kami dahulu menimba ilmu, persiapan mengajar yang dikenal dengan "i’dād" bukan hal sepele. Saya masih ingat satu peristiwa yang membekas kuat dalam ingatan. Suatu hari, almarhum Bapak Pimpinan, KH. Imam Badri, berkeliling untuk mengontrol proses belajar-mengajar. Beliau berjalan dari kelas ke kelas. Saat tiba di sebuah kelas, beliau memberi salam dan kelas itu pun langsung terdiam.
Ustadz yang sedang mengajar dipanggil keluar. Di luar kelas, beliau bertanya, “Apakah kamu sudah menulis i’dād?”
Guru muda itu menjawab, “Belum, Pak Kiai...”
Mendengar itu, beliau tidak marah, tapi tegas. Beliau meminta guru tersebut tidak mengajar lebih dulu, dan menyuruhnya menulis i’dād sebagaimana semestinya. Lalu apa yang terjadi? KH. Imam Badri sendiri yang masuk kelas dan menggantikan mengajar sementara.
Begitulah Gontor mengajarkan kami, i’dād itu sakral. Ia bukan sekadar administrasi, tapi simbol tanggung jawab dan keseriusan guru terhadap ilmunya dan terhadap murid-muridnya.
Energi Itu Menular
Seorang guru yang datang ke kelas dengan kesiapan utuh baik materi, strategi, maupun mental akan menyebarkan getaran positif sejak detik pertama ia melangkah ke ruang kelas. Siswa bisa merasakannya, meskipun mereka tak tahu harus menyebutnya apa. Itulah mengapa kelas yang dibimbing guru yang serius terasa hidup dan berisi, sedangkan kelas yang diajar asal-asalan terasa hambar, bahkan membosankan.
Dalam perspektif sains modern, kita mengenal bahwa segala sesuatu adalah energi. Termasuk pikiran dan niat. Maka ketika seorang guru menyusun rencana pelajaran dengan penuh kesungguhan dan niat yang lurus, ia sedang memproduksi energi yang akan menyentuh ruang-ruang kesadaran muridnya.
Jangan remehkan persiapan. Ia bukan sekadar prosedur. Ia adalah medan magnet yang membentuk suasana kelas dan arah pembelajaran.
Niat Adalah Titik Awal Segalanya
Dalam kerangka spiritual Islam, niat adalah pusat gravitasi amal. Seperti yang disebutkan oleh Imam al-Ghazālī dalam Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn:
"النية هي القصد، وهي إرادة يتوجه بها القلب نحو الفعل ابتغاءً لوجه الله تعالى”
“Niat adalah maksud; kehendak hati yang terarah pada amal, demi mengharap wajah Allah Ta‘ala.”
(Al-Ghazālī, Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn, Jilid 4)
Dengan niat yang benar, persiapan menjadi ibadah. Seorang guru yang membuka laptopnya untuk menyusun bahan ajar dengan niat yang murni sedang mencatat pahala bahkan sebelum membuka mulut di depan kelas.
Syaikh Taqiyyuddin an-Nabhani dalam Nidzām al-Islām juga menegaskan:
"Setiap amal dunia yang dilandasi niat karena Allah akan bernilai ukhrawi."
Maka menulis i’dād, menyusun RPP, merancang evaluasi semuanya bisa menjadi ibadah jika diniatkan untuk mendidik generasi dengan jujur dan ikhlas.
Kelas Bukan Ruang Kosong
Kelas bukan hanya tempat duduk, papan tulis, dan proyektor. Ia adalah ruang vibrasi. Siapa yang masuk dengan semangat dan niat yang kuat, maka ruang itu akan hidup. Siapa yang masuk tanpa persiapan, maka kelas akan menjadi ruang kosong: gaduh tapi tak bermakna.
Inilah pentingnya kesadaran dalam persiapan. Karena kelas adalah ruang kecil yang bisa mengubah dunia. Dan semua perubahan besar itu bermula dari niat dan ketekunan seorang guru yang mau mempersiapkan dirinya.
Persiapan Adalah Cermin Kualitas
Mari kita akui, kelas yang baik lahir dari guru yang tidak malas mempersiapkan diri. Guru yang hadir dengan persiapan, hadir dengan niat. Dan niat itu adalah kekuatan tak terlihat, energi yang bisa menembus hati siswa dan mengubah masa depan.
Jadi, jangan remehkan persiapan mengajar. Ia memang tidak kasat mata, tapi dialah yang menentukan apakah kelas kita jadi ruang hidup atau sekadar kotak suara kosong.
Dan di sinilah letak martabat seorang guru, ia bukan hanya pengajar, tapi pencipta gelombang perubahan.