Lombok Friendly

  • Home
  • Lombok Friendly

Lombok Friendly Your Guide to everything Lombok & Beyond. Temukan inspirasi liburan terbaik di Lombok dan sekitarnya! Your guide to everything Lombok & Beyond
(274)

Lombok Friendly menyajikan informasi wisata dalam format vlog dan berita tentang destinasi wisata: alam, sejarah, budaya, kuliner, dan event seru.

Berangkat dari ketulusan menolong sesama atas dasar kemanusiaan, langkah Agam Rinjani terus menjadi sensasi.Dari donasi ...
30/07/2025

Berangkat dari ketulusan menolong sesama atas dasar kemanusiaan, langkah Agam Rinjani terus menjadi sensasi.

Dari donasi menuju podcast selebriti, ke forum-forum elite pejabat tinggi, hingga di endorse brand mobil luar negeri. Kabar terbaru: ia akan mengisi layar Netflix dan National Geographic dalam sebuah film dokumenter produksi Hollywood, garapan Columbia Pictures.

Jadi, tidak berlebihan ketika seorang netizen mengatakan: "Rezeki Agam Rinjani nggak putus putus dan langkahnya semakin mulus."

Jaran kurus, Tak terurusSangat disayangkan. Air terjun yang dulu sempat ramai di Desa Pakuan ini kini kembali menjadi be...
30/07/2025

Jaran kurus, Tak terurus
Sangat disayangkan. Air terjun yang dulu sempat ramai di Desa Pakuan ini kini kembali menjadi belantara tak terurus. Padahal letaknya strategis: akses mudah, dekat pusat kota, dan menyimpan potensi besar untuk menjadi salah satu identitas desa.

Catatan: foto yang terlihat hanyalah air terjun kecilnya. Persis di sebelah kanan, tersembunyi air terjun utama bernama Batu Bande dengan debit air yang lebih deras, batuan unik, dan kolaman air yang cukup lebar. Di atasnya terdapat sejumlah air kecil yang cukup menarik. Keindahan yang sayangnya mulai diabaikan.

Mau bingung, tetapi fenomena seperti ini bukanlah hal baru. Terlalu banyak tempat wisata kita yang hanya ramai sesaat, lalu senyap seketika.

Menurut teman teman, kira kira, kenapa ya?

Lokasi: Air Terjun Jaran Kurus, Desa Pakuan, Kec. Narmada - Lombok Barat.

Benarkah Pantai Mawi Hanya untuk Mereka yang Jago Surfing?Tidak hanya pegunungan, kawasan laut pun menyimpan risiko ting...
29/07/2025

Benarkah Pantai Mawi Hanya untuk Mereka yang Jago Surfing?

Tidak hanya pegunungan, kawasan laut pun menyimpan risiko tinggi bagi wisatawan yang abai terhadap aspek keamanan dan keselamatan. Terutama mereka yang lebih mengedepankan ego demi sensasi dan viralitas di media sosial, ketimbang memahami karakter serta potensi bahaya dari setiap destinasi yang dikunjungi.

Salah satu lokasi yang sering mendapat label “berbahaya” adalah Pantai Mawi, yang terletak di Desa Selong Belanak, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah. Label ini bukan tanpa alasan. Pantai Mawi dikenal memiliki karakter alam yang cukup ekstrim; dikelilingi bukit berbatu hasil formasi geologi columnar joint, dasar laut yang dipenuhi karang terselubung pasir putih, serta ombak yang besar dan konsisten sepanjang tahun.

Dengan karakteristik seperti itu, pantai ini jelas bukan tempat ideal untuk berenang atau sekadar bermain air. Namun, bagi para peselancar berpengalaman, Mawi justru adalah surga. Ombaknya yang menantang membuat pantai ini telah lama mendapat julukan surfer’s paradise.

Menariknya, Pantai Mawi sejatinya terbagi menjadi dua area utama yang dipisahkan oleh bukit batu. Di sisi kiri, yang lebih mudah diakses, bentangannya didominasi batuan karang dengan ombak besar yang cocok untuk berselancar. Sementara di sisi kanan, terbentang hamparan pasir putih halus, air laut yang lebih tenang berwarna emerald-blue, serta dikelilingi vegetasi hijau yang rimbun. Sayangnya, akses menuju sisi kanan ini masih tertutup dan sulit dijangkau, sehingga belum dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai destinasi alternatif yang lebih aman bagi wisatawan umum.

Masalah akses memang menjadi tantangan tersendiri di Pantai Mawi. Bahkan jalan utama menuju lokasi ini masih rusak dan penuh tantangan: berlubang, berbatu, tanjakan dan turunan curam, serta belokan tajam yang bisa membahayakan pengendara, terutama yang belum terbiasa dengan medan ekstrem. Tak sedikit wisatawan, khususnya turis asing, dilaporkan terjatuh dan mengalami luka ringan saat menuju pantai.

Oleh karena itu, jika ada anggapan bahwa Pantai Mawi hanya cocok bagi mereka yang sudah mahir berselancar, maka pernyataan tersebut tidak sepenuhnya keliru. Keselamatan tetap harus menjadi prioritas utama dalam setiap aktivitas wisata. Bahkan, ketika seorang selebriti berlibur bersama kami pada tahun 2023 lalu dan memaksa tim untuk membawanya menyeberangi bukit menuju sisi lain pantai yang lebih tenang, permintaan itu kami tolak dengan tegas demi menjaga keamanan dan keselamatannya.

Karena pada akhirnya, destinasi seindah apapun tak akan berarti bila tidak diimbangi dengan kesadaran untuk menjaga keamanan dan keselamatan diri. Pantai Mawi memang mempesona, tetapi hanya bagi mereka yang siap menghadapi tantangannya dengan bijaksana.

Terima Donasi Rp1,5 Miliar: Agam Rinjani Sumbang Lebih Dari 24 Milyar? Opini: Adit R Alfath Dari tragedi di puncak Rinja...
29/07/2025

Terima Donasi Rp1,5 Miliar: Agam Rinjani Sumbang Lebih Dari 24 Milyar?

Opini: Adit R Alfath

Dari tragedi di puncak Rinjani, lahir cerita yang gaungnya menembus batas benua, menyentuh sisi terdalam kemanusiaan tanpa mengenal sekat bangsa dan bahasa.

Adalah Abdul Haris Agam, pria asal Makassar yang berhasil menjadi aktor sentral dalam kisah kemanusiaan, proses evakuasi jenazah Juliana Marins, travel influencer asal Brasil yang jatuh di Rinjani pada 21 Juni 2025 lalu.

Aksi heroiknya, mempertaruhkan nyawa untuk mengangkat jasad Juliana dari dasar tebing sedalam 600 meter, menyentuh hati warganet Brasil. Aksi ini bahkan berhasil menggerakkan simpati mereka untuk menggalang donasi hingga Rp1,5 miliar untuk Agam. Namun, dari balik rupiah tersebut, muncul pro dan kontra, terutama di kalangan relawan dan tim penyelamat lain. Banyak yang menilai, keberhasilan Agam tak lepas dari kerja sama seluruh tim.

Tapi mari kita tinggalkan soal pro dan kontra tersebut, dan alihkan fokus pada sesuatu yang lebih besar: eksposur global yang telah diberikan Agam kepada Indonesia, khususnya Rinjani yang tanpa ia sadari, tanpa ia niatkan, dan pastinya tanpa dibayar.

Dalam dunia komunikasi dan pemasaran, kekuatan narasi seringkali jauh melampaui angka. Dalam kasus Agam Rinjani, dunia melihatnya lebih dari sekadar aksi penyelamatan, melainkan kisah heroik seorang pemuda yang dengan keberanian dan ketulusan hati mengambil risiko nyata demi kemanusiaan. Sebuah aksi yang berhasil menggugah empati publik global, dan mendorong mereka untuk mengenal lebih jauh tentang sosok seorang Agam, tentang pulau Lombok, dan tentang Indonesia.

Jadi, Narasi yang terbangun bukan hanya tentang sosok Agam, tetapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan yang lahir di pulau Lombok dan menjadi cerminan wajah Indonesia di mata dunia. Jika kita mencoba menghitung nilai eksposur dari liputan media internasional, nasional, regional, hingga platform digital tentang kisah Agam Rinjani, nilainya secara otomatis akan melampaui angka donasi yang ia terima.

Mari kita hitung secara sederhana. Misalkan ada 100 media internasional dan 100 media nasional di Indonesia serta Brasil, masing-masing menayangkan 5 berita. Totalnya menjadi 300 media × 5 berita = 1.500 berita.

Jika satu berita bernilai $1.000, maka nilai total eksposur mencapai:
1.500 × $1.000 = $1.500.000 (sekitar Rp 24 miliar). Angka inilah yang kami maksud sebagai sumbangan Agam yang otomatis terjadi; tanpa ia sadari atau bahkan mungkin tidak ia ketahui.

Dan itu belum termasuk eksposur dari media lokal dan regional, viralitas di media sosial, user-generated content, video dokumenter, dan potensi liputan lanjutan lainnya yang masih terus bergulir.

Berangkat dari hal itu, Agam, dalam pandangan kami, adalah Duta Tanpa Seragam. Ia tak berpidato di forum internasional, tetapi lewat aksinya, ia berhasil mengirim pesan kuat kepada dunia:

"Inilah Indonesia, tempat di mana rasa kemanusiaan masih hidup dan dijunjung tinggi”

Tindakan Agam menciptakan nilai emosional yang tak mungkin dicapai lewat iklan atau strategi branding. Ia berhasil mengangkat Indonesia dan Brasil dari duka mendalam akibat tragedi Juliana Marins, lalu mengubahnya menjadi rasa kagum dan bangga yang menumbuhkan solidaritas antarbangsa.

Agam berhasil menciptakan sebuah ‘momento’, atau bahkan golden momentum, yang membuat semua mata tertuju padanya dan mendorong media-media besar global turut bersuara sesuai dengan narasinya: tentang kemanusiaan, tentang ketulusan, dan juga tentang keindahan Indonesia seperti yang kita lihat di berbagai platform media.

Sayangnya, negara bahkan daerah terkesan belum membaca peluang ini secara strategis. Hingga hampir satu bulan setelah peristiwa, belum terlihat adanya upaya dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk secara resmi menggandeng Agam beserta kisahnya sebagai bagian dari kampanye diplomasi publik, promosi wisata petualangan, kampanye kemanusiaan, atau sekedar pemberian penghargaan simbolik sebagai sosok inspiratif daerah.

Padahal, cerita Agam adalah peluang langka untuk ambush marketing dengan dampak organik luar biasa. Tak mengherankan jika brand brand besar justru lebih cepat bergerak.

Consina dengan cepat menggandeng Agam untuk kolaborasi. BAIC menggunakan momento ini untuk memperkenalkan diri ke audience Indonesia dan Brasil. Bahkan Columbia Pictures, Netflix, dan National Geographic dikabarkan tengah memproduksi film dokumenter tentang kisah Agam Rinjani. Bisa dibayangkan, seberapa besar nilai eksposur yang disumbangkan Agam lewat proyek ini?

Bagi yang masih bertanya, “kenapa hanya Agam yang menerima donasi?” — jawabannya sederhana: karena dialah yang membangun narasi. Dan dari narasi itulah ia menyumbangkan jauh lebih besar daripada yang ia terima.

Ingat, Agam tidak hanya menyelamatkan jenazah Juliana. Ia menyelamatkan citra Indonesia dalam penanganan insiden ini. Ia menyumbang narasi yang membangun koneksi emosional antarbangsa dan membuka peluang promosi destinasi.

Maka, i/o mempertanyakan, “Layakkah Agam menerima donasi Rp1,5 miliar seorang diri?”

Menurut kami akan lebih tepat jika pertanyaannya dirubah,

“Di mana peran daerah dan negara ketika seorang warganya memberikan kontribusi yang begitu besar dan membuat dunia menoleh ke Indonesia?”

Catatan:
Ini sekadar pendapat dan analisis pribadi seorang pegiat marketing dan komunikasi. Kami tidak tertarik pada drama di balik donasi, melainkan pada nilai kontribusi yang tercipta: sebuah narasi kuat yang, tanpa disadari Agam Rinjani, telah memberikan eksposur luar biasa. Jika dikonversi ke nilai setara promosi, dampaknya bisa puluhan kali lipat lebih besar daripada angka donasi yang ia terima.

When the sun goes down☀️.
29/07/2025

When the sun goes down☀️.

AHY Restui Proyek Tol Lembar-Kayangan Senilai Rp 22 TriliunMenteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merestui renca...
28/07/2025

AHY Restui Proyek Tol Lembar-Kayangan Senilai Rp 22 Triliun

Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merestui rencana pembangunan Tol Lembar-Kayangan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Proyek strategis sepanjang 83 kilometer ini diperkirakan menelan anggaran hingga Rp 22 triliun.

AHY memastikan, proyek tol pertama di NTB itu akan mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat. Pembangunan ini ditargetkan memperkuat konektivitas pariwisata dan logistik di kawasan timur Indonesia.

Sumber: Detik Bali

Jadwal Kapal Pesiar Yang Akan Sandar di Pelabuhan Gili Mas, Lembar Hingga Akhir Tahun 2025Pelabuhan Gili Mas, Lombok Bar...
28/07/2025

Jadwal Kapal Pesiar Yang Akan Sandar di Pelabuhan Gili Mas, Lembar Hingga Akhir Tahun 2025

Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, terus mengukuhkan diri sebagai destinasi unggulan kapal pesiar di Indonesia. Sepanjang 2025, tercatat 28 kapal pesiar dijadwalkan singgah, membawa ribuan wisatawan mancanegara ke Pulau Lombok.

Sejumlah kapal besar seperti Celebrity Millennium, Norwegian Sun, hingga Anthem of the Seas telah lebih dulu bersandar sejak awal tahun. Selain menyuguhkan pemandangan laut tropis, pelabuhan ini juga dilengkapi dermaga 440 meter dan terminal penumpang berkapasitas 1.500 orang, serta layanan atraksi budaya dan UMKM lokal.

Sepanjang Januari hingga April 2025, Pelabuhan Gili Mas telah disinggahi oleh sejumlah kapal pesiar internasional, antara lain Celebrity Millennium, Noordam, AIDAstella, Anthem of the Seas, Norwegian Sun, dan Riviera.

Kapal Pesiar yang Akan Datang (November – Desember 2025)

15 Nov – Viking Venus
17 Nov – Viking Orion
22 Nov – Crown Princess
23 Nov – Oceania Riviera
14 Des – Seven Seas Explorer
20 Des – Celebrity Millennium
22 Des – Crown Princess
23 Des – Celebrity Millennium
29 Des – Westerdam

Kunjungan kapal pesiar ke Pelabuhan Gili Mas terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2023 tercatat 14 kapal, naik menjadi 24 kapal pada 2024, dan bertambah lagi menjadi 28 kapal pada 2025 dengan puluhan ribu penumpang.

Pelindo Lembar memastikan kesiapan dermaga sepanjang 440 meter, terminal berkapasitas 1.500 orang, serta dukungan UMKM dan atraksi budaya untuk menyambut kedatangan wisatawan. Layanan pengamanan dan fasilitas pelabuhan juga terus ditingkatkan demi kelancaran aktivitas dan kenyamanan pengunjung

Sumber: Cruise Timetables

Gila!Video wawancara Agam Rinjani di Podcast Deddy Corbuzier tembus 12 juta penonton! Jadi video terbanyak ditonton dala...
28/07/2025

Gila!
Video wawancara Agam Rinjani di Podcast Deddy Corbuzier tembus 12 juta penonton! Jadi video terbanyak ditonton dalam sebulan terakhir — hanya kalah tipis dari Erika Carlina yang meraih 13 juta penonton.

Bukti Agam makin tak terbendung🚀

Breathe in green. Splash in clean. 🌿💧Sesaot natural springs, West Lombok   #
28/07/2025

Breathe in green. Splash in clean. 🌿💧

Sesaot natural springs, West Lombok
#

Ngayu-Ayu Tirta: 600 Tahun Penuh Rasa Syukur Masyarakat Sembalun, Menjalani Kehidupan Yang Selaras Dengan AlamMasyarakat...
27/07/2025

Ngayu-Ayu Tirta: 600 Tahun Penuh Rasa Syukur Masyarakat Sembalun, Menjalani Kehidupan Yang Selaras Dengan Alam

Masyarakat Desa Sembalun, Lombok Timur, sukses menggelar ritual adat Ngayu-Ayu Tirta pada 16–17 Juli 2025 lalu. Tradisi sakral yang digelar setiap tiga tahun ini merupakan simbol rasa syukur atas kesuburan tanah, kelimpahan hasil bumi, dan perlindungan dari bencana.

Berlangsung di kaki Gunung Rinjani, upacara ini juga menjadi bentuk pelestarian alam dan penguatan identitas budaya masyarakat Sasak, khususnya Sembalun.

Ritual Ngayu-Ayu telah dijalankan secara turun-temurun selama lebih dari enam abad. Konon, asal-usulnya berakar pada legenda “perang ketupat,” ketika warga Sembalun berhasil mengusir kekuatan roh jahat dengan melempar ketupat sebanyak tiga kali. Sejak itu, ritual ini diyakini sebagai lambang kemenangan spiritual serta penghormatan kepada Tuhan dan alam semesta.

Berlangsung selama dua hari, prosesi diawali dengan pengambilan air dari 12 mata air suci di sekitar wilayah Sembalun. Air tersebut kemudian disimpan semalam dalam wadah tradisional bernama bentilang.

Prosesi berlanjut dengan pembacaan lontar oleh pujangga Sasak, ritual sesampang kepada leluhur, dan penyembelihan kerbau. Kepala kerbau dikubur sebagai pasak bumi, simbol ikatan spiritual antara manusia dan alam.

Pada hari kedua, air suci diarak ke lapangan upacara, diiringi tarian tandang mendet dan gendang tradisional.

Puncak acara adalah mapakin, yaitu silaturahmi antar sesepuh adat dan tokoh masyarakat. Tiga kali lempar ketupat dilakukan sebagai simbol kesempurnaan hidup: shalat lima waktu, fase bulan purnama, dan kepercayaan terhadap 25 Nabi dan Rasul.

Upacara ditutup dengan Perang Pejer, ritual tolak bala yang melibatkan penumpahan air suci ke Sungai Pusuk, melambangkan penyatuan elemen bumi dan air demi keselamatan dan keharmonisan semesta.

Menurut buku Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1991), Ngayu-Ayu Tirta merupakan warisan budaya yang memadukan tiga unsur utama kehidupan masyarakat Sembalun: ajaran Islam, adat manusia (tradisi sosial dan spiritual), dan adat padi (kearifan agraris). Upacara ini dianggap sebagai sistem nilai yang mencerminkan filosofi kosmologis masyarakat Sasak dalam menjaga keseimbangan antara Tuhan, manusia, dan alam.

Keterangan ini bersumber dari pembacaan inskripsi pada “kertas tembaga” oleh Pak Rumedi, ayah Kepala Desa Sembalun, pada tahun 1980 saat memimpin pelaksanaan ritual Ngayu-Ayu Tirta. Dalam pembacaan tersebut dijelaskan bahwa air dari mata air yang dikumpulkan bukan hanya menjadi simbol kesucian, tetapi juga merepresentasikan kehidupan, keberlanjutan, dan kebersihan spiritual kolektif masyarakat.

Lebih dari sekadar ritual, Ngayu-Ayu adalah pernyataan hidup harmonis masyarakat Sembalun dengan alam dan leluhur. Di tengah modernitas, mereka tetap menjaga warisan spiritual, sosial, dan ekologis sebagai dasar keberlanjutan hidup di kaki Rinjani. Tradisi ini juga memperkuat solidaritas antar komunitas adat se-Nusantara yang turut hadir dalam prosesi, menegaskan bahwa pelestarian budaya adalah jalan menuju kelestarian alam.

Referensi: Depdikbud 1991 — Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat
📷 Wira Bakti Didit

Menurut Anda? Pemasangan tangga di sejumlah titik rawan jalur pendakian gunung Rinjani demi meningkatkan standar keamana...
27/07/2025

Menurut Anda?

Pemasangan tangga di sejumlah titik rawan jalur pendakian gunung Rinjani demi meningkatkan standar keamanan dan keselamatan pendaki.

Sumber photo: Rinjani Awesome Trekking

Address


Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Lombok Friendly posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Lombok Friendly:

Shortcuts

  • Address
  • Alerts
  • Contact The Business
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share

Lombok Friendly

Your free guide to everything Lombok - Sumbawa and Beyond