11/05/2025
Istri yang durhaka kepada suami dalam pandangan umum agama, terutama dalam Islam, adalah istri yang tidak menaati perintah suami yang baik, tidak menghormatinya, atau melanggar hak-haknya sebagai kepala keluarga, selama suami tidak memerintahkan pada hal yang maksiat atau bertentangan dengan ajaran agama.
Beberapa contoh bentuk kedurhakaan istri menurut Islam antara lain:
1. Menolak ajakan suami tanpa alasan syar’i, seperti menolak hubungan intim tanpa uzur (alasan syar’i).
2. Keluar rumah tanpa izin suami.
3. Meremehkan atau mencaci suami.
4. Tidak menjaga kehormatan dan amanah rumah tangga.
5. Membangkang perintah suami dalam urusan rumah tangga.
Namun penting juga untuk diingat: suami pun wajib memperlakukan istrinya dengan penuh kasih sayang, tidak semena-mena, dan berlaku adil. Kedudukan suami sebagai pemimpin rumah tangga bukan untuk menindas, tapi untuk membimbing dan melindungi.
Berikut beberapa dalil dari Al-Qur'an dan Hadis tentang istri yang durhaka kepada suami:
1. Al-Qur'an
Surah An-Nisa' ayat 34:
> "Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka wanita yang saleh adalah yang taat (kepada Allah dan suaminya) dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada... Dan wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuz-nya (pembangkangannya), maka nasehatilah mereka, pisahkan mereka di tempat tidur, dan pukullah mereka (dengan ringan dan tidak menyakitkan). Kemudian jika mereka menaati kamu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Kata nusyuz di sini merujuk pada pembangkangan atau kedurhakaan istri terhadap suaminya.
2. Hadis Nabi Muhammad SAW
a. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim:
> "Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur lalu istrinya menolak hingga suaminya marah semalaman, maka para malaikat akan melaknatnya sampai pagi."
(HR. Bukhari dan Muslim)
b. Hadis Riwayat Tirmidzi:
> "Sebaik-baik wanita adalah yang jika engkau pandang, dia menyenangkanmu, jika engkau perintah, dia menaatimu, dan jika engkau tidak ada, dia menjaga dirinya dan hartamu."
(HR. Tirmidzi, Hasan Sahih)
3. Konteks Nusyuz dan Solusinya
Dalam Islam, jika istri menunjukkan tanda-tanda nusyuz, maka langkah-langkah berikut disarankan:
1. Menasehatinya dengan bijak.
2. Pisah ranjang sementara sebagai bentuk teguran.
3. Memukul secara ringan (tidak menyakitkan), hanya sebagai simbol peringatan terakhir.
Namun, semua ini dilakukan dengan prinsip kasih sayang dan bukan untuk menyakiti secara fisik atau mental.