Fakta toraja

Fakta toraja Fakta Toraja | Berita Terkini Toraja

16/05/2024

Aksi Peduli Kemanusiaan. Dimana baru-baru ini viral seorang Ibu (MA) warga di Simbuang-Mappak terpaksa menepih di pinggir jalan Poros untuk melahirkan karena jalan yang biasanya di lalui belum bisa di lewati. (MA) Ibu yang sedang Hamil harus menepih di pinggir jalan karena sudah tak tahan menahan rasa sakit dan mengalami pendarahan yang cukup serius. Sayangnya harapan itu sirna, bayi yang dikandungnya selama sembilan bulan dengan mati-matian, dengan ikhlas harus merelakan kepergian bayi kesayangannya karena tak sempat tertolong.

Setelah jagat maya dihebohkan beberapa waktu lalu dengan viralnya video seorang warga Simbuang ditandu sepanjang 4 kilom...
12/05/2024

Setelah jagat maya dihebohkan beberapa waktu lalu dengan viralnya video seorang warga Simbuang ditandu sepanjang 4 kilometer akibat akses jalan yang tidak bisa dilalaui ambulance, kini nasib naas kembali dirasakan oleh warga Simbuang, seorang Ibu (MA) terpaksa menepih di pinggir jalan poros untuk melahirkan karena jalan yang biasanya dilalui oleh kendaraan belum bisa dilewati, buntut longsor yang terjadi satu bulan lalu tak kunjung dibersihkan, Sabtu/05/204.

Diketahui kejadian tersebut bermula saat (MA) akan melahirkan di puskesmas Lekke’, kecamatan Simbuang, namun fasilitas dan kondisi yang tidak memadai, membuat pasien tersebut dirujuk ke salah satu rumah sakit di Makale. Saat diperjalanan, mobil yang ditumpangi pasien harus terhenti karena longsor masih menutupi jalan yang berada di Lembang makkodo kecamatan Simbuang tak kunjung diperbaiki. Tak habis akal, keluarga mencari kendaraan roda dua untuk membawa pasien menuju Makale, belum lama dalam perjalanan hal yang tak diinginkan pun terjadi, (MA) ibu yang sedang hamil itu harus menepih di pinggir jalan karena sudah tak bisa menahan rasa sakit dan mengalami pendarahan cukup serius. Tak peduli dibawa terik matahari, dan beralaskan kerikil di jalan, ia sekuat tenaga melahirkan seorang bayi dengan harapan besar bahwa bayi itu lahir dengan selamat dan sehat. Sayangnya, harapan itu sirna, bayi yang dikandungnya selama sembilan bulan dan dengan mati-matian untuk melahirkannya, dengan ikhlas harus merelakan kepergian bayi kesangannya, karena tak sempat tertolong. Daniel Maraya, salah satu keluarga yang berada di lokasi merasa sangat terpukul atas kejadian yang menimpa keluarganya tersebut.

Lanjut Robertus, Pemprov Sulsel harus bertanggungjawab atas apa yang terjadi pada warga Simbuang, menurutnya jika pemprov cepat menanggapi longsor tersebut, kemungkinan besar kejadian naas di atas takkan terjadi.

“Kami akan terus tagih dan kejar pertanggungjawaban Pemrov, terutama PJ Gubernur Sulawesi Selatan”, tutup Robertus.

Narasi

FAKTA TORAJA - Dalam aksi tersebut IPPEMSI masih membawa tuntutan yang sama, yaitu anggaran 17 M yang ditarik secara tib...
29/04/2024

FAKTA TORAJA - Dalam aksi tersebut IPPEMSI masih membawa tuntutan yang sama, yaitu anggaran 17 M yang ditarik secara tiba-tiba oleh PJ Gubernur Sulawesi Selatan pada ruas Masuppu-Batas Pinrang.

Koordinator Lapangan Aksi, Lukas Luis mengatakan bahwa “Aksi jilid 2 ini adalah bukti bagaimana keseriusan kami mengawal pembangunan di Simbuang-Mappak”.
Saat Aksi pertama beberapa Minggu lalu di kantor gubernur Sulawesi Selatan, kami belum dapat respon dari pemprov, sehingga ini yang menginisiasi kami untuk melakukan aksi lanjutan. Kata Luis”.
Lebih lanjut Luis mengatakan bahwa sampai aksi jilid 2 ini belum ada tanda-tanda keseriusan PJ untuk menemui dan berdialog dengan kami. Padahal maksud kedatangan IPPEMSI baik-baik, meneruskan apa yang menjadi keluhan masyarakat Simbuang-Mappak. “Kami hanya ingin ditemui oleh Bapak PJ Gubernur, menanyakan kemana anggaran 17 M itu, namun kami selalu diperhadapkan dengan bawahannya yang hanya menghalangi maksud daripada tuntutan kami.

Sedangkan Ketua Umum IPPEMSI Makassar (Daniel Grand Saputra) dalam orasinya manyampaikan “sangat menyayangkan sikap yang dipertontonkan PJ gubernur Sulawesi Selatan, seolah menutup mata dengan apa yang dialami masyarakatnya. Sejak ruang diskusi yang dibuka IPPEMSI kepada PJ Gubernur bulan 1 kemarin sampai pada aksi ini, Pemprov masih enggan membuka suara terhadap persoalan tersebut.
Melihat respon PJ yang seolah acuh, saya mewakili teman-teman memastikan kami tak akan menyerah sedikitpun. Saya dan teman-teman IPPEMSI, dibantu dengan dukungan penuh masyarakat Simbuang-Mappak akan terus membayang-bayangi kemanapun PJ pergi, kami berjanji takkan membiarkan orang-orang yang menyakiti masyarakat sebelum mempertanggungjawabkan apa yang telah dia lakukan kepada masyarakat Simbuang-Mappak, terkhusus Tana Toraja. Tutup Daniel”

Akibat dari aksi tersebut, ruas Jalan Urip Sumoharjo Makassar macet total, sehingga kepolisian harus melakukan rekayasa lalu lintas.

Narasi/

FAKTA TORAJA - Korban Longsor Terakhir sudah di temukan, total korban yang Meninggal Mencapai 3 orang. tepatnya di jalan...
27/04/2024

FAKTA TORAJA - Korban Longsor Terakhir sudah di temukan, total korban yang Meninggal Mencapai 3 orang. tepatnya di jalan Poros Rantepao-Buntao, tepatnya di Salu Tembamba, Kelurahan Tallang Sura’, Kecamatan Buntao’, Toraja Utara Hari ini 27 April

Korban atas nama Margareta Rembon/Ma’ Pika ditemukan sekitar pukul 15.45 Wita.

Sebelumnya, Tim Basarnas, TNI, Polri, dan masyarakat sudah menemukan jenazah Margareta Tandek/Mama Ma’ Ical pada Jumat, 26 April 2024 sore.

Pada hari yang sama, sekitar pukul 14.30 Wita, satu korban bernama Martina Linting (49) atau Ma’ Lisa itu meninggal dunia di RS Elim Rantepao.

Almarhumah Martina Lintin dan Margareta Rembon, dan Margareta Tandek/Ma’ Ical merupakan warga Dusun Batua’, Lembang Leatung Matallo, Kecamatan Sangalla’ Utara, Tana Toraja. 7 korban lainnya juga berasal dari kampung yang sama dan masih memiliki hubungan kekerabatan. Saat kejadian, mereka hendak ke acara kedukaan (Rambu Solo’) di Paessunan, Kelurahan Tallang Sura’, Kecamatan Buntao.

Sedangkan 5 orang korban lainnya masih dirawat di rumah sakit. Satu korban dirujuk ke Palopo dan 4 orang lainnya dirawat di Puskesmas Rantebua.

https://kareba-toraja.com/terkini-korban-terakhir-longsor-buntao-ditemukan-total-3-orang-meninggal/?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTEAAR0MN98VBxkxa8kz5weUMCs0F7C9fmy2PsAU3alcv_Sbwj1qG7AIS9t1fTE_aem_ATi9Yth_cfO8y92NOrYZLPJzMPy02kFquSfVrgrreOYBrQEaCHTdqDsEbWd6m9JRWs_yeSEkZutXTkqOa_trg5VC

FAKTA TORAJA - Dua korban longsor dinyatakan hilang, satu diantaranya telah ditemukan, Jumat (26/4/2024) sore.Korban ter...
26/04/2024

FAKTA TORAJA - Dua korban longsor dinyatakan hilang, satu diantaranya telah ditemukan, Jumat (26/4/2024) sore.

Korban tersebut bernama Margareta Tandek (Mama Ical) warga Kecamatan Sangalla, Kabupaten Tana Toraja.

Diketahui, longsor yang memakan korban delapan orang terjadi di jalan poros Buntao-Rantepao, Kelurahan Tallang Sura, Kecamatan Buntao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan pada pagi hari.

Menurut warga setempat, longsor sudah terjadi sejak pukul 06.00 Wita dan masih dianggap longsor kecil, apalagi kendaraan roda dua masih dapat melintas.

Namun, longsor susulan terjadi saat delapan korban turun dari sebuah truk untuk menyebrangi material longsor dengan berjalan kaki.

Tiba-tiba tanah bergerak dan terjadi longsor besar yang menimbun para korban dan dua rumah warga ikut tertimbun.

Selama proses evakuasi dan pencarian, enam korban ditemukan lebih awal dengan rincian korban atas nama Lusiana Sampe dirujuk ke rumah sakit di Palopo, sementara Sabina Somba, Paulus Sirupang dan Yohana Laba dirawat di Puskesmas Rantebua dan Nobel dirawat di Puskesmas Buntao.

Satu korban bernama Marthina Lintin dilarikan ke RS Elim Rantepao karena kritis dan meninggal dunia di rumah sakit.

Hingga sore ini pencarian masih dilakukan, karena satu korban lagi yang dinyatakan hilang sejak kejadian atas nama Margaretha Rembon (Mama Pika) belum ditemukan.

Proses pencarian dilakukan Tim dari BPBD Toraja Utara bersama TNI-Polri dibantu warga setempat.

Diinfokan delapan korban merupakan warga Kecamatan Sanggalla, Tana Toraja yang sedang perjalanan ke arah Tallang Sura untuk menghadiri acara adat Rambu Solo menggunakan truk.

Sumber : Zonakata.com

Meski masih dalam suasana Lebaran, Menteri Sosial Tri Rismaharini tidak menunda kunjungan kerjanya dengan mengunjungi be...
17/04/2024

Meski masih dalam suasana Lebaran, Menteri Sosial Tri Rismaharini tidak menunda kunjungan kerjanya dengan mengunjungi bencana tanah longsor di Kabupaten Tana Toraja Rabu, (17/4). Kedatangan Mensos Risma untuk melihat langsung kondisi penyintas, sekaligus memberikan santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia. Tim Kementerian Sosial telah lebih dahulu turun ke lapangan. Mensos Risma terjun langsung untuk memastikan kebutuhan masyarakat terdampak sudah terpenuhi.

Mensos Risma menempuh rute udara dari Jakarta dan transit di Makassar kemudian menggunakan helikopter menuju Tana Toraja. Perjalanan udara ditempuh karena untuk sampai di Toraja membutuhkan waktu 8 jam perjalanan darat dari Kota Makassar dengan melintasi banyak perbukitan.

Sesampainya di lokasi, Mensos Risma langsung menemui keluarga korban, dan menanyakan kebutuhan yang diperlukan ahli waris. “Ibu butuh apa? Nanti saya bantu,” kata Mensos Risma menanyai keluarga korban satu persatu.

Mensos Risma juga terlihat mengintsruksikan stafnya agar mencatat kebutuhan masyarakat. Kepada stakeholder terkait, Mensos Risma meminta agar melakukan pendataan dan kemudian diserahkan kepada Kemensos. Kebanyakan dari keluarga korban membutuhkan modal usaha karena beberapa yang meninggal merupakan pencari nafkah.
Hal ini dibenarkan oleh Lurah Maggau Kecamatan Makale Kabupaten Tana Toraja, Lukas Duma Tarukkada.

“Yang mereka butuhkan memang terkait ekonomi,” katanya.

Narasi | Tvonenews.com

Address

Makale

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Fakta toraja posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Fakta toraja:

Share