
22/07/2025
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kabupaten Batang menjadi satu wilayah yang paling kecanduan makan gorengan, rata-rata sampai 5,68 gorengan dalam seminggu.
Posisi kedua ditempati Indramayu dengan jumlah rata-rata konsumsi gorengan per minggu sampai 5,20, sementara paling buncit di posisi ke-10 ada Brebes sebanyak 4,62 gorengan per kapita seminggu.
Meski menjadi jajanan yang digemari, konsumsi gorengan tetap perlu diperhatikan agar tidak berlebihan.
Mengonsumsi gorengan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Minyak yang digunakan untuk menggoreng, terutama yang dipakai berulang kali, dapat menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi tubuh.
Lemak ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL), yang pada akhirnya berisiko menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
Selain itu, gorengan juga mengandung kalori tinggi yang dapat memicu obesitas jika dikonsumsi tanpa kontrol.
Tidak hanya itu, minyak berlebih dalam gorengan juga bisa memperlambat sistem pencernaan dan menyebabkan gangguan seperti asam lambung naik serta perut terasa tidak nyaman
Sebagai catatan saja, penyakit jantung padai 2024 dapat menimbulkan beban ekonomi sampai Rp 67,34 triliun. Angka ini berasal dari proyeksi total klaim BPJS Kesehatan untuk jantung Rp 38,96 triliun sampai akhir 2024 dan estimasi produktivitas warga yang hilang karena harus dirawat akibat penyakit jantung senilai Rp 28,38 triliun.
Baca artikel CNBC Indonesia "10 Kota di RI yang Warganya Kecanduan Gorengan, Bikin RI Rugi Rp 60 T" selengkapnya di sini: https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20250316111514-33-618984/10-kota-di-ri-yang-warganya-kecanduan-gorengan-bikin-ri-rugi-rp-60-t