21/11/2025
Part 15
POV Fadil
“Maaf, pernikahan tetap tidak bisa dilaksanakan ....”
Kalimat itu menghantam telingaku begitu saja pelan, tapi tajam, seolah menembus dada.
Aku refleks menoleh ke arah sumber suara, meskipun hanya berdiri di balik tirai ruang IGD yang setengah terbuka.
Suara itu milik seorang perempuan paruh baya yang terlihat sangat tegas, tapi nada suaranya bergetar campuran antara sedih dan ragu.
Aku tak tahu siapa dia, tapi dari cara orang-orang memanggilnya “Bu,” aku bisa menebak, dia pasti ibunya calon pengantin pria.
Dan yang sedang duduk di samping ranjang pasien itu.
Aku sempat melihat sekilas, perempuan berkebaya putih, kepalanya berhijab dihias dengan bunga melati yang mulai layu.
Raras.
Ya Tuhan. Jadi ini benar-benar dia.
Aku berdiri terpaku beberapa detik, dada terasa sesak. Sampai suara seseorang memanggilku dari luar ruang IGD.
“Pak Fadil! Ini formulirnya udah selesai, tanda tangan dulu!”
Aku berbalik cepat. Seorang petugas rumah sakit membawa map berisi surat keterangan, mobilku baru saja diserempet mobil rombongan pengantin pria di tikungan dekat pasar.
Mobilku rusak di bagian depan, tapi aku selamat tanpa luka.
Kata polisi tadi, aku nggak salah posisi. Mobil pengantin yang hilang kendali. Dan karena mobil mereka terguling sebagian, aku yang ada di jalur berlawanan otomatis kena imbasnya.
Sialnya, siapa sangka rombongan itu ternyata rombongan calon suami Raras.
Aku bahkan belum sempat pulih dari kaget saat mendengar perawat di meja depan berkata pelan,
“Kasihan, ya. Katanya pengantinnya perempuan sampai ke sini juga. Sudah dirias, tapi pernikahannya nggak jadi.”
Kupikir dia bercanda. Tapi ternyata… bukan.
Dan sekarang, aku mendengar sendiri kalimat yang mengonfirmasi semuanya.
“Maaf, pernikahan tetap tidak bisa dilaksanakan.”
Itu jelas suara ibunya Bagas.
Aku nggak tahu konteks lengkapnya. Tapi kupikir, dari nadanya yang tegas, semuanya sudah jelas yaitu pernikahan batal.
Raras gagal menikah.
Beberapa menit kemudian aku duduk di kursi tunggu rumah sakit, menatap ke arah pintu IGD yang tertutup.
Di dalam sana, Raras masih duduk di samping ranjang lelaki yang kukira bernama Bagas.
Aku menatap punggungnya tadi sekilas.
Gaun pengantin putihnya kusut di beberapa bagian, tapi anehnya tetap membuatnya terlihat anggun.
Aku menelan ludah. Tiga tahun aku mengenalnya, dan hari ini aku baru sadar betapa cantiknya dia saat benar-benar berusaha bahagia.
Tak lama kemudian, aku sudah pulang ke rumah.
Mobil masih di bengkel, tapi setidaknya luka di mobil tidak separah luka di ego.
Begitu masuk, Mirna langsung menyambut dengan wajah cemberut.
“Kamu ke mana aja, A? Udah jam segini baru pulang.”
Aku menaruh kunci mobil di meja. “Tadi habis urus kecelakaan.”
Mirna melotot. “Kecelakaan? Kamu kenapa?!”
“Nggak kenapa-napa. Mobilku yang kena. Diserempet sama rombongan pengantin di tikungan pasar.”
Wajahnya menegang. “Astaghfirullah… terus sekarang gimana?”
Aku mengangkat bahu. “Udah diurus. Tapi kamu tahu siapa rombongan itu?”
“Siapa, A?”
Aku menatapnya lama sebelum menjawab, “Raras.”
Ekspresinya langsung berubah.
Selengkapnya baca di sini aplikasi KBM app
Judul : Dibuang PNS Dipinang Petani Sultan
Penulis: Queensunrise