Spirit Iman

Spirit Iman Baik dan Bijaksana

24/11/2024

*📚 Jika Dirimu Tidak Tersibukkan Dengan Hal Yang Baik, Pasti Akan Tersibukkan Dengan Hal Yang Sia-Sia*

*السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ*
*بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ*

Berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan

Imam Asy Syafi’i Rahimahullah :

ونفسك إن أشغلتها بالحق وإلا اشتغلتك بالباطل

Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).

Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah

Waktu Berlalu Begitu Cepatnya

Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung).

Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”

24/11/2024

Nikah Itu Ibadah, Jangan Rusak Dengan Ritual Kesyirikan

Bismillahirrahmanirrahim.

Nikah merupakan satu ibadah yang Allah perintahkan pada hamba-hambaNya. Ada beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan perintah untuk melakukan pernikahan antara seorang laki-laki dan perempuan. Misalnya, firman Allah -Ta'ala-:

وَأَنْكِحُوا الأيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Terjemahannya: "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendiri di antara kalian, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahaya kalian yang lelaki dan hamba-hamba sahaya kalian yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. An-Nur: 32)

Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:

النكاح سنتي فمن رغب عن سنتي فليس مني

Artinya: "Nikah itu adalah sunnahku, barangsiapa yang membenci Sunnahku, maka ia bukan dari golonganku." (HR. Ibnu Majah)

Dari satu ayat dan satu hadits ini menunjukkan bahwa nikah merupakan ibadah yang mulia. Dengan melakukannya, seseorang telah melakukan ibadah yang mendapatkan pahala karenanya.

Namun, sering kali terjadi dalam penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat, ibadah ini di dahului oleh ritual-ritual tertentu yang masuk dalam kategori kesyrikan (menyekutukan Allah), yang mana ia merupakan dosa paling besar.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa hukuman bagi pelaku kesyrikan adalah disiksa dalam neraka kekal selama-lamanya, jika ia tidak bertaubat dari perbuatannya itu sebelum ia meninggal dunia. Ia abadi di dalam neraka. Makanya, setiap Nabi dan Rasul diutus untuk mendakwahkan pemurnian tauhid yang sebenarnya dan menjauhi segala bentuk syirik dan thoghut.

Allah -Ta'ala- berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Terjemahannya: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Tagut itu." (QS. An-Nur: 36)

Thoghut adalah segala sesuatu yang melampaui batas, hingga memberikan pada makhluk sifat yang hakikatnya ia merupakan kekhususan bagi Allah saja. Termasuk p**a dalam pengertian thoghut adalah semua yang disembah selain Allah.

Misalnya: meminta hajat pada batu, pohon dan benda mati, berharap pada perkara ghaib tapi bukan pada Allah, melakukan ritual-ritual tertentu yang sebenarnya ia merupakan praktek sihir untuk memberikan kekebalan tubuh dari benda tajam atau agar selalu terlihat tampan dalam pandangan istirnya dan agar rumah tangga bahagia, serta hal-hal lainnya dari beberapa jenis ritual yang intinya dengan itu ia berharap pada selain Allah untuk memenuhi hajatnya.

Semua itu masuk dalam kategori syirik. Olehnya, seorang yang ingin menikah hendaknya membersihkan dirinya dari segala hal-hal seperti itu. Karena jika tidak, maka sungguh sangat menyedihkan. Ia berharap melakukan ibadah, tapi diwaktu yang sama ia melakukan kesyirikan yang menyebabkan dirinya murtad dari agama Islam.

Maka siapa yang melakukan hal-hal Kesyirikan itu, hendaknya ia bertaubat dan kembali mengucapkan dua kalimat syahadat.

✍️ Muhammad Ode Wahyu
(Pembina Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur'an An-Nail Gowa)

24/11/2024

SEGALA MACAM BUAH-BUAHAN BISA DIMINTA DI DALAM SURGA

demikianlah, kemudian Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.

Di dalamnya mereka *dapat meminta segala macam buah-buahan* dengan aman dan tenteram,

[Surat Ad-Dukhan: 54-55]

24/11/2024

Rahmat Allah Yang Menyelamatkan Bukan Ibadah

Kita selama ini diperintahkan untuk ikhlas dalam beribadah, dalam setiap perbuatan dan amalan yang kita lakukan. Keikhlasanlah yang akan membuahkan rahmat Allah -Ta'ala bukan semata-mata gerakan ibadah yang kita lakukan.

Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:

فإنَّه لَنْ يُدْخِلَ الجَنَّةَ أحَدًا عَمَلُهُ قالوا: ولا أنْتَ؟ يا رَسولَ اللهِ، قالَ: ولا أنا، إلَّا أنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ منه برَحْمَةٍ

"Sesungguhnya amal seseorang tidak akan memasukkannya dalam surga." Para sahabat bertanya, "Apakah begitu juga denganmu wahai Rasulullah?", beliau bersabda, "Ya, demikian p**a aku, kecuali Allah memberikan rahmatNya padaku." HR. Muslim

Hadits ini memberi penjelasan bahwa hakikatnya ibadah-ibadah kita tidak memiliki nilai yang sama dengan surga. Sebanyak apapun seorang manusia beramal nilainya tidak sebanding dengan nilai surga. Tapi, karena keikhlasan dalam ibadah, itu yang kemudian mendatangkan Rahmat Allah -Ta'ala- sehingga ia bisa berbuah surga.

Oleh karena itu, ibadah tanpa ada keikhlasan hanya seperti buih yang tidak bernilai. Allah -Ta'ala- tidak menerimanya. Dalam satu hadits Qudsi, Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda, Allah -Ta'ala- berfirman:

من عمل عملاً أشرك فيه معي غيري تركته وشركه

"Siapa yang melakukan satu amalan, dalam amalannya itu ia menyekutukan Aku dengan selainKu, Aku tinggalkan ia dan sekutuannya itu." HR. Muslim

Ikhlas, memaksudkan ibadah hanya pada Allah tanpa menyekutukanNya dengan yang lain. Makanya, sebanyak apapun sholat dilakukan, sebanyak apapun sedekah dikeluarkan, tapi jika masih berbuat syirik, Allah tidak menerima semua ibadahnya itu. Semua ibadahnya menjadi tidak bernilai.
Allah tidak memberi rahmatNya pada orang yang beramal namun masih menyekutukan Allah. Hal itu karena ia belum ikhlas menghambakan dirinya kepada Allah -Ta'ala-. Dan, menghambakan diri merupakan ibadah.

Tapi, jika seorang menjauhkan dirinya dari kesyirikan, sekecil apapun amalan yang dilakukan oleh seseorang, ketika ia ikhlas kepada Allah, maka amalannya menjadi besar karena Rahmat Allah.

Sebagaimana dikisahkan, ada seorang wanita tuna susila di zaman Bani Israil yang mendapati seekor anjing hampir mati karena kehausan. Ia memberi minuman pada anjing itu menggunakan sepatunya, dengan itu wanita itu kemudian mendapatkan ampunan dari Allah -Ta'ala-.

Para ulama mengatakan, boleh jadi ada amalan kecil menjadi besar karena niatnya dan boleh jadi ada amalan besar jadi kecil karena niatnya." Niat ikhlas itu adalah niat melakukan ibadah tanpa menyekutukan Allah di dalamnya.

Intinya, jauhilah kesyirikan. Karena sebanyak apapun manusia beribadah, ibadah itu tidak akan memasukkannya ke dalam surga jika tak disertai keikhlasan pada Allah. Jika ia masih menyekutukanNya, maka ia belum dikatakan ikhlas kepada Allah dalam menyerahkan dirinya sebagai seorang muslim yang menghamba pada Allah.

Oleh: Muhammad Ode Wahyu
(Pembina Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur'an An-Nail Gowa)

23/11/2024

Jangan Minta Pada Penghuni Kuburan

Meminta pada penghuni kuburan adalah salah satu bentuk kesyirikan yang dilarang oleh Allah -Ta'ala-. Hal ini termasuk dalam kategori doa pada makhluk yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Allah -Ta'ala- berfirman:

وَلا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ

Terjemahannya: "Janganlah kamu berdoa di samping berdoa pada Allah, engkau berdoa juga pada tuhan apa pun yang lain." (QS. Al-Qashsh: 88)

Kata إلها (Tuhan apapun) disebut dalam bentuk nakirah yang menginformasikan keumuman. Maksudnya, segala yang diberi sifat-sifat Tuhan, seperti meminta padanya (doa) yang merupakan kekhususan Allah.

Jika seseorang berbuat seperti itu, maka terhapuslah amalan-amalan saleh dan kebajikan yang selama ini telah ia lakukan. Allah -Ta'ala- berfirman:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Terjemahannya: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Az-Zumar: 65)

Jangan buat sholatmu, hajimu, sedekah mu menjadi sia-sia karena perbuatan syirik. Syirik, sekalipun dilakukan banyak manusia, ia tetaplah doa yang paling besar menjadikan seseorang haram memasuki surga jika ia meninggal dunia dalam keadaan belum bertaubat darinya.

Semoga Allah jauhkan kita dari segala jenis kesyirikan. Aamiin

Oleh: Muhammad Ode Wahyu
(Pembina Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur'an An-Nail Gowa)

18/11/2024

Jangan pernah menyerah, bahkan ketika semuanya tampak mustahil...

08/01/2024

Bersama Syekh Dr. Ahmad Abdullah Abu Al Nasr

30/12/2023

Suasana takbiran

Address

Makassar
90231

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Spirit Iman posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share