History and Culture

History and Culture I Will Tell You A Story

Indonesia sekarang menurut saya ada di persimpangan :• Rakyatnya kuat, tapi lelah. Banyak yang tetap gigih bertahan, bek...
29/08/2025

Indonesia sekarang menurut saya ada di persimpangan :

• Rakyatnya kuat, tapi lelah. Banyak yang tetap gigih bertahan, bekerja, dan mencari nafkah, tapi sering merasa tidak benar-benar didengar.
• DPR dan elit politik makin jauh dari rakyat. Politik sering lebih sibuk urus kursi dan kepentingan kelompok daripada masalah mendasar seperti harga kebutuhan pokok, pendidikan, atau kesehatan.
• Polisi makin sering jadi sorotan. Ada yang benar-benar bekerja tulus di lapangan, tapi citra institusinya rusak karena kasus kekerasan, penyalahgunaan wewenang, dan keberpihakan pada penguasa.
• Ekonomi tumbuh, tapi timpang. Data pertumbuhan terlihat bagus, tapi di lapangan, jurang antara yang kaya dan miskin makin terasa.
• Suara rakyat makin sering dibungkam. Kritik dianggap ancaman, demonstrasi cepat dibubarkan, sementara koruptor masih bisa tertawa.

Turut berduka sedalam dalamnya 🙏

14/08/2025

Perang Rempah di Makassar

Setelah aneksasi Portugal oleh Spanyol pada tahun 1580, kapal-kapal Belanda pertama mulai terlihat di perairan pulau-pulau di Nusantara. Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), yang didirikan pada tahun 1602, sejak awal berdirinya tidak henti-hentinya menentang kehadiran Portugis di wilayah tersebut dan mengincar pulau-pulau rempah. VOC merebut Ambon di Kepulauan Maluku pada tahun 1605 dan menetapkan pusat pemerintahan jenderalnya di Batavia, Pulau Jawa, pada tahun 1619. Selama beberapa dekade, Portugis bertahan, namun akhirnya kehilangan posisi strategis mereka di Malaka pada tahun 1641. Sejak saat itu, kendali atas jalur-jalur pelayaran berpindah tangan.
Namun, Portugis masih memiliki beberapa keunggulan, terutama hubungan yang telah terjalin selama lebih dari satu abad dengan para penguasa Kerajaan Gowa di Pulau Sulawesi, yang juga ingin mempertahankan kepentingan dagang mereka. Sultan Hasanuddin, yang naik takhta pada tahun 1653, dengan tegas menentang monopoli yang berusaha dipaksakan VOC dan tidak dapat menerima gagasan bahwa “Tuhan menciptakan laut hanya untuk orang Belanda.” Dengan memanfaatkan keahlian Portugis dalam seni benteng pertahanan, ia menjadikan Makassar sebagai sebuah kota benteng yang menjadi penghalang bagi dominasi Belanda.
Pada 8 Juni 1660, terjadi insiden pertama antara kapal-kapal Belanda dan Portugis yang berada di pelabuhan Makassar, tetapi penjelasan baru terjadi empat hari kemudian. Armada Belanda dalam formasi lengkap, dipimpin oleh laksamana Van Dam dan Truytman, mengebom istana Sultan Hasanuddin. Portugis dan orang-orang Makassar membalas serangan, namun serangan mendadak ini tidak lain hanyalah sebuah manuver pengalihan karena kekuatan utama pasukan Belanda tetap berada di belakang. Untuk membantu Sultan Hasanuddin, para pembela benteng Panakkukang kemudian meninggalkan sebagian posisi mereka. Saat itulah pasukan Belanda memilih mendarat dan merebut benteng tersebut.
Kemungkinan sang pelukis menjadi saksi mata pada peristiwa itu, Fred Woldemar, yang bekerja untuk Kompeni, menghadirkan sebuah lukisan hidup tentang kejadian 12 Juni 1660 tersebut. Sebuah keterangan rinci memungkinkan kita mengenali para tokoh yang terlibat dan memahami kronologi peristiwanya.
Peristiwa yang sangat terkenal dalam perang rempah ini menandai pengusiran definitif Portugis dari wilayah tersebut, namun bukanlah akhir dari Kerajaan Makassar. Selama hampir satu dekade, Sultan Hasanuddin terus melanjutkan perjuangan melawan Belanda hingga konfrontasi terakhir pada tahun 1669 yang berujung pada kejatuhannya. Sejak saat itu, Vereenigde Oost-Indische Compagnie memerintah tanpa tandingan di Kepulauan Sulawesi.


30/07/2025

Menelusuri jejak kepemimpinan seorang perempuan di wilayah Bulukumba.

Siapakah Becce’ Tanete Karaeng Bulukumba ?

Latar dan Konteks Histori Singkat
1. Identitas dan Status Sosial :

Becce’ adalah nama perempuan yang lazim digunakan dalam lingkungan bangsawan Bugis-Makassar, sementara “Tanete" kemungkinan besar menunjukkan asal-usul atau afiliasi wilayahnya, meskipun ada beberapa nama wilayah Tanete namun tempat tersebut merujuk ke Tanete Bulukumba. Adapun gelar Karaeng Bulukumba menandakan bahwa ia adalah penguasa perempuan atau bangsawan utama di wilayah Bulukumba, pada masa ketika daerah tersebut masih merupakan kerajaan atau wilayah otonom dalam lingkup politik Sulawesi Selatan.

2. Jalur Perkawinan dan Aliansi Politik :

Dalam Lontara Sakke’ Attoriolong Bone, disebutkan bahwa :
"La Mappesangka Inilah yang memperistri perempuan yang bernama Becce’ Tanete Karaeng Bulukumba / Namun tidak diketahui siapa keturunannya..."

Perempuan ini dinikahi oleh La Mappesangka Daeng Makkuling, seorang bangsawan dari Bone, anak dari La Masellomo, seorang ponggawa atau pejabat tinggi Bone. Pernikahan ini kemungkinan besar merupakan bagian dari aliansi politik antara Bone dan Bulukumba, yang lazim terjadi di kalangan bangsawan untuk memperkuat pengaruh lintas wilayah.

3. Peran dan Kekuasaan :

Walaupun teksnya tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa Becce’ memerintah sebagai ratu atau arung, namun gelar “Karaeng Bulukumba” tidak akan disandang kecuali oleh pemegang otoritas lokal, baik sebagai penguasa langsung, pewaris tahta, maupun perwakilan dinasti. Apalagi, tidak disertai nama suaminya sebagai “Karaeng”, yang makin menekankan posisi istimewa sang perempuan.

4. Kekosongan Data Keturunan :

Disebutkan bahwa keturunannya tidak diketahui, yang bisa berarti :
• Ia tidak memiliki anak dari pernikahan tersebut,
• Atau, keturunannya tidak diakui dalam jalur pewarisan utama Bone,
• Atau memang informasi tersebut tidak disimpan dalam naskah yang ditulis sebab bukan menjadi kepentingan Kerajaan Bone.

5. Makna Historis :

Becce’ Tanete Karaeng Bulukumba menjadi bukti sejarah adanya kepemimpinan perempuan di wilayah Bulukumba, yang sering luput dari perhatian dalam historiografi arus utama. Ia juga mencerminkan kekuatan perempuan bangsawan dalam perjodohan diplomatik, serta kemungkinan besar peran aktifnya dalam struktur kekuasaan lokal di Sulawesi Selatan terkhusus Bulukumba.
Walaupun singkat dan samar, namanya mengendap dalam naskah kuno. Ia hadir sebagai bukti bahwa perempuan pernah berdiri di puncak kekuasaan, menjaga tanah, nama, dan kehormatan leluhurnya.

Konon katanya berharga 3 M...padahal kalau beli online lebih irit dikit 😀
05/07/2025

Konon katanya berharga 3 M...padahal kalau beli online lebih irit dikit 😀

05/06/2025

Misteri Patung Moai, Siapa yang Membangunnya dan Mengapa ?

04/06/2025

Masjid 99 Kubah Makassar Sulawesi Selatan

Belanda memberinya julukan "De Haantjes van Het Oosten" yang berarti Ayam Jantan dari Timur, karena keberaniannya yang m...
29/05/2025

Belanda memberinya julukan "De Haantjes van Het Oosten" yang berarti Ayam Jantan dari Timur, karena keberaniannya yang menyala-nyala, menyerbu tanpa takut, bertahan tanpa menyerah. Setiap serangan Gowa adalah teriakan dari Timur yang mengoyak arogansi kekuasaan asing.

Namun dunia tidak selalu berpihak pada yang benar. Pada tahun 1667, melalui tipu daya dan pengkhianatan, Belanda berhasil memaksa Gowa menandatangani Perjanjian Bongaya yang menyakitkan. Wilayah terlepas, hak dipangkas, dan benteng-benteng ditumbangkan. Tapi tidak satu pun pasal perjanjian itu mampu meruntuhkan semangat Sultan Hasanuddin.

Ia turun takhta dengan kepala tegak, memilih menjadi rakyat biasa ketimbang menjadi raja boneka. Tubuhnya boleh dikalahkan, tetapi namanya tidak pernah ditaklukkan.

04/05/2025

Wajah Sultan Hasanuddin Jika Dilukis Ulang oleh AI Modern Dalam Wujud Manusia.

Jalan poros Makassar - Maros - Watampone Sulawesi Selatan.Sumber : NMVWFoto Tahun 1948
17/02/2025

Jalan poros Makassar - Maros - Watampone Sulawesi Selatan.

Sumber : NMVW
Foto Tahun 1948

12/02/2025

Keindahan Kota Istanbul.

Address

Makassar

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when History and Culture posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to History and Culture:

Share