
23/06/2024
Klub Rahasia Istriku
899 kata
“Mas, aku keluar dulu ya. Makanan sudah siap di atas meja, snack ada di stoples warna merah.”
Amanda berpamitan pada suaminya lalu mencium tangannya. Sementara Bima mendesah. Hendak ke mana lagi Amanda? Ada urusan apa?
Nyaris tiap akhir minggu Amanda meminta izin untuk keluar. Namun Bima hanya bisa mengiyakan karena kasihan, mungkin Amanda jenuh karena setiap hari nyaris melakukan hal yang sama. Profesinya sebagai ibu rumah tangga membuatnya hanya berkutat di urusan dapur dan membereskan urusan rumah yang lain.
Memang Amanda dan Bima belum dikaruniai anak sehingga mereka tidak perlu menitipkan baby ke tempat neneknya, saat sang ibu keluar rumah. Akan tetapi hal ini bukan menjadi alasan. Di satu sisi, Bima tak tega melihat raut wajah Amanda saat mengepel rumah. Namun di sisi lain dia ingin ditemani bersantai di hari Sabtu, mumpung libur kerja.
Bima rebahan di sofa ruang tamu lalu berdiri lagi karena ada sesuatu yang mengganjal pahanya. Benda apa itu? Diambilnya sebuah karton tebal berbentuk persegi panjang yang bertuliskan ‘Rudy’. Hah, siapa Rudy?
Darah Bima bergejolak, wajahnya memerah. Apa pesona Rudy begitu besar sehingga mampu membuat istrinya keluar rumah seminggu sekali? Bodoh sekali kalau Amanda punya pria lain. Apa karena Bima belum mampu menghamilinya?
Akan tetapi Bima membatalkan niat untuk marah-marah via telepon. Akal sehatnya mencegah tindakan yang lebih bodoh tersebut. Lebih baik dia diam-diam menyelidiki apakah benar Amanda punya pujaan hati yang lain.
Bima segera masuk kamar lalu membuka lemari baju Amanda. Dibongkarnya laci-laci dalam lemari dan meja rias. Tidak ada yang mencurigakan, isinya hanya baju, aksesoris, dan kosmetik. Tapi tunggu! Di laci terakhir yang ia buka ada kertas bertuliskan “klub rahasia”.
Bagai tak bertulang, begitulah keadaan Bima. Jadi benar kalau Amanda punya rahasia sampai punya klub dengan teman-teman yang senasib? Mengapa dia tega menyembunyikannya?
Bima hanya terduduk lemas sambil berpikir. Kurang apa lagi yang ia berikan untuk Amanda? Sebuah rumah walau hanya tipe 36 sudah ia hadiahkan sebagai kado wedding anniversary tahun lalu. Cicilannya pun lunas dan properti itu diatasnamakan istrinya. Amanda juga bebas bepergian memakai sepeda motor matic meski bukan keluaran terbaru.
Sebagai seorang lelaki harus mampu menjaga emosi dan harga diri. Begitulah yang diajarkan oleh ayah Bima. Ia tidak boleh kalah oleh keadaan. Kalau perlu ia mencari Rudy sampai ke ujung dunia, lalu menghadiahinya dengan pukulan.
Sayang sekali Bima tidak tahu alamat kawan-kawan Amanda karena ia tidak pernah mengantarkan istrinya ke sana. Namun Bima tak kurang akal. Dibukanya HP lalu membuka aplikasi media sosial.
Bima mencoba memasukkan email Amanda lalu memasukkan password. Ternyata gagal! Lalu ia ingat, mungkin password-nya adalah tanggal pernikahan mereka. Berhasil!
Akun media sosial Amanda sudah dibuka. Dilihatnya status-status sang istri. Tidak ada yang aneh. Akun lain yang berkomentar pun masih dalam tahap normal. Kemudian dibukanya grup-grup yang diikuti oleh Amanda. Ada grup alumni sekolah, grup memasak, dan hei, grup apa ini?
Ada salah satu grup yang namanya ‘Klub Rahasia Rudy’. Ini dia! Siapa sih Rudy sampai Amanda main rahasia? Sialan!
Bima membuka grup dengan bersemangat. Namun di sana hanya ada satu postingan. Alamat klub!
Tanpa pikir panjang Bima segera memasukkan HP ke saku celana lalu mengeluarkan mobil dari garasi. Ia harus menyusul Amanda, sebelum semuanya terlambat. Apa-apaan, rahasia kok ditelan sendiri?
Di dalam grup tertera bahwa alamat Klub Rahasia Rudy tidak jauh dari rumah Bima, hanya sekitar 10 menit jika ditempuh dengan sepeda motor. Bima memarkir mobil di depan minimarket. Ia tidak ingin penyelidikannya terbongkar dengan cepat jika turun langsung di depan rumah yang menjadi markas Klub Rahasia Rudy.
Bima berjalan menuju rumah yang dijadikan alamat Klub Rahasia Rudy. Tak bisa dipungkiri ia penasaran tapi sekaligus deg-degan. Mampukah ia menerima kabar paling buruk?
Sesampainya di depan rumah yang dituju, Bima langsung membuka pintu. Buat apa mengetuk? Jika Amanda sudah main rahasia berarti dia tidak usah menunjukkan sopan-santun lagi!
Akan tetapi di dalam rumah tidak seperti yang dibayangkan Bima. Setelah ia melewati ruang tamu, di ruang tengah ada beberapa wanita yang memakai celemek. Mereka mengelilingi seorang laki-laki. Itu kan Chef Rudy! Koki terkenal yang punya program TV dan masakannya selalu enak.
“Mas Bima! Ngapain nyusul ke sini? Kok tahu alamatnya?” Amanda bertanya sambil berkacak pinggang. Untung dia membatalkan niatnya untuk memukul Bima dengan sutil kayu. Habisnya Bima datang diam-diam dan dia juga belum selesai memasak.
“Maaf, Dik! Aku curiga karena ada kertas bertuliskan Rudy yang kutemukan di sofa,” jawab Bima. Teman-teman Amanda mulai berbisik-bisik. Sementara Amanda membuka celemek dan izin pulang duluan.
Amanda menggeret Bima untuk keluar dari markas Klub Rahasia. “Mas Bima! Aku tidak pernah berbuat macam-macam. Karena pernikahan adalah perjanjian di depan Tuhan! Kamu tahu? Aku ikut klub rahasia biar pintar masak. Gurunya Chef Rudy lho, dijamin nanti hasilnya enak. Aku selalu tekun belajar karena capek selalu kau bandingkan dengan ibumu.”
Bima ingat, dia pernah beberapa kali mengomentari masakan Amanda. Rasanya memang enak tapi tidak seperti masakan ibunya. Akhirnya Bima sok mengomentari, yang kurang pedas lah, kurang asin lah. Amanda hanya diam, tetapi dalam hati menangis. Sejak saat itu dia bertekad untuk belajar masak dan mencari guru terbaik.
“Maaf, Dik! Aku berjanji tidak akan usil berkomentar. Lagipula tadi pagi ada kuliah subuh dan Pak ustaz mengingatkan untuk tidak menghina makanan. Tolong jangan simpan rahasia lagi di belakangku ya!”
Amanda ingin segera memaafkan Bima. Akan tetapi dia meminta ganti rugi. Sepertinya minggu depan Bima harus gantian memasak agar tahu rasanya berjibaku dan panas-panasan di dapur. Lalu minggu depannya lagi dia harus mau diajak traveling ke Singapura dan Malaysia. Amanda
sudah tahu di mana letak kartu kredit rahasia milik Bima.