Penerbit Globalindo

Penerbit Globalindo Kami menawarkan kenikmatan membaca melalui terbitan-terbitan bermutu dan populer. Visi kami menawark

Terima kasih ulasan dan masukan dari pembaca yang budiman. Meskipun demikian, penulis mencatat tiga kelebihan di buku. P...
22/07/2022

Terima kasih ulasan dan masukan dari pembaca yang budiman.

Meskipun demikian, penulis mencatat tiga kelebihan di buku. Pertama, Soe Tjen mengajukan contoh-contoh yang lekat di keseharian pembaca. Misalnya, tokoh politik Ahok, Anies Baswedan, dan Jokowi serta peristiwa pandemi Covid-19.

Kedua, Soe Tjen menyajikan ringkasan dan latihan di beberapa bab. Pembaca dapat menguji pengetahuan yang baru dipelajarinya.

Ketiga, menyajikan kritik atas logika dan menawarkan alternatif solusi. Memang, tak semua problem filsafat menemu solusi yang terang. Contoh, ambiguitas. Itu problem di ranah lingustik. (Hlm. 74) Problem tak bersolusi. Padahal, secara lingustik, gabungan kata ambigu dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan keterhubungan. Contoh, ibu bapak-kami berarti ibu dari bapak kami, sedangkan ibu-bapak kami berarti ibu dan bapak kami.

Tahun-tahun terakhir ini, pembaca dibombardir berita—termasuk yang dangkal dan yang bohong, provokasi, hingga caci maki. Tanpa bekal cukup, kesehatan intelektual, mental, dan spiritual pembaca mudah ambruk.

Di tengah PPKM Darurat, membaca Logika mungkin lebih bermanfaat daripada menonton sinetron. Sebab, ia dapat memicu pembaca mendalami kenyataan melalui jalan filsafat. Terkhusus filsafat logika. Kira-kira begitu•fgs

https://www.takanta.id/2021/09/resensi-logika-bukan-hanya-untuk-orang-pintar.html

Membaca Logika dengan Logika Oleh: Febrie G. Setiaputra* Data Buku Judul: Logika: Bukan Hanya untuk Orang Pintar Pengarang: Soe Tjen Marching Penerbit: Manado, Globalindo Publisher Cetakan: I, Maret 2021 Ukuran: 13 × 19 cm Tebal: iii + 238 hlm. ISBN: 978-623-96116-0-6   Logika banyak orang yang pe...

  ..Richard Dawkins berkata dalam bukunya, Outgrowing God, jika seseorang bertanya, "Apakah kamu percaya Tuhan?", dia me...
28/12/2021

..
Richard Dawkins berkata dalam bukunya, Outgrowing God, jika seseorang bertanya, "Apakah kamu percaya Tuhan?", dia menjawab

Tuhan yang mana? Ada banyak sekali Tuhan!

Leluhur pemburu-pengumpul Homo Sapiens percaya bahwa tubuh manusia memiliki roh atau jiwa. Ketika tubuh biologis sudah mati, maka roh akan terus hidup untuk menjalankan kehidupan setelah kematian. Gagasan ketuhanan pertama muncul.

Lahirnya gagasan Tuhan bersamaan dengan perjalanan evolusi kognitif manusia itu sendiri. Perubahan kontras terjadi ketika manusia memasuki peradaban agrikultural. Animisme mulai ditinggalkan. Manusia tidak lagi berdoa supaya berhasil menangkap hewan buruan. Manusia mulai berdoa agar mereka terhindar dari gagal panen.

Percaya pada banyak Tuhan atau Dewa merupakan peristiwa lanjutan perkembangan gagasan mengenai Tuhan. Melekatkan sifat manusiawi pada yang Ilahi tampak lebih masuk akal jika disematkan pada Tuhan yang berbeda-beda. Inilah politeisme.

Kehadiran Monoteisme nyatanya mengalami proses maju-mundur. Manusia masih belum bisa memahami dan menerima gagasan baru yang penuh dengan kontradiksi. Bagaimana bisa Tuhan memiliki semua sifat baik dan buruk manusia sekaligus?

Adanya lompatan psikologis kognitif manusia yang cukup besar terhadap peristiwa peralihan mempercayai banyak Tuhan menjadi hanya satu Tuhan tunggal. Segala bentuk kegagalan monoteisme terjadi bahkan selama ratusan tahun. Bagaimana pada akhirnya monoteisme bertahan? Dengan memunculkan krisis spiritual yang begitu besar, memaksa orang untuk mengabaikan semua sifat kontradiktif dalam gagasan Tuhan tunggal dan mengesampingkan kecenderungan alami mereka untuk membentuk citra mereka sendiri akan Tuhan. Menjadi kunci arahan terbentuknya agama-agama modern hingga saat ini.

Gagasan monoteisme nyatanya tidak lebih baik daripada gagasan-gagasan terdahulu. Akhirnya, gagasan ketuhanan ini lebih bersifat politis alih-alih teologis. Lebih banyak bentuk kekerasan dan penyiksaan yang dilegitimasi atas nama Tuhan. Fenomena itu, masih bisa kita rasakan hingga saat ini.

Jadi, Tuhan mana yang ingin engkau percaya?

Buku: Tuhan - Sebuah Sejarah Manusia
Penulis: Reza Aslan

Judul: Kump**an Cerita Pendek Virginia WoolfPenulis: Virginia WoolfPenerbit: Globalindo, September 2021Tebal: 118 HlmISB...
28/12/2021

Judul: Kump**an Cerita Pendek Virginia Woolf
Penulis: Virginia Woolf
Penerbit: Globalindo, September 2021
Tebal: 118 Hlm
ISBN: 978

Sinopsis:
Sebagai salah satu pelopor sastra modern, Virginia Woolf memperkenalkan cara bertutur yang tidak biasa berupa narasi aliran kesadaran atau stream of consciousness serta nilai-nilai ideal feminisme. Kritikus sastra Inggris dari Oregon State University Liz Delf memaparkan bahwa aliran kesadaran lebih dari sekedar monolog dalam diri atau pemaparan subjek orang pertama seperti dalam prosa-prosa pada umumnya. Teknik narasi ini meniru cara kerja otak yang tidak runut dan dianggap sebagai potret sebuah kesadaran.

Buku Kump**an cerita pendek Virginia Woolf ini adalah sebuah upaya untuk memperkaya khasanah kesusastraan di Indonesia. Semangat inovasi Virginia Woolf dalam menulis sastra merupakan babak penting dalam sejarah sastra dunia yang patut dipelajari. Begitu juga semangat pembelaan terhadap hak-hak perempuan yang masih relevan untuk menginspirasi gerakan feminisme hingga saat ini.

Info dan Pemesanan: 087737659098

Promo spesial ramadhan untuk reseller. Hub wa 087737659098
25/04/2021

Promo spesial ramadhan untuk reseller. Hub wa 087737659098

Penerbit Globalindo mengucapkan selamat ulang tahun pada  . Penulis yang produktif ini dengan berani menantang dogma dan...
23/04/2021

Penerbit Globalindo mengucapkan selamat ulang tahun pada . Penulis yang produktif ini dengan berani menantang dogma dan mengajak pembaca berpikir kritis melalui karya-karyanya. Globalindo bangga menerbitkan buku "Logika" yang memperkenalkan cara menalar dengan kritis dan "Seks, Tuhan & Negara" yang menguliti isu-isu yang selama ini dianggap tabu. Dirgahayu untuk penulis yang ulang tahunnya bertepatan dengan peringatan Hari Buku Sedunia.

Reposted from  Ada banyak liku-liku dan tentu saja tidak ada kecenderungan teratur yang tidak tertahankan untuk menuju k...
14/04/2021

Reposted from Ada banyak liku-liku dan tentu saja tidak ada kecenderungan teratur yang tidak tertahankan untuk menuju keseimbangan "alami". Di Prancis dan di tempat lain, sejarah ketimpangan selalu kacau dan politis, dipengaruhi oleh perubahan sosial yang mengguncang dan didorong tidak hanya oleh faktor ekonomi tetapi juga oleh fenomena sosial, politik, militer, dan budaya yang tidak terhitung jumlahnya. Ketimpangan sosial ekonomi—disparitas pendapatan dan kekayaan antar kelompok sosial—selalu menjadi penyebab dan efek dari perkembangan lain di bidang lain. Semua dimensi analisis ini saling terkait erat. Karenanya salah satu cara untuk menafsirkan sejarah suatu negara secara lebih umum adalah dengan melihat sejarah distribusi kekayaan.

Selengkapnya: Thomas Piketty, Kapital pada Abad ke-21, Globalindo, 2021

Judul : Matinya Demokrasi dan Kuasa Teknologi: Bagaimana Internet Menghancurkan Demokrasi Penulis : Jamie Bartlett Pener...
14/04/2021

Judul :
Matinya Demokrasi dan Kuasa Teknologi: Bagaimana Internet Menghancurkan Demokrasi

Penulis :
Jamie Bartlett

Penerbit :
Globalindo

Tebal :
280 Halaman

Harga :
75.000

Promo:
pre-order khusus reseller (minimal 5) diskon 40% : 45.000
Waktu pre-order: 14 April -21 April 2021

Sinopsis :

Teknologi internet dan digital telah mengubah hidup secara drastis. Apakah teknologi akan niscaya menghancurkan demokrasi atau justru politik menancapkan otoritasnya pada dunia digital? Apakah kita akan membiarkan segelintir elit di Silicon Valley dan perusahaan teknologi raksasa berkuasa?

Di tengah skandal pencurian data pribadi dan manip**asi pemilu oleh raksasa teknologi, Jamie Bartlett berpendapat sikap kita yang menerima begitu saja perusahaan teknologi raksasa itu secara perlahan meruntuhkan fondasi demokrasi. Kelas menengah terkikis, masyarakat sipil dan otoritas berdaulat melemah, dan warga negara kehilangan kemampuan berpikir kritis, atau bahkan kehendak bebas. Gabungan algoritma, mahadata, dan kecerdasan buatan dengan halus memanip**asi rakyat untuk menyerahkan institusi politik mereka.

Matinya Demokrasi dan Kuasa teknologi merupakan bacaan hidup tentang betapa rentannya sistem politik kita dari ancaman revolusi digital. Bartlett menjelaskan bahwa kita bisa menyelamatkan demokrasi sebelum teknologi menghancurkannya terlalu jauh. Kita perlu menjadi warga negara yang aktif, menjunjung budaya demokratis bersama, melindungi pemilu yang bebas, menggalakan kesetaraan, menjaga kemerdekaan yang beradab, dan mempercayai otoritas berdaulat. Buku ini menunjukan bahwa teknologi akan melumat demokrasi jika tidak ada perubahan.

Reposted from  Saya mengharap buku ini juga dibaca oleh para remaja & mahasiswa, yang rentan dipengaruhi paham radikal.
02/04/2021

Reposted from Saya mengharap buku ini juga dibaca oleh para remaja & mahasiswa, yang rentan dipengaruhi paham radikal.

Asal Mula Gagasan Pengorbanan IlahiahSelamat merayakan Jumat Agung. Hari ini, umat kristiani merayakan pengorbanan Yesus...
02/04/2021

Asal Mula Gagasan Pengorbanan Ilahiah

Selamat merayakan Jumat Agung. Hari ini, umat kristiani merayakan pengorbanan Yesus Kristus yang ilahiah untuk manusia. Ini adalah sebuah konsep penting kekristenan yang dirayakan dalam ekaristi suci di setiap misa. Konsep pengorbanan yang ilahi sangatlah tua dan lahir jauh mendahului kekristenan. Buku "Tuhan: Sebuah sejarah manusia" menjelaskan kemunculan konsep itu sebagai berikut:

"Jika berburu memberi kita penguasaan atas ruang, bertani memaksa kita untuk menguasai waktu, untuk menyelaraskan pergerakan bintang dan matahari dengan siklus pertanian. ........
Proses mengubah bumi untuk keuntungan kita membawa sekump**an nilai dan norma perilaku yang benar-benar baru, serta kump**an mitos baru untuk membantu kita memahami perubahan dunia yang kita tinggali. Sekitar waktu inilah konsep "dewa yang berkorban" pertama kali muncul — dewa yang mati dan dipotong-potong dan dari tubuhnyalah ciptaan bersemi. Pikirkan Phan Ku, dewa pencipta Cina, yang tengkoraknya menjadi kubah langit, yang darahnya menjadi sungai dan laut, dan tulangnya menjadi gunung dan batu; atau dewa Osiris, yang mengajari orang Mesir kuno cara mengolah bumi sebelum dibunuh dan dipotong-potong oleh saudaranya yang jahat, Seth, yang menyebarkan potongan-potongan tubuhnya di sepanjang lembah Nil yang subur.
Mitologi semacam itu tidak hanya lebih cocok dengan kelahiran, kematian, dan kelahiran kembali tanaman kita, tetapi juga memupuk hubungan yang lebih intim dengan yang ilahi. Lagip**a, jika tanaman yang kita tanam di bumi diyakini berasal dari tubuh dewa yang dipotong-potong, maka ketika kita memakannya, sebenarnya kita sedang memakan tubuh dewa — sebuah konsep yang akan memiliki umur panjang bagi praktik keagamaan di Timur Dekat Kuno, termasuk ritual Ekaristi Kristen."

gambar 1 : Gambar penyaliban awal-awal dalam the Syriac Rabbula Gospels, 586 SM

Gambar 2 : Para dewa mesir Osiris, Anubis, dan Horus. Lukisan dinding di makam Horemheb (KV57).

Gambar 3: Osiris-Nepra, dengan gandum tumbuh dari tubuhnya, relief di Philae. Gandum yang tumbuh menyiratkan kebangkitan.

Gambar 4: Phan Ku yang tengkoraknya menjadi langit.

Pertama, kajian Thomas Piketty (buku karanganya Capital in the Twenty-First Century)yang mengunakan proksi yang lebih de...
01/04/2021

Pertama, kajian Thomas Piketty (buku karanganya Capital in the Twenty-First Century)yang mengunakan proksi yang lebih dekat dengan pendapatan menunjukkan pola perkembangan ketimpangan Indonesia serupa dengan pola negara-negara maju yang mengalami pemburukan ketimpangan, termasuk Amerika Serikat yang paling buruk itu. ketimpangan di Indonesia lebih buruk dari China dan India.

Kedua, struktur kepemilikan simpanan di bank. Ternyata simpanan senilai 100 juta atau kurang sangat dominan, mencapai 97,78 persen rekening. Jumlah rekening dengan nominal Rp 100 juta sampai Rp 300 juta atau kurang hanya 1,01 persen. Selebihnya hanya “nol koma” dan yang di atas Rp 5 miliar hanya 0,04 persen.

https://faisalbasri.com/2015/08/18/masalah-ketimpangan-memang-sudah-parah/

Pada hari proklamasi kemerdekan ke-70, saya menulis di blog ini dengan judul “Kemiskinan dan Ketimpangan Setelah 70 Tahun Merdeka” ( Indeks Gini atau Koefisien Gini meningkat terus sete…

Ekonom senior Faisal Basri pernah mengulas buku Kapital pda Abada ke-21. Berikut ulasan tentang buku yang sudah diterjem...
30/03/2021

Ekonom senior Faisal Basri pernah mengulas buku Kapital pda Abada ke-21. Berikut ulasan tentang buku yang sudah diterjemahkan Penerbit Globalindo:

1. Buku yg sangat disarankan untuk dibaca: Thomas Peketty, “Capital in the Twenty-First Century.” pic.twitter.com/qC8LTd8c5l

2. Buku ini mengupas sejarah inequality di dunia berdasarkan riset mendalam dgn gunakan data yg blm pernah dipakai dlm penelitian sebelumnya.

3. Dijelaskan dengan gamblang penyebab inequality dan solusinya untuk mewujudkan dunia yg lebih egaliter.

Walau tak ada dlm index, Indonesia muncul di salah satu figure. Ketimpangan kita lbh buruk dr China & India.

https://faisalbasri.com/2014/06/01/twit-buku-piketty-capital-in-twenty-first-century/

“Buku yg sangat disarankan untuk dibaca: Thomas Peketty, "Capital in the Twenty-First Century."”

Buat yang ingin tahu lebih dalam buku Logika : Bukan Hanya untuk Orang Pintar , bisa simak diskusi yang sudah digelar. T...
11/03/2021

Buat yang ingin tahu lebih dalam buku Logika : Bukan Hanya untuk Orang Pintar , bisa simak diskusi yang sudah digelar. Terima kasih pada Logos ID yg membantu menyebarkan semangat dari buku logika.
https://www.youtube.com/watch?v=_W2PJj_alRs

11/03/2021

Hari ini, 11 maret, peringatan atau ?

Berikut alasan kenapa penulis meluncurkan "Logika : Bukan Hanya untuk Orang Pintar" pada Maret :

" Saya menerbitkan buku ini pada bulan Maret karena 11 Maret adalah Hari Hoaks Nasional tapi masih dikenal sebagai hari Supersemar. Memang, masih banyak hoaks beredar di Indonesia tapi dikenal sebagai sejarah. Saya berharap dengan buku ini masyarakat bisa mengenali mana yang hoaks mana yang bukan. Buku ini saya tulis sesederhana mungkin hingga bisa dibaca oleh siswa SMP, SMA, mahasiswa, maupun peneliti.. Buku ini bisa jadi pegangan bagi mereka yang ingin menulis esai atau tesis dengan argumen yang jauh lebih baik. "
Up date: PO akan tutup pada 15 Maret

Judul : Logika, Bukan Hanya untuk Orang Pintar
Penulis : Soe Tjen Marching
Penerbit : Globalindo, 2021
Tebal : 238 hlm
Harga : 75.000
Diskon 30% Pre order : 52.500
Hubungi WA : 087737659098
Sinopsis :
Buku ini bukan hanya untuk orang pintar. Siapa saja yang berminat belajar dan ingin lebih tahu tentang logika, diharapkan bisa dan tertarik membacanya. Karena dipastikan hampir semua orang pernah berpikir atau paling tidak bertanya-tanya: “Bagaimana memecahkan suatu masalah dengan tepat?” – bahkan untuk hal yang dianggap sepele.

Berpikir menggunakan logika yang baik, biasanya melibatkan pencarian dan pengamatan yang teliti. Namun, karena ini juga, berpikir menggunakan logika seringkali dianggap sesuatu yang sukar dan menakutkan bahkan sebuah kesombongan: Seolah “logika” itu sudah menjadi hantu. Dan memang, layaknya hantu, orang-orang ketakutan pada fantasinya sendiri, tanpa mengetahui sebenarnya apakah yang ditakutkan itu benar-benar ada. Dalam hal ini, logika juga menjadi mitos tersendiri.
Karena logika itu sendiri adalah sebuah cara berpikir, maka akan ada hal yang bisa dipertanyakan atau disanggah. Jadi, jawaban yang diberikan juga bukanlah jawaban yang harus ditaati seperti kitab suci, melainkan bisa didebat dan dipertanyakan kembali.Sebab itu p**a, sebenarnya logika memang bisa menjadi momok bagi mereka yang ingin mempertahankan dogma. Tapi bagi kita yang ingin mencari dan menemukan segala sesuatu tentang alam sekitar, masyarakat serta kehidupan sosial kita, logika adalah sahabat yang bisa menemani kita. Kalaupun masih ada ketakutan dan bayangan-bayangan seram akan logika, semoga saja buku ini paling tidak bisa mengubahnya menjadi “hantu” yang lebih ramah.

Reposted from  "Manusia adalah hewan yang melakukan tawar menawar. Tidak ada hewan lain yang melakukan ini - tidak ada a...
09/03/2021

Reposted from "Manusia adalah hewan yang melakukan tawar menawar. Tidak ada hewan lain yang melakukan ini - tidak ada anjing bertukar tulang dengan anjing lain."

MAGNUM OPUS Adam Smith, The Wealth of Nations (1776), panjangnya hampir seribu halaman. Banyak pembaca modern menemukannya hampir tidak bisa ditembus: bahasanya berbunga-bunga, terminologinya mungkin ketinggalan zaman, dan banyak contoh yang diambil dari abad ke-18 seringkali membingungkan alih-alih mencerahkan kita hari ini. Namun, The Wealth of Nations adalah salah satu buku paling penting di dunia. Ini adalah karya untuk ekonomi yang setara dengan apa yang dilakukan Newton untuk fisika, dan yang dilakukan Darwin untuk biologi.
Smith menguraikan konsep produk domestik bruto sebagai ukuran kekayaan nasional; dia mengidentifikasi keuntungan produktivitas besar yang dimungkinkan oleh spesialisasi; dia menyadari bahwa kedua belah pihak mendapat manfaat dari perdagangan, bukan hanya penjual; dia menyadari bahwa pasar adalah mekanisme otomatis yang mengalokasikan sumber daya dengan efisiensi besar; dia memahami kolaborasi yang luas dan subur antara produsen yang berbeda yang dimungkinkan oleh mekanisme ini. Semua gagasan ini tetap menjadi bagian dari struktur dasar ilmu ekonomi, lebih dari dua abad kemudian. Dan semua gagasan ini bisa kita temukan bukan hanya dalam keterampilannya untuk membangun argumen yang cermat dan rinci, tetapi juga dalam kemampuannya untuk berkisah dan bermetafora
-
Judul: The Wealth of Nations
Penulis: Adam Smith
Penerbit:
Kondisi buku: ORI, baru, dan segel
Harga Normal: Rp240.000
Harga Diskon: Rp200.000
-









Pada Hari Perempuan Internasional 2021 ini, mari kita sejenak menyadari semakin banyak perempuan-perempuan hebat mengins...
08/03/2021

Pada Hari Perempuan Internasional 2021 ini, mari kita sejenak menyadari semakin banyak perempuan-perempuan hebat menginspirasi dan menggerakan perubahan di dunia.

Aktivis perempuan Malala mengatakan, "Ekstrimis menunjukan apa yang paling mereka takuti, anak perempuan dengan buku."

Di belahan dunia lain, perempuan pemimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi Aung San Suu Kyi menyampaikan pesan inspiratifnya, "Jangan pernah membiarkan ketakutanmu mencegahmu dari berbuat apa yang kamu tahu benar." Perempuan itu tengah membuktikan dari balik tahanan junta militer, bahwa ketakutan ia tetap melakukan apa yang ia tahu benar.

Penerbit Globalindo mengucapkan selamat Hari Perempuan Internasional 2021.

Pre-Order hingga 15 Maret 2021 Judul : Logika, Bukan Hanya untuk Orang PintarPenulis : Soe Tjen MarchingPenerbit : Globa...
07/03/2021

Pre-Order hingga 15 Maret 2021

Judul : Logika, Bukan Hanya untuk Orang Pintar
Penulis : Soe Tjen Marching
Penerbit : Globalindo, 2021
Tebal : 238 hlm
Harga : 75.000
Diskon 30% Pre order : 52.500
Hubungi WA : 087737659098
Sinopsis :
Buku ini bukan hanya untuk orang pintar. Siapa saja yang berminat belajar dan ingin lebih tahu tentang logika, diharapkan bisa dan tertarik membacanya. Karena dipastikan hampir semua orang pernah berpikir atau paling tidak bertanya-tanya: “Bagaimana memecahkan suatu masalah dengan tepat?” – bahkan untuk hal yang dianggap sepele.

Berpikir menggunakan logika yang baik, biasanya melibatkan pencarian dan pengamatan yang teliti. Namun, karena ini juga, berpikir menggunakan logika seringkali dianggap sesuatu yang sukar dan menakutkan bahkan sebuah kesombongan: Seolah “logika” itu sudah menjadi hantu. Dan memang, layaknya hantu, orang-orang ketakutan pada fantasinya sendiri, tanpa mengetahui sebenarnya apakah yang ditakutkan itu benar-benar ada. Dalam hal ini, logika juga menjadi mitos tersendiri.
Karena logika itu sendiri adalah sebuah cara berpikir, maka akan ada hal yang bisa dipertanyakan atau disanggah. Jadi, jawaban yang diberikan juga bukanlah jawaban yang harus ditaati seperti kitab suci, melainkan bisa didebat dan dipertanyakan kembali.Sebab itu p**a, sebenarnya logika memang bisa menjadi momok bagi mereka yang ingin mempertahankan dogma. Tapi bagi kita yang ingin mencari dan menemukan segala sesuatu tentang alam sekitar, masyarakat serta kehidupan sosial kita, logika adalah sahabat yang bisa menemani kita. Kalaupun masih ada ketakutan dan bayangan-bayangan seram akan logika, semoga saja buku ini paling tidak bisa mengubahnya menjadi “hantu” yang lebih ramah.

Address

Manado

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Penerbit Globalindo posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Penerbit Globalindo:

Share

Category