17/09/2025
Saat Tembok Diruntuhkan
"Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus."
Galatia 3:28 PBTB2
Perkataan dari Rasul Paulus ini mengagetkan jemaat Gereja di abad pertama. Pada masa di mana pemisahan begitu jelas–suku, status ekonomi, dan jenis kelamin–Paulus dengan berani menyatakan sesuatu yang revolusioner: dalam Yesus, semua tembok pemisah ini diruntuhkan.
Jemaat mula-mula adalah komunitas yang beragam dan rapuh. Orang Yahudi dan non-Yahudi datang dari berbagai keyakinan dan budaya yang berbeda. Para budak dan orang merdeka punya status legal dan sosial yang berbeda. Pria dan wanita beraktivitas dalam batasan peran sosial yang sangat ketat. Namun, Paulus bukan sedang berbicara tentang perbedaan yang tampak tersebut–dia sedang menyampaikan bahwa hal-hal tersebut tidak lagi menentukan nilai, status, atau identitas seseorang di dalam keluarga Allah.
Kesatuan bukan hanya fitur bonus dari Injil, melainkan adalah pusat dari pesan itu! Yesus membentuk sebuah komunitas baru, di mana setiap orang berdiri dalam derajat yang sama di hadapan Tuhan karena anugerah-Nya, bukan karena silsilah atau hak istimewa seseorang.
Saat ini, Gereja global masih mencerminkan visi ini dalam banyak bentuk dan ekspresi: gereja rumahan, katedral, gereja besar, dan pertemuan kecil di setiap benua. Kita mungkin menyembah dalam gaya dan bahasa yang berbeda, tapi kesatuan kita dalam Kristus mengatasi semua itu.
Ayat ini menantang kita untuk tidak puas dengan keharmonisan yang dangkal, melainkan mengejar kesatuan yang mendalam dan dimampukan oleh Roh Kudus—melintasi batasan ras, batasan sosial-ekonomi, perpecahan politik, dan kesenjangan generasi. Kita tidak menciptakan kesatuan ini sendiri; kita menerimanya di dalam Kristus. Namun, kita dipanggil untuk melindunginya, merayakannya, dan menerapkannya dalam hidup.