151BTV-inokbtv

27/07/2025

malam

27/07/2025

Sayur mentah kubeli di pasar,
Ruteng ramai penuh selasar.
Dapur tua bersinar gemar,
Tempat kenangan jadi mekar.

Resep mama tak pernah luntur,
Kupakai jua meski gugup turut.
Tak sama rasa, tetap kuakui surut,
Namun makna tetap berlabuh lurus.

Asap tipis naik perlahan,
Dari tungku warisan zaman.
Bumbu ditumbuk dengan harapan,
Penuh rindu dalam diam tersimpan.

Tangan gemetar hati berani,
Kenangan hadir tiada henti.
Warisan rasa takkan mati,
Tersimpan dalam jiwa sejati.
Inok Pama

27/07/2025

membakar rasa dalam sanubari.

27/07/2025

Sunyi datang berbalut tenang,
Bagaikan malam tak bersenang,
Tampak damai tak ada perang,
Padahal batin sedang bimbang.

Dalam diam datang godaan,
Menguji hati dan perasaan,
Tak tampak namun penuh ancaman,
Menggoda iman dan keyakinan.

Sunyi bukan hanya ketenteraman,
Terkadang hadirkan kesepian,
Jika tak waspada dalam berjalan,
Terjerat langkah dalam kesalahan.

Lembut hadir tanpa suara,
Menarik jiwa dengan mesra,
Namun di balik damainya rupa,
Bisa menjerat tanpa terasa.

Baik buruknya sunyi tergantung jiwa,
Jika teguh, damai pun terasa,
Namun jika goyah dan terlena,
Sunyi berubah jadi sengsara.
—inok pama

26/07/2025

Telah kupeluk sekuat hati,
rindu dan harap tak pernah mati.
Namun cinta tak bisa kupaksa,
jika hatimu tak lagi di sana.

Langit jadi saksi tiap doa,
kutitip namamu dalam suara.
Meski langkahmu menjauh pasti,
kusambut pilu dengan senyum sunyi.

Bukan karena cinta telah sirna,
tapi karena aku belajar rela.
Bahwa yang indah tak selalu menetap,
dan yang pergi tak mesti hilang sebab.

Biarlah kau temukan bahagiamu,
meski tanpaku di sisimu.
Sebab cinta sejati adalah melepas,
dengan ikhlas, tanpa harus membalas.
—inok pama

06/07/2025

Wahai tuanku, jika penatmu butuh hiburan,
Berjalanlah ke tanah timur yang jarang tersorot lensa kemegahan
Datanglah ke Pulau Flores, tempat keindahan dan
budaya berpadu dalam harmoni yang sederhana.

Di barat, Labuan Bajo menantimu,
Komodo raksasa penjaga purba berjalan
anggun di antara gugusan pulau nan elok.
Ribuan turis datang dan pergi,membawa cerita
dari dunia luar ke pelabuhan kecil yang kini gemerlap.

Lalu bertolaklah ke Ruteng, di jantung
Manggarai Tengah yang sejuk dan berembun.
Di sana, Gunung Ranaka berdiri gagah menyapa
pagi dengan kabut tipis dan suara burung hutan.
Naiklah lebih tinggi, temukan Wae Rebo,desa di awan yang
masih menjaga adat dan arsitektur nenek moyang,
Tempat orang-orang berbicara dengan hati,
bukan hanya dengan kata.

Dan jika tuanku masih berkenan,
mampirlah ke Manggarai Timur yang ramah dan permai.
Di balik hijaunya perbukitan dan senyuman warga yang tulus,
Tersimpan gua-gua suci tempat orang berdoa dalam sunyi,
dan mata air keramat yang diwariskan dari leluhur.

Namun, mohon maaf bila sepanjang perjalanan,
kau temui jalan berlubang seperti danau kecil di tengah aspal,
Sawah tergenang di badan jalan,
atau sungai yang entah kenapa belum dijembatani.
Itulah warisan dari janji-janji politik yang tak semua tuntas ditepati.

Tapi tuanku, keindahan alam dan ketulusan hati rakyat kami akan
menyambutmu lebih hangat dari kata-kata dalam spanduk pesta demokrasi.
Datanglah tuanku, bawa serta rasa ingin tahumu,
dan pulanglah membawa cerita tentang Flores
yang tak hanya indah, tapi juga jujur apa adanya.

06/07/2025

Bukan sempurna yang kutawarkan,
hanya kejujuran dalam kesederhanaan.
Jika itu tak cukup,
maka mungkin bukan aku yang kau cari.

Aku tak pandai bermain kata manis,
tapi aku tahu caranya mencintai dengan tulus.
Aku tak punya dunia yang gemerlap,
tapi aku bisa jadi rumah saat kau lelah pulang.

Jangan tanya soal harta dan rupa,
aku cuma punya hati yang tak pandai berdusta.
Jangan harap dunia dalam genggamanku,
tapi kamu bisa temukan dunia kecil dalam pelukanku.

Jika suatu hari kau merasa aku kurang,
mungkin kamu terlalu terbiasa dikejar kilau.
Karena aku adalah senja
indah hanya bagi mata yang tahu cara menatap perlahan.

Dan bila harus pergi,
pergilah tanpa harus menyakiti.
Sebab aku pun tahu,
tak semua tulus berujung dimiliki.

— Inok Pama

05/07/2025

Inok Pama

01/07/2025