23/04/2025
Everyone punya FOMO, takut ketinggalan, takut nggak in the loop.
Tapi ternyata, tingkat dan arah FOMO itu beda-beda, dan semuanya balik lagi ke kualitas diri.
Kalau otaknya, pengelihatannya, pendengaranya, dan waktu yang dihabiskan kebanyakan diisi hal receh, FOMO-nya juga ke hal yang nggak ada faedahnya.
Pokoknya asal viral, asal rame, asal nggak kudet, langsung join the hype.
Nggak peduli ini manfaat atau enggak, yang penting nggak ketinggalan.
No second thought, no filter, even no shame
Tapi kalau hatinya udah terbiasa sama kebaikan, FOMO-nya juga upgrade.
Takut ketinggalan ilmu, takut nggak kebagian barakah,
takut nggak jadi bagian dari orang-orang yang Allah sayang.
Bukan insecure karena nggak ikut tren,
tapi overthinking kalau sampai ninggalin amal baik.
Gelisah bukan karena nggak update tren,
tapi karena nggak bisa jadi bagian dari orang-orang baik.
Actually, dari arah FOMO-nya seseorang, we can see their true quality.
Kalau dia lebih takut ketinggalan drama dunia daripada ketinggalan shalat,
lebih cemas kehilangan validasi orang daripada kehilangan rasa malu,
lebih mikirin what people say daripada what Allah sees,
well, itu udah cukup buat tahu di mana kualitas dirinya.
So, semoga FOMO kita ada di jalan yang bener.
Bukan yang bikin kita kehilangan harga diri, bukan yang nyeret kita ke hal-hal sia-sia, tapi yang bikin kita makin deket sama Allah.
Karena di akhirat nanti, yang bikin nyesel bukan nggak ikut tren,
tapi nggak ikut jadi bagian dari orang-orang yang Allah cintai.