
11/08/2025
Efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah memberikan dampak bagi hotel, terutama hotel yang mengandalkan kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions). Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB mencatat ada beberapa hotel di NTB harus tutup. “Sementara di Mataram ada yang tutup, di Senggigi juga ada banyak. Cuma kan hotel-hotel kecil (bungalow, losmen,red), ada sekitar puluhan (hotel tutup,red) karena mereka berat di operasionalnya,” ungkap Ketua PHRI NTB, Ni Ketut Wolini, Jumat (8/8).
Lebih lanjut, sekarang ini bisa dikatakan jarang ada yang menginap, apalagi berkegiatan di hotel. Mengingat adanya efisiensi anggaran tersebut, sehingga okupansinya sangat anjlok jika dibandingkan dengan okupansi tahun sebelumnya. Dari kondisi tersebut, pihak hotel juga terpaksa mengurangi tenaga kerja mereka. “Mengurangi tenaga kerja sudah terjadi di banyak hotel, yang kontrak-kontrak itu sudah dikeluarkan dari tahun 2024 kemarin selesai, sekarang tinggal pegawai tetap,” terangnya.
Namun, jika ada event atau kegiatan lainnya, pihak hotel menggunakan daily worker atau pekerja harian untuk dipekerjakan. Pasalnya jika harus merekrut pekerja, hotel sudah tidak bisa. Mengingat kondisi hotel, bisa dikatakan belum baik sejak terjadinya gempa, disusul covid-19, dan sekarang efisiensi anggaran. Di sisi lain, dengan kondisi sekarang, PHRI NTB tidak memungkiri bahwa banyak hotel membutuhkan keringanan pajak yang mungkin saja diberikan oleh pemerintah. “Butuh sekali (keringanan pajak, red), ada pajak daerah, pajak pusat, dan sekarang royalti juga memberatkan. Terus terang kita bingung karena ancaman hukuman, pidana, itu terus membayangi,” tuturnya.
Untuk itu, Wolini menghimbau kepada pemerintah agar memberikan atensi kepada hotel-hotel agar tidak menutup operasional mereka dengan menghadirkan event-event. Baik skala lokal maupun nasional. “Pihak pemerintah harus banyak banyak mendatangkan event-event. FORNAS kemarin cukup membantu teman-teman hotel. Di samping itu juga organisasi-organisasi maupun stakeholder bisa berkegiatan,” pungkasnya.
Insidelombok.id