23/10/2025
💔 “Anak Kecil yang Hampir Berhenti Bermimpi”
Di Rosario, Argentina, lahirlah seorang anak kecil bernama Lionel Andrés Messi. Ia kecil, pendiam, dan tubuhnya lebih mungil dari teman-temannya. Saat anak-anak lain tumbuh tinggi, Messi tetap pendek — tubuhnya berhenti berkembang.
Dokter kemudian berkata sesuatu yang menghancurkan hatinya dan keluarganya:
> “Messi menderita Growth Hormone Deficiency — kekurangan hormon pertumbuhan.”
Obatnya mahal, sangat mahal. Satu suntikan setiap malam. Keluarganya tak sanggup membayar. Ayahnya bekerja keras, ibunya berdoa setiap malam, tapi impian mereka nyaris padam.
Di usianya yang masih 11 tahun, Messi hampir berhenti bermain bola — bukan karena lelah, tapi karena tubuhnya mulai menyerah.
Namun takdir belum selesai menulis ceritanya.
Barcelona mendengar kisah anak kecil ajaib itu. Seorang pelatih menontonnya bermain, dan tak percaya dengan yang dilihat:
> Anak sekecil itu, tapi menguasai bola seolah bola adalah bagian dari dirinya.
Barcelona lalu menawarkan sesuatu yang luar biasa — mereka akan membayar pengobatannya. Messi dan ayahnya pun meninggalkan Argentina menuju Spanyol, meninggalkan rumah, sahabat, dan keluarga yang dicintainya.
Namun di negeri baru itu, Messi kesepian. Ia tak bisa bahasa Spanyol dengan baik, teman-temannya menjauh, dan ia sering menangis diam-diam di malam hari.
> Ia rindu ibunya. Ia rindu rumahnya. Tapi ia tetap bermain… karena hanya di lapangan ia merasa hidup.
Tahun demi tahun berlalu. Anak kecil itu tumbuh menjadi legenda.
Namun di balik semua trofi, gol, dan sorak sorai, tersimpan luka masa kecil yang tak pernah hilang — luka seorang anak yang dulu hampir kehilangan mimpinya karena keadaan.
Kini dunia mengenalnya sebagai Lionel Messi, sang G.O.A.T — The Greatest of All Time.
Tapi di balik semua itu, ia tetap anak kecil dari Rosario…
Yang hanya ingin bermain bola, dan membuat orang tuanya tersenyum.